Chapter (1)

23 8 2
                                    


Komplek Nauzubillah, sebuah komplek dengan orang rada-rada. Walau begitu tempat disana sangat nyaman dan tentunya aman dan tentram.

Sungguh tempat yang bagus untuk dihuni oleh orang waras.

Seperti saat ini, tengah berdiri seorang gadis didepan sebuah kost di daerah Komplek tersebut.

Adeline Zivana Rania adalah nama dari gadis itu.

Zivana menggenggam erat tas yang ia bawa, dan dengan langkah percaya diri dia melangkahkan kakinya kedalam kost an itu.

Dia di tuntun oleh ibu kost ke salah satu kamar, kamar no 20.

"Ini kuncinya yah neng" ujar ibu kost itu pada Zivana lalu menyerahkan kunci kamar kostnya. "Soal peraturan nya bisa di lihat di papan pengumuman, ya? Kalau begitu ibu permisi dulu"

Zivana menerima kunci itu dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Ah, iya. Terimakasih"

Ibu kost itu tersenyum ke arah Zivana lalu berjalan pergi dari sana.

Kini tinggal Zivana lagi yang ada disana. Dia berdiri di depan pintu kamar kost nya sejenak sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk kesana. "Awal baru ditempat baru"

***

"Coy! Ada ingfo nih bro!" Teriak Alvian sambil berlari ke arah teman-teman nya berada.

"Nggak usah teriak napa? Budeg nih telinga gue" kesal Rizal sambil mengusap telinganya.

Senku yang ada disana pun juga ikut menyahuti. "Ada info apa?"

"Hah.. itu.. ada.. ada cewe baru yang ngehuni kost nya ibu Salema" Ucap Alvian sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

Setelah selesai mengatur nafasnya, Alvian kemudian mengambil minuman yang kebetulan ada di dekatnya dan meminumnya hingga tandas.

"Woi anjir! Ale-Ale gue cok!" Protes Rizal tak terima minumannya di ambil.

Alvian yang mendengar itu hanya nyengir kemudian mengembalikan bekas Ale-Ale itu kepada Rizal. "Makasih"

"Badjingan-"

"Gimana tampang cewenya?" Sela Senku menghentikan aksi mengamuk yang akan ditunjukkan Rizal.

"Hm.. Mayan manis lah, rambutnya sebahu dan pakai jepitan bintang di kepalanya" jelas Alvian sambil mencoba mengingat-ingat visual dari gadis yang dilihatnya tadi.

"Yah, sayang banget.. padahal gue suka cewe manis. Tapi hati ini hanya diperuntukkan untung neng Yvone~" ujar Senku sambil memegangi bagian dada sebelah kirinya.

"Gue gak boleh selingkuh dan harus setia" lanjutnya lagi.

"Halah, jadian aja belum." Ejek Rizal lalu memutar matanya malas.

"Udah Sen.. jangan terlalu banyak ngehalu, nanti sakit" ucap Alvian lalu menepuk pelan pundak Senku.

Senku yang mendengar itu hanya bisa tersenyum pahit, lalu berpose seolah-olah seperti sedang kesakitan. "Ah~.. kakanda kejam sekali.. perkataan kalian sungguh menyakiti hati mungiel ini"

Plak

Sebuah pukulan tiba-tiba mendarat tepat dikepala Senku dan pelaku penggeplakan itu adalah Alvian. "Udah ih anjir! Jijik gue dengernya anj"

"Shh.. bangsat" ringis Senku.

"Berisik banget sih. Kalo mau ngejomok jangan disini, kita yang dengernya jadi ikutan merinding tau" ujar Alishia yang sedang duduk di sofa.

Ah, ngomong-ngomong mereka saat ini sedang berkumpul di rumah Aswangga Gilang Vishaka.

Disana ada Alishia, Mahendra, Ara, Kyouna, Raden, Kaze, Senku, Rizal dan Alvian tentunya.

Anak KomplekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang