Chapter (5)

24 8 7
                                    

Seminggu telah berlalu sejak kejadian rumah kosong di dekat komplek mereka. Dan saat mereka kembali ketempat itu, rumah itu tidak ada disana. Hanya lahan kosong.

Rumah itu lenyap seakan tidak pernah ada disana dan saat ditanya jawaban orang-orang pun sama. "Rumah? Disana nggak pernah ada rumah kosong, cuman ada lahan kosong aja"

Beuh, tambah merinding mereka.

Sejak saat itu mereka tidak mau berurusan dengan hal yang berbau mistis lagi.

Rizal memeluk dirinya sendiri, lalu berujar dengan pelan. "Ah, sial. Padahal udah seminggu lebih cuman gue masih merinding anj tiap keinget ama gue"

Mereka bertiga kini sudah kembali bersekolah dan sedang berada di belakang sekolah. Kali ini mereka tidak bolos, karena saat ini memang sedang jamkos.

"Jangan di ingetin lah kocak" ujar Alvian.

Rizal mendengus kesal mendengar hal itu, dia juga tau kali. Tapi setiap kali dirinya mencoba untuk melupakan hal itu dirinya selalu saja teringat.

Sebenarnya Alvian juga sama, dia selalu teringat dengan kejadian itu. Tapi dirinya tidak mau menunjukkan nya dan lebih memilih untuk abai.

Senku pun sama. Mereka bertiga seperti diteror saja rasanya.

"Udah yok, balik aja ke kelas.. perasaan gue makin nggak enak disini" ajak Senku.

Alvian dan Rizal pun mengangguk, karena mereka juga merasakan hal yang sama.

Mereka pun kemudian pergi dari sana dan tanpa mereka sadari, dari balik bayangan dibelakang tembok ada sesosok hitam yang sedang mengawasi mereka.

Ini kenapa ceritanya malah jadi horor dah.

***

"Zivana" Zivana yang merasa terpanggil berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Gadis dengan kepang dua dan mata yang terlihat sayu dengan bulu mata yang lentik, Sarah.

"Ya? Kenapa Sar?" Tanya Zivana.

Sarah memberikan selembar kertas pada Zivana dan diterima oleh Zivana. Dia melihat kertas itu sekilas. "Ekstrakulikuler?"

"Hm, murid disini diwajibkan ikut minimal satu ekstrakurikuler" jelas Sarah.

Zivana mengangguk paham. "Makasih, nanti aku pikir-pikir dulu mau masuk ekstra mana" ujar Zivana sambil tersenyum ke arah Sarah dan dibalas juga dengan senyuman oleh Sarah.

"Yaudah, aku pergi dulu yah? Dah" Sarah tersenyum kearah Zivana lalu berbalik dan berjalan pergi.

Zivana melambaikan tangannya begitu Sarah berbalik dan berjalan pergi membelakangi dirinya.

Zivana kemudian menyimpan kertas itu dengan cara melipatnya lalu dimasukkan nya kedalam saku. Dia kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi untuk menuju kelasnya.

***

Kriing... Kriing...

Bel masuk akhirnya berbunyi, membuat para murid dengan ogah-ogahan masuk kembali ke kelas mereka. Mereka yang hendak pergi ke kantin pun harus mengurungkan niat mereka karena bel masuk yang sudah berbunyi.

"Coy! Ada ingfo nih!" Teriak Aksa yang baru saja memasuki kelas.

Alvian yang sedang tertidur dikelas saja dibuat kaget akibat teriakan itu.

"Apasih, Sa. Heboh banget lo" ujar salah satu siswi disana yang kini sedang memakai liptint, Natasha.

"Seluruh kelas XII katanya jamkos! Karena guru lagi rapat buat bahas soal ujian kita nanti!" Ujar Aksa dengan semangat.

Anak KomplekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang