Assalamu'alaikum, apa kabar?
Semoga baik, ya^^2400 kata full ada Haidar.
Melow dikit nggak ngaruh.VOTE & COMMENT untuk
Haidar semakin di depan 🔥Baca baik-baik, yaaa 💙
Bagi Haidar, Ivander adalah sosok teman yang merangkap sebagai seorang kakak. Setelah mengenal pria yang sering kali berkata ketus padanya tersebut, Haidar merasa kehidupannya kembali. Ia seperti memiliki tempat untuk mengadu kala dunia tak berlaku baik. Saat akumulasi lelah dan sesak yang tersembunyi di balik dadanya membuncah, Haidar mempunyai seseorang yang dapat menenangkan gundah. Lima tahun sejak pertemuan pertama mereka di panti asuhan sepertinya terasa cepat berlalu. Namun, pada kenyataannya ada beberapa hal berjalan begitu lambat yang tidak orang-orang tahu.
Dulu Haidar pernah terduduk di bawah langit mendung nan gelap. Lama, sangat lama hingga ia berteriak meminta angkasa mengembalikan cahaya bulan ke sisinya. Naas, justru hujan dan gemuruh petir yang langit berikan. Haidar basah kuyup atas duka sekaligus patah cinta. Ia bangkit seorang diri, berusaha berjalan mencari tempat teduh dalam keadaan berantakan. Hingga pada akhirnya Tuhan merasa kasihan dan dikirim lah cahaya lain ke hidupnya. Sejak saat itu Haidar bersumpah tidak akan membiarkan binar itu kembali direnggut oleh sang bumantara. Sebab mustahil sanggup jika ia harus menyaksikan cahaya indah tersebut menjelma bintang menyusul rembulan. Haidar tak akan pernah mampu.
"Lo harus sembuh, Bang."
Sudah tak terhitung berapa kali kalimat tersebut dilirihkan selama perjalanan menuju rumah sakit. Usai mendapatkan informasi kamar atas pasien bernama Ivander Almeer Kaivan di meja resepsionis, pemuda berjaket kulit itu melangkah cepat ke arah bangsal VVIP. Manik legamnya mengedar, lantas berhenti pada ruangan nomor 02. Haidar geming sesaat, membiarkan jantungnya berpacu cepat dengan sempurna.
Pagi ini Haidar siap jika harus dianggap lancang oleh Ivander atas kedatangan yang tiba-tiba. Haidar tak apa jika paksaannya terhadap sang sahabat perihal kejujuran akan membuatnya dimaki karena sok tahu. Apapun risikonya Haidar rela, asal Ivander tidak menanggung sakit sendirian.
Pintu diketuk pelan oleh tangan yang sedikit gemetar. Suara dari dalam mempersilakan masuk, terdengar serak dan berat. Haidar memejamkan mata sesaat, menetralisir nyeri yang mulai mengisi sudut hati. Dengan wajah netral dan senyum yang hari ini sangat sulit diterbitkan, ia melangkah ke dalam.
"Bang," sapanya kepada laki-laki yang sedang mengembalikan mushaf Al-Qur'an ke sebuah rak. Terasa sangat canggung, kontras dengan terakhir kali bertemu pada sepekan lalu yang selalu tak punya rasa malu.
Ivander menoleh pelan, belum mengetahui bahwa seseorang di depan sana bukanlah dokter ataupun perawat seperti yang dikira. Tampak ada sedikit bias terkejut di wajah pucat itu, tapi cepat sirna dan berganti dengan ekspresi datar. Entah memang merasa biasa saja atau sedang berusaha menutupi segala yang bisa Haidar terka. Laki-laki berbalut sweater dan beanie hitam tersebut lantas berjalan menuju sofa di samping bed. Tampak tenang, meski di dalam kepalanya seperti ada ribuan prajurit yang sedang berperang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose & Lose [S1 terbit - S2 on going]
FanfictionColaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary || Huang Renjun as Ivander Almeer Kaivan. 📌ROSE & LOSE 2 ADA DI BAB-BAB SELANJUTNYA (tidak terpisah). 📌NOVEL Rose & Lose 1 bisa dibeli di Shopee : Galeriteorikata dan toko buku online lainnya. 📌Ha...