*Author POV
Arthur memulai harinya dengan cukup rumit, tapi dia tidak menyesal, keputusan untuk masuk dan membela tim besar ini memberi energi positif padanya
Tak terasa sudah genap satu bulan, sangat cepat untuk Arthur bisa berbaur. Dia bermain, bergurau, bahkan melakukan aktivitas di luar jam kerja, bangga sekali rasanya melihat keberhasilan anak itu, kini senyumnya nampak lebih cerah
Jika ada yang beranggapan mungkin Arthur akan dekat dengan teman sekamarnya hazle, atau dengan rinz yang secara ugal-ugalan mengganggu nya siang dan malam
Nyatanya Arthur dekat dengan semua orang, dia disayangi, bahkan idok yang minim bicara pun sering mengajaknya bermain, sebuah prestasi yang patut diapresiasi, Arthur memiliki banyak orang di sisinya sekarang
Namun fakta pahit yang mungkin tak diterima, fakta dimana Arthur kecewa dengan apa yang dia tau, bahwa Skylar tak seramah bayangannya, Rinz tak sebaik penampilannya, idok yang pendiam, hazle dipaksa lebih dewasa dari usianya, lalu dyrenn.. dia tak seceria apa yang layar tampilkan
Semua itu mungkin hanya Arthur dan anggota GH yang tau, mereka berusaha untuk terus menutupi, tanpa harus ada yang dirugikan
Mungkin, orang lain pula akan beranggapan bahwa Arthur tidak sehebat itu, dan semuanya hanya tentang pendapat, semua orang berhak untuk memiliki nya
Kali ini Arthur kembali melihat Skylar yang berteriak pada dyrenn, permasalahan nya pasti selalu sama, dyrenn yang terlalu ikut campur dan Skylar yang merasa muak
"Kau ini kenapa?! Tak bisakah berhenti disini, aku muak mendengar semua celotehan tak penting dari mu, sadar lah ren! Kau ini siapa?"
Rinz berdiri menghalangi Skylar yang nampak berapi-api, Arthur pun ikut berlari menenangkan dyrenn yang tak bergeming, pemuda itu diam seribu bahasa, bertengkar dengan pikirannya, menatap Skylar dengan pandangan kosong, tak membela
"Aku masih menghargai posisi mu disini, tak banyak orang bisa seberuntung dirimu, jadi berhentilah mengganggu hidupku atau aku mengirim mu kembali ke SENA"
"Tenanglah.. tenangkan dirimu, kita bisa bicarakan ini baik-baik" rinz menepuk pundak Skylar berkali-kali, berharap pemuda itu menurunkan sedikit nada suaranya, atau lebih baik tidak bicara sama sekali
Arthur mendengar kalimat kapten tim nya itu, dia meringis, sedikit terpaku pada ancaman yang memang mudah di lakukan Skylar, posisinya jauh lebih tinggi, suaranya di dengar jelas oleh pimpinan, jadi sebaiknya dyrenn tak mengusik nya lagi, atau dia benar-benar didepak keluar
"Aku tak mengerti.. sebenarnya apa masalah mu? Kenapa kau tak suka aku dan dyffa? Kau terus mengusikku, melarang ku bertemu, mengacaukan acaraku, bahkan apalagi sekarang? Kau menghilangkan barangku? Yang kau tau dengan pasti itu pemberian dari nya, katakan ren.. apa masalah mu? Kau menyukainya? Kau menyukai pacarku?!"
Skylar bicara lagi, kini idok dan hazle datang mencoba membantu, entah apa yang harus mereka lakukan, namun perkelahian ini harus terhenti sebelum pelatih atau manager mereka pulang
"Bang sudah.. sebentar lagi yang lain akan pulang, masalah besar jika melihat kita seperti ini" hazle bicara pada Skylar tanpa menghilangkan rasa hormatnya sedikitpun
Jujur, hazle tak mengerti awal permasalahan ini, namun melihat dyrenn yang tak bersuara, emosi Skylar yang tak terkendali, rinz yang sudah menguras semua energi nya, lalu Arthur yang pastinya masih terkejut dengan apa yang dia lihat,
"Thurr, bawa dyrenn ke kamar, biar kami yang mengurus disini"
idok memberi perintah dan Arthur mengangguk patuh, menarik dyrenn yang lemas dengan mudah, terdengar kalimat tak suka dari Skylar ketika melihat dia dan dyrenn di pisahkan, masalah mereka belum selesai, dan Skylar masih memiliki 1000 pertanyaan untuk nya, berani sekali Arthur membawa dyrenn pergi

KAMU SEDANG MEMBACA
SUTSUJIN
FantasyMulutku diam, tapi hati dan otakku terus bicara, semuanya terasa menyenangkan dan sangat rumit, aku berusaha untuk terus berada dalam kewarasan ku.