*Author POV
Keesokan harinya, Skylar membuat semua orang muak, sikap manjanya yang entah datang dari mana membuat banyak mata memincing, idok merasa ingin muntah, bahkan Arthur dengan makanan seafood favoritnya tak membuat nafsu makan kembali, benar-benar buruk, Skylar yang manja adalah bencana
"Tak bisakah kau makan dengan tanganmu? Sejak kapan dyrenn memiliki tugas mengasuh?"
Arthur lelah, matanya tak bisa fokus pada hal lain saat tepat di sebrang meja Skylar sedang santai menikmati setiap suapan dari dyrenn yang tak mampu melawan sama sekali,
"Makan saja makananmu! Jangan banyak bicara" Skylar tak peduli, baginya sekarang adalah moment yang tepat untuk membuat hubungannya dan dyrenn membaik, lagi pula dia sedang sibuk bermain game, kedua tangannya di gunakan, apalah Arthur yang banyak melarang, memangnya dia pikir dia siapa?
"Arthur benar, kau sudah sangat dewasa untuk memberi pemandangan seperti ini, lagipula dyrenn tertekan, dia pasti merasa lelah"
Idok membantu, sikap Skylar memang berlebihan, sudah cukup dyrenn memasak untuknya setiap pagi, tidak dengan drama yang lain, sungguh menguras kesabaran
"Tertekan bagaimana? Dyrenn setuju membantuku, kalian saja yang terlalu ikut campur!"
Sebelum Arthur bicara, dyrenn lebih dulu meletakkan piring dengan keras di atas meja, ketika semua mata menatapnya, dia hanya menghela nafas
"Cepatlah! Aku harus bersiap-siap, sebentar lagi aku ada janji"
Skylar menelan sisa makanan di mulutnya lalu meminum segelas air putih, "janji? Janji dengan siapa? Bukannya kau tak memiliki jadwal hari ini"
Arthur mendecih, memutar bola matanya, lalu bertumpu pada sandaran kursi, tenaganya terkuras, si botak ini selalu ingin tau, padahal dia sendiri bertindak sesukanya
"Pergilah ren, dia bisa menyelesaikan nya sendiri" Arthur memberi sinyal yang langsung di balas senyum tipis dari dyrenn, saat ini mereka memang kerap bekerjasama, entah siapa yang akan di untungkan, namun yang jelas Arthur membantu dyrenn lepas dari Skylar setiap saat
"Tunggu! Kau mau kemana?" Skylar sikeras kepala tak ingin semuanya menjadi mudah, dia terus menahan dyrenn untuk bersiap
"Bertemu temanku"
"Teman? Siapa?"
"Kau tidak mengenalnya" dyrenn menyadari bahwa dia dan Skylar memang tak sedekat itu, mau bagaimana pun dyrenn menjelaskan, Skylar hanya mengenal dirinya, tidak dengan orang di sekitarnya, Skylar terlalu acuh, baginya dyrenn tak penting, untuk apa mencari tau
Melihat dyrenn pergi dan Skylar yang mengejar cukup membuat keputusan Arthur bulat untuk tak sarapan, mood nya benar-benar hancur, drama dipagi hari adalah yang terburuk
"Aku selesai, kau bagaimana thur?" Idok bangkit dan menyimpan piring kotornya, hari ini dia tak memiliki rencana, bermain game mungkin adalah opsi terakhir, walau hidup Idok monoton, tapi dia masih bisa bahagia dengan cara yang paling sederhana
Sedangkan Arthur dia melirik Rinz yang terus menjaga jarak sejak kemarin malam, ada apa dengan manusia satu ini? Kenapa semua orang membuat Arthur repot?
"Bertengkar?" Idok menebak, sejak awal firasatnya sudah buruk, rinz bukanlah tipikal orang yang pendiam, namun hari ini idok melihat rinz berbeda, dan penyebabnya tak lain pasti Arthur, dunia rinz saat ini didominasi olehnya, tak heran aura GH begitu mencekam, idok berharap bukan masalah yang rumit, tak terbayangkan jika dia harus melihat rinz yang tak kunjung membaik, ketenangan hidupnya akan terancam
"Entahlah.." Arthur sedikit ragu, kemarin mereka tak banyak bicara, hanya saja Arthur memang sempat mengajak rinz makan malam, lalu menciumnya, hanya sebatas itu

KAMU SEDANG MEMBACA
SUTSUJIN
FantasíaMulutku diam, tapi hati dan otakku terus bicara, semuanya terasa menyenangkan dan sangat rumit, aku berusaha untuk terus berada dalam kewarasan ku.