"udah denger infonya? Senin depan kita UTS.. anjirlah, mana gue banyak ketinggalan pelajaran" ujar Alvian.
Sebenarnya pengumuman soal UTS sudah diumumkan semenjak 2 minggu yang lalu, hanya saja trio jamet sengklek ini tidak memperdulikan sekitar nya. Alvian tahu saja dari murid-murid yang sedang bergosip dan membahas hal itu.
Alvian mendesah pelan, dirinya bingung harus menjawab apa nantinya, karena dirinya yang sering bolos jadinya dia banyak ketinggalan pelajaran. "Gara-gara kalian nih, ngajakin bolos mulu"
Rizal mendelik tak suka ke arah Alvian lalu menoyor kepalanya dengan kasar. "Lo sendiri yang mau, sat."
"Shh.. kasar amat sih. Mentang-mentang gue lanang" sinis Alvian sambil mengusap kepala nya.
Rizal tidak menggubris hal itu dan lebih memilih pergi dari sana, dia lebih baik kembali ke bangku nya dari pada mengurusi Alvian.
Sedangkan Alvian menggerutu tidak jelas di bangkunya.
Dia kemudian berniat untuk belajar dan mengeluarkan bukunya. Tapi saat dia membuka bukunya, yang dia temukan hanya kertas kosong.
Okay, dia batalkan saja niat belajarnya itu. Lebih baik dia tidur dari pada harus memikirkan soal belajar untuk UTS senin depan, lagipula tenggatnya masih lama pikirnya.
***
Dia tarik lagi ucapan nya saat itu, seharusnya dia belajar, sial. Lihatlah dia saat ini. Memegangi kepalanya sambil menatap kosong ke arah kertas ulangan nya yang belum terisi sama sekali. "Sial" umpatnya pelan.
Bisa bahaya jika dia mengumpat dengan keras, yang ada dia dihukum dan dikeluarkan nantinya oleh pengawas.
Merasa harapannya sudah pupus, Alvian menoleh ke arah Rizal yang berada disebelah nya. Dia terlihat santai, jadi Alvian berspekulasi bahwa Rizal sudah selesai.
Alvian kemudian berbisik padanya membuat Rizal menoleh ke arahnya. "Woi, bantuin gue anjir" bisik Alvian.
Rizal tidak langsung menjawab dan hanya terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia tiba-tiba tersenyum mengejek kearah Alvian membuat Alvian tersenyum kesal kearahnya.
"Woah, si bangsat." Umpat Alvian kesal.
Dia kemudian menoleh ke arah lain dan kali ini dia melihat kearah Senku yang terlihat sama persis dengan kondisinya. Jadi Alvian langsung tersenyum lega, setidaknya dia punya teman pikir nya.
Padahal aslinya Senku terlihat stress karena memikirkan soal Yvone yang terlihat menjauhinya selama beberapa hari ini, apa dia ada melakukan kesalahan pikirnya dengan frustasi.
Ah, mau dipikir kan berapa kali pun Senku tidak menemukan jawaban apapun. Membuatnya mengerang kesal dan mengusap wajahnya kasar. "Gak bisa gini.. gue harus nanya langsung." Putusnya.
Beberapa menit telah berlalu, Alvian pasrah dengan ulangannya dan memilih untuk menjawab asal. Yang penting dia isi, dari pada nggak sama sekali.
Lagipula ulangan mereka adalah pilihan ganda 40 dan soal esai 5. Jadi dia mengisi pilihan ganda nya saja.
Setelahnya ulangan pun diberhentikan dan mereka disuruh untuk mengumpulkan kertas mereka, banyak murid yang mengeluh karna baru mengisi separuh atau karena belum selesai mengisi.
Alvian berdiri dari bangkunya lalu mengumpulkan kertas ulangan nya dengan percaya diri, setidaknya dia sudah berusaha untuk mengerjakan nya walau pun ngasal.
***
Di kantin, trio jamet itu kini duduk di bangku paling pojok. Biar keren vibesnya, kata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Komplek
Diversoscerita soal para remaja komplek dengan sikap agak rada-rada mereka. (Cover sementara) Update setiap hari Rabu dan Sabtu (kalo niat/ inget) Jan lupa vote and komen, cihuy WARNING! - mengandung banyak kata kasar - typo bertebaran - kata kadang baku k...