Chapter (3)

20 6 0
                                    

"lo ceroboh banget jadi orang" ucap Rizal sembari mengobati lengan Zivana.

"Shh... Pelan-pelan dong!" ringis Zivana.

"Ini udah pelan. Lo nya aja yang lebay" kesal Rizal.

Kalian ingin tau apa yang terjadi? Mari kita nge flashback dulu.

Flashback on~

Zivana yang baru saja datang ke kantin langsung mengantri di salah satu stan. Makanan yang dipilihnya untuk ia makan saat itu adalah Bakso.

Tidak lama dia mengantri, karena antrian saat itu memang lagi pendek.

Saat pesanannya sudah jadi, dia membawa mangkuk berisi bakso nya itu ke salah satu meja yang ada di kantin sana.

Hampir semua meja sudah terisi, untungnya ada satu meja yang masih kosong dan tempat itu berada di sebelah meja Alvian dan Rizal.

Zivana kemudian membawanya ke meja itu, tapi sepertinya kesialan lagi demen sama dia.

Karena saat dia berjalan kesana, dia tidak sengaja menginjak tali sepatunya yang lepas sehingga membuat nya jatuh kedepan.

Mangkuk bakso yang dia bawa pecah dan berserakan di lantai. Tangannya juga terkena kuah bakso itu.

Tapi bukan sakit yang dipikirkan oleh Zivana saat itu, karena perasaan malu lebih mendominasi.

Bagaimana tidak? Semua orang yang ada di kantin saat ini sedang menatap ke arahnya.

'sial.. malu banget!'

Rizal yang kebetulan ada di dekat sana reflek menolong Zivana, di ikuti oleh Alvian yang ikut membantu.

"Lo nggak apa?" Tanya Rizal.

"Eh? Ah, iya.. gak apa" jawab Zivana pelan.

"Gak apa gimana? Tangan lo merah gitu anjir" ujar Alvian. "Jal, bawa ntuh cewe ke uks sana. Kasian tau"

"Ck, iya gue tau" ucap Rizal lalu membantu Zivana untuk berdiri. "Ayo"

"Iya.."

Flashback off~

Jadi, disinilah mereka sekarang dengan Rizal yang membantu Zivana mengobati luka di tangan Zivana.

Sedangkan Alvian kini tengah pergi untuk membeli air dingin untuk Zivana.

'canggung..' batin Zivana. 'mana gue udah dua kali ketemu nih cowo.. yang parahnya lagi, gue selalu malu-maluin anjir'

"Kenapa lo?" Tanya Rizal tapi nadanya terkesan acuh tak acuh.

"Uhh.. gak apa"

Hening.

Karena Rizal kembali terdiam dan tidak berniat untuk berbicara lagi, begitu juga Zivana.

Suasana mereka berdua saat itu benar-benar canggung. Andai saja Alvian tidak datang, mungkin suasana canggung itu akan terus bertahan.

"Gimana? Udah selesai?" Tanya Alvian pada Rizal yang dijawab anggukan oleh Rizal.

"Oh, baguslah" ujar Alvian. "Btw, nih minuman buat lo. Gak usah bilang makasih, gue tau gue perhatian" lanjut Alvian sambil menyerahkan minuman kepada Zivana dan diterima oleh sang empu.

"Abaikan aja omongan dia, orangnya emang begitu" ujar Rizal lalu membereskan peralatan yang dia gunakan untuk mengobati Zivana tadi.

Zivana hanya bisa tersenyum dan tertawa dengan canggung saat itu. "Haha.."

Anak KomplekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang