Assalamu'alaikum, ada yang nunggu chapter ini up?
2570 kata untuk kamu, nih. Dibaca perlahan aja ya, biar nggak ada yang kelewatan^^
Yuk, kasih VOTE & COMMENT biar Mocca nggak merasa sendirian dalam melanjutkan season 2 yang dulu kalian minta ini 🥺
Happy reading ~
Kaki jenjang Haidar mulai menghampiri laki-laki pemilik paras seperti milik ayahanda Sabqi. Ia ingin memastikan bahwa sosok pucat yang duduk di kursi roda bukanlah temannya. Namun, langkah itu terhenti kala seorang dokter yang mendampingi laki-laki di sana menuturkan kebenaran nan menyesakkan.
"Ivander, leukemia merupakan kanker yang begitu mudah menyebarkan selnya ke organ-organ vital. Meski ditangani oleh dokter spesialis terbaik, kamu tidak bisa terus-terusan menjalani pengobatan dengan cara seperti ini. Obat oral, check up sebulan sekali, lalu rawat inap saat kondisi mulai drop. Belum lagi dengan aktivitas kamu yang sangat padat. Bagaimana kamu bisa lekas membaik?" Pria berkemeja navy dibalut jas putih menatap lawan bicaranya dengan penuh harap. Nada suaranya cukup tegas, tapi terasa ada banyak ketulusan di balik setiap kalimat.
"Dokter sendiri yang mengatakan bahwa sel leukemia saya sudah memasuki tahap remisi. Bukankah itu suatu kemajuan?" balas Ivander dengan nada suara netral.
"Benar, tapi persentase remisi kamu masih terhitung kecil. Jika tidak diimbangi dengan pengobatan yang intens, sel kanker tetap akan terus berkembang."
Laki-laki yang kepalanya tertutup beanie putih pemberian Rosalie itu berucap, "Baik, saya akan cari waktu untuk pengobatan itu."
"Bukan cari, tapi beri." Pria bernama Fahmi mengoreksi satu kata dari pasiennya secara cepat.
"Ivander, saya tau bahwa berat berbagi kenyataan ini kepada keluarga. Akan tetapi, dengan kamu sembunyi-sembunyi, beberapa hal menjadi terhalangi. Keluarga kamu berhak tau bagaimana kondisi kamu sekarang. Adanya mereka juga bisa menjadi dorongan positif secara mental. Kamu sendiri sangat paham betapa pentingnya support system bagi seseorang yang sedang berjuang untuk sembuh," lanjut Dokter Fahmi. Teringat bagaimana dia melihat Ivander yang selalu ada dan totalitas dalam menjaga, mendukung, serta mengusahakan kesembuhan Ann pada 2023 silam.
Sorot ceria yang selalu terpancar dari mata Haidar kontan padam. Tubuh yang sering bergerak penuh lagak mulai berbalik lemah. Pemuda tersebut melangkah gontai, sangat kontras dengan jantung yang berdegup kencang. Haidar masih mencerna setiap kalimat dari obrolan pendek yang tak sengaja didengar. Ia berusaha mencari kata yang membuatnya salah paham. Namun, dari semua itu hanya kebenaran yang Haidar temukan. Suatu kepahitan yang entah sejak kapan sahabatnya telan sendirian.
Haidar buru-buru merogoh ponsel dari saku celana, lantas mencari nama kontak Rosalie. Ketika hanya butuh waktu kurang dari satu detik untuk menekan tombol panggilan, Haidar justru mengurungkan niatnya. Akan lancang bagi Haidar membeberkan hal besar ini tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Ia juga tahu betul bagaimana sifat Ivander. Bapak satu anak tersebut pasti telah mempertimbangkan segala hal dengan matang. Kini tinggal lah Haidar yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga rahasia menyesakkan ini hingga pemiliknya membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose & Lose [S1 terbit - S2 on going]
FanfictionColaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary || Huang Renjun as Ivander Almeer Kaivan. 📌ROSE & LOSE 2 ADA DI BAB-BAB SELANJUTNYA (tidak terpisah). 📌NOVEL Rose & Lose 1 bisa dibeli di Shopee : Galeriteorikata dan toko buku online lainnya. 📌Ha...