02- apa mengaku saja?

37 3 0
                                    

Hana dan Arsya sedang berada di cafe dekat sekolah.Mereka memang biasa ke sini setelah pulang sekolah hanya untuk sekedar nongkrong,tapi hari ini berbeda,mereka kesini untuk meluapkan rasa sedih Hana

"udahlah Han,gapapa,liat aku nih, aku juga suka dia kan,tapi aku gapapa tuh"ucap Arsya mencoba menenangkan Hana

"t-tapi sya...aku suka banget sama dia..tapi..hiks.."
Hana tidak mampu meneruskan kalimatnya.

Baiklah tidak apa-apa,Arsya mengerti,ia hanya akan menenangkan Hana hingga ia merasa lebih baik

flashback

"em,jadi Aril,gua..gua Hana"ucap Hana tersenyum lalu mengulurkan tangannya

"iya Hana,btw ada perlu apa?"

"oh soal itu..-"

"Ariiilll!!" seorang wanita cantik yang berlari ke arah Aril

Hana menghentikan bicaranya

wanita itu langsung menggandeng tangan Aril setelah ia sampai di samping Aril

"kamu kemana aja sihhh,aku nyariin tauu,ih sebel dehh"ucapnya dengan cemberut yang di buat buat

flashback end

Ya,Hana belum sempat mengungkapkan perasaan nya pada Aril,tapi dia sudah di buat insecure oleh orang yang mungkin adalah kekasih Aril.

Hana dan Arsya baru tau,kalau ternyata Aril sudah punya pacar,mereka berdua tentu merasa sakit,tapi Arsya memilih untuk menyembunyikan rasa sakit nya

.
.
.
.

Sesampainya di rumah,Arsya berniat langsung pergi ke kamarnya

"sya,makan dulu"ucap mama Arsya dari meja makan

"aku udah makan ma,sama Hana tadi"

"tapi bibi dah susah lo masak buat kamu"

"ita nanti malam aja deh ma,aku cape banget sekarang"

Ayolah mama,tidak bisakah mama lihat bagaimana keadaan Arsya sekarang?ia juga ingin meluapkan kesedihan nya di kamar ma,mama tolong bekerjasama lah

Mama hanya diam,tidak mau lagi memaksa anak satu satunya itu

Sesampainya di kamar,Arsya duduk di kasur nya,sambil bersandar ke kepala ranjang.Tidak perlu menunggu lama,air mata lolos dari kelopak mata Arsya. Astaga Arsya, bagaimana mungkin kau menangis karna seorang lelaki?

Saat sedang asik menangis di kamarnya sendirian, tiba-tiba ia mendengar daun pintu kamarnya bergerak

"ah sial, aku lupa menguncinya"
Arsya dengan cepat mengelap sisa sisa air mata nya

"kenapa ma?"

"kamu kenapa nak?"

"mama kenapa tiba-tiba nanya gitu?karna aku ga mau makan?kan biasanya aku emang suka makan di luar bareng Hana"ucap Arsya pura pura bermain ponsel agar tidak perlu memperlihatkan mata sembabnya

Mama meneteskan air matanya
"nak,yang sabar ya,kalau memang jodoh kamu bukan Hana, gapapa nak,kamu harus berusaha move on,mama doain kamu dapet yang lebih baik dari Hana ya"ucap mama sembari menggosok punggung anak tunggalnya

Dahi Arsya berkerut. Hana?gk berjodoh?move on? apa maksudnya? jangan bilang mama mengira Arsya baru saja di tolak oleh Hana setelah mengungkapkan perasaan nya. Tapi memang itu yang mama pikirkan, memang nya apalagi? menolak makan,katanya sudah sama Hana,wajah murung,lalu menangis hingga terdengar sayup sayup ke luar,semua orang pasti akan memikirkan hal yang sama bukan?

"ma,kayanya mama salah sang-"

Mama langsung memeluk Arsya
"udah nak,jangan ngelak terus,mama tau kamu sedih,tapi kamu harus terima kenyataan ya.."

Arsya sudah lama tidak merasakan pelukan mamanya,tentu karna ia merasa enggan,karna ia adalah lelaki,tapi sekarang,ia memang membutuhkan pelukan mamanya,mungkin ini pelukan terakhir mereka,karna jika mama tau Arsya menyukai laki-laki,mungkin mamanya tidak akan menganggap Arsya lagi

Karena Arsya hanya diam dan bahkan membalas pelukan mamanya,mama menjadi semakin yakin jika yang ia pikirkan itu benar
"mama akan selalu ada buat kamu"

.
.
.
.

Keesokan harinya Arsya bersiap siap berangkat sekolah seperti biasa.

"nak,ni uang jajan kamu mama tambahin ya"
ucap mama sembari memberi uang 50.000 sebanyak 5 helai

"buat apa ma?ini kebanyakan ma,kaya biasa aja kelebihan ma,kok malah mama tambahin?"

"iya gapapa,kamu cari pacar gih,mama pengen liat kamu bahagia"

"tapi mama ga perlu nambah uang jajan aku ma,tabungan aku juga udah banyak,lagian mama udah cape cape kerja,masa aku habisin cuma buat jajanin cewe?apalagi papa,bela belain ke luar negeri buat kita,ga mungkin kan ma,aku hambur hamburin aja kerja keras mama sama papa"

Mama tersenyum. "anak ku baik banget ya Allah,berilah dia jodoh yang pantas untuknya, jangan biarin anakku sedih ya Allah,hamba mohon"

"gapapa nak,terima aja,mama sama papa gapapa kok"ucap mama sembari mengambil tangan Arsya lalu meletak uangnya di tangan Arsya

"yauda deh kalo mama maksa,makasi ya ma,aku berangkat sekolah dulu"

.
.
.
.

Semenjak hari dimana Arsya,Hana dan Aril bertemu di dekat kantin,entah mengapa mereka menjadi lebih sering bertemu di luar kelas

"eh hai Arsya,kamu mau ke kantin?bareng yuk"ajak Aril kepada Arsya

Sebenarnya Arsya sangat ingin pergi bersama Aril,tapi ia tidak ingin baper dan malah semakin sakit hati

"gk,gua gk mau ke kantin,gua mau ke toilet"

"oh yaudah aku juga,yuk!"ajaknya lagi dengan semangat

Entahlah,mungkin laki laki boti memang seperti itu,Arsya tidak tau,atau mungkin...ah tidak,tidak mungkin Aril tertarik kepada Arsya dan berusaha mendekati nya bukan?

"yaudah yuk ke kantin"ucap Arsya pasrah,ia hanya berharap jantung nya tidak terlalu lebay hingga berdetak sangat kencang seperti sebelumnya

Mereka berjalan beriringan menuju kantin,karna letak kelas 11 di lantai dua,dan kantin di lantai satu,jadi perjalanan mereka agak lama

Tidak ada yang spesial, mereka hanya jajan seperti biasa,lalu kembali ke kelas masing-masing lagi

"makasi ya Arsya udah nemenin aku jajan,aku biasanya gk pernah ke kantin, soalnya gk ada yang nemenin aku"ucap Aril sedikit murung

"emangnya kenapa kalo gk di temenin?"

"ya aku takut aja,dulu aku pergi sama temen aku, Maura namanya,tapi sekarang, semenjak dia udah punya temen baru,dia jadi jarang main sama aku,yaudah aku di kelas aja"

"jadi yang kemaren itu namanya Maura?atau bukan?dan..temen?jadi dia bukan pacar Aril?"
Arsya ingin bertanya,tapi ia enggan melakukannya

"oo gitu,yaudah,gua balik ke kelas dulu ya"

"iya Arsya,besok kita jajan lagi yaa"ucap Aril bersemangat dan tersenyum

Astaga astaga astaga, senyuman Aril saat ini sungguh bisa membuat Arsya meleleh seketika,ia salting karena di senyumi oleh Aril. Bolehkah Arsya jungkir balik sekarang?ia tidak tahan, senyuman itu. Ya tuhan, maafkan lah hamba ini

halo gess
ini cerita aku entah yang keberapa, tapi karna aku gk pede jadi suka aku unpublish
soalnya cuma dikit yang baca dan..
aku bikin cerita cuma gabut dan gk niat,
lebih tepatnya aku bikin cerita kalo kuota aku abis,dari pada gabut mending bikin cerita kan?tapi mau gimana ya,ga ada yang baca:')

sama kaya cerita aku sebelumnya,aku pasti bilang,mungkin cerita ini lama atau sebentar bakal aku unpublish lagii
gapapa sia sia pikiran dan tenaga aku buat bikin ginian,lagian juga cuma bahan gabut:/

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang