1. Dominan

602 53 5
                                    

*Arthur POV

Gagal.. entah apa yang salah dariku? Semua tim yang aku bela terus gagal, aku putus asa, haruskah aku berhenti? Lalu apa yang akan aku lakukan jika semuanya berhenti? Tak ada yang bisa diandalkan selain itu. Pada akhirnya mereka membuang ku.. lagi.

Aku mendaftar pada beberapa tim baru yang sekiranya masih melirikku, aku tersenyum ketika tim luar mengabari akan memboyong ku ke negaranya, tanpa banyak berpikir aku setuju, akankah ini awal yang baru??

Tidak, aku masih belum berguna disana. Aku akan bertahan sekiranya sampai aku mendapatkan tim baru lagi, entahlah.. katakan bahwa belum ada yang percaya padaku sejauh ini, mereka hanya merekrut ku, tidak membiarkan ku bermain, sampai mendekati kejuaraan season mpl Indonesia, salah satu tim besar menghubungi ku,

"Apa kau tertarik?" Tanya manager tim, saat mendapat kabar aku terpilih

"Entahlah, apakah mereka akan membiarkan ku bermain?" Rasanya sesak jika hanya duduk di kursi cadangan sampai kejuaraan berakhir

"Tapi tim sudah menyetujui, kau di bayar cukup mahal"

Tanpa persetujuan ku, seperti biasa, aku di buang lagi dan lagi.

Akhirnya aku kembali ke Indonesia, tim baru menyambut ku, manager dan staff disana cukup ramah, aku Tak mendapat cemoohan sama sekali, aku tersenyum, inikah kesempatan ku?

"Arthur, jangan sungkan.. saat sampai di GH kau bisa memilih kamarmu sendiri, atau kau ingin sekamar dengan orang lain, itu tidak masalah, lakukan apa yang membuat mu nyaman" ucap pelatih ku khezcute, kau tau namanya tak seimut tampilannya, ini sangat menghibur.

"Baik coach, terimakasih"

Saat sampai di GH, aku membawa barang ku cukup tertatih, sebelum nya manager menawarkan diri untuk membantu namun aku menolak dengan dalih aku kuat, keringat bercucuran saat semua calon rekan tim baruku menyambut kami di ruang tamu? ruang tv? Atau mungkin ini ruang keluarga? Entahlah.. ruangan ini cukup luas

"Baik anak-anak, perkenalkan ini Arthur.. kalian bisa memanggil nya begitu atau dengan nama sutsujin pun tak masalah, buatlah kalian dekat, bimbing dia karena kalian jauh lebih lama disini"

Semua orang disana tersenyum padaku, ada beberapa player yang sudah aku kenal, seperti Skylar dan dyrenn, sempat bertemu sebagai lawan, tak menyangka kami akan satu tim sekarang

"Oii ganteng kali kau, mau jadi saingan ku kau disini" ucap dyrenn merangkulku tanpa aba-aba, aku terkejut, tentu saja.. perkenalan macam apa ini?

"Masih ada aku lek, jangan merasa satu-satunya pria tampan kau disini!" Skylar menambah bobot di pundak kiriku, kedua orang berisik ini terus bicara

"Mau tidur bersama kami tidak?? Kamar kami paling bagus kau tau?"

TIDAK! kalian hanya akan merusak gendang telingaku, gusar nampak jelas di raut wajahku, belum sempat bicara, salah satu pria tinggi yang lain menarikku

"Sudah, Abang sama aku aja, kamar aku paling bersih kok, hening juga soalnya kalo pagi aku sekolah"

Tanpa basa basi aku setuju, anak ini masih sekolah tapi sudah tinggi sekali, hazle namanya, semoga dia benar benar memegang kalimat nya, aku tidak suka kamar yang bising.

Aku belum berkenalan dengan yang lain, tapi hazle sudah membawaku kekamarnya,

"Yang pendek cukup berisi itu namanya idok, terus yang satunya rinz, roamer sama mid, makanya berdua terus"

Aku tersenyum, anak ini pintar, dia mengerti tanpa aku bertanya.

Malam itu aku langsung istirahat, walau perjalanan tak begitu melelahkan ragaku cukup letih dengan semua pikiran rumit yang ada

Esok paginya aku bangun paling awal, sengaja niatku untuk melihat sekeliling, rumah ini besar tapi tak banyak yang bisa aku lihat, hazle bilang tak semua ruangan bisa kami akses, aku cukup berhati-hati dengan itu

"Udah bangun thurr?" Rinz tiba-tiba keluar dari arah dapur

"Lapar? Mau sesuatu?" Tawarnya

"Dapurnya untuk umum?" Tanyaku, ingin memastikan ruangan mana yang tak boleh di akses sembarangan, masih memikirkan peringatan dari hazle

Rinz tersenyum, mendekat, lalu mengusik tatanan rambutku, "Setiap hari ada yang menyiapkan makanan, bisa masak atau catering, tapi untuk cemilan dan yang lain semuanya untuk umum, siapa aja boleh ambil"

Aku mengangguk mengerti, jadi soal makanan tim ini tidak ada aturan, aku senang bisa berhemat

"Jadi.. mau makan atau apa?" Tanya rinz lagi, tangannya masih di puncak kepalaku

"Ruangan mana yang tak boleh di akses?" Demi Tuhan aku masih memikirkan itu

Rinz menyatukan kedua alisnya, menatap ku bingung,

"Hazle bilang.." apa anak itu sudah mengerjaiku?

"Ah! Iya, ada satu kamar player lama di lantai atas, dia tidak suka diganggu, bahkan CEO kita enggan untuk menganggu nya, tapi dia tidak buruk.. kau tau? Hanya tak suka basa-basi" jelas rinz

"Hanya itu?" Ucapku memastikan, aku tak ingin membuat kesalahan apapun

"Ya.. kurasa"

Aku mengangguk mengerti, ini mudah, tidak banyak drama, hanya butuh saling menghormati, aku pasti mudah beradaptasi kali ini

"Terimakasih rinz"

"Hey! Kau tau namaku? Kita kan belum berkenalan"

"Hazle sudah menjelaskan"

"Bagaimana dengan anak itu? Kau nyaman sekamar dengannya? Jika tidak gunakanlah kamar yang lain"

"Entahlah.. baru satu malam"

Aku belum bisa menilai, tapi sejauh ini dia tak banyak bicara, itu cukup bagiku

Rinz terus menatapku tanpa kedip, bibirnya tersenyum, terlihat sedang gemas akan sesuatu, tapi tak ada orang lain disini, apa yang sedang dia pikirkan

"Kau kenapa?" Aku menyerah dan bertanya

"Menurutmu?" Dia masih tersenyum

"Kau aneh"

"Katakan itu nanti, ini baru awal"

Apanya? Awal apa? Dia tidak menjelaskan tapi malah menarik tanganku kemeja makan, aku tidak lapar dan dia memaksa ku untuk duduk di sebelahnya

"Temani aku sarapan ya"

"Aku tidak lapar" tolak ku, ini masih sangat pagi, aku tidak terbiasa

"Aku tau, aku bilang temani aku"

"Tapi aku tidak lapar" rinz ini bodoh apa bagaimana?!

"Arthur.. duduk saja dan diam di tempatmu" ucapnya penuh penekanan dan sangat dominan, aku kalah, diam dan menunduk, mungkin hanya sebentar

"Baiklah.. tapi bisakah kau lepaskan ini?"

Rinz menoleh melihat tangannya yang menggenggam tanganku di bawah meja, kupikir dia akan meminta maaf, tapi genggaman nya justru lebih dalam

"Kenapa? Kamu mau makan?" Tanya nya

"Tidak!" Tentu! Aku sudah mengatakannya berulangkali!

"Yasudah diam"

Dominan, sangat dominan.


TBC

SUTSUJIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang