33. Bungkam

112 27 0
                                    

[KEESOKAN HARINYA]
»»————««


"Terus, gimana? Kita gak bisa pulang kalo gak ada si Bos. Mau gue jawab apa nanti kalo Jimin nanya?" Hoseok mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia menyimpan kembali ponselnya di dalam saku usai tak kunjung mendapatkan jawaban.

Namjoon diam menatap sebuah gedung yang berada tak jauh dari tempatnya berada ini. "Yang pasti Yoongi masih ada di dalam sana" katanya membuat Hoseok semakin menggila.

"Di sana?! Di dalam sana?!" Dengan nada tinggi setengah frustasi, Hoseok menunjuk-nunjuk bangunan tersebut. Sudah tenggelam dalam kekesalan ia langsung menyebrang tanpa melihat situasi.

Tttiinnnn!!...

Suara klakson mobil juga decitan rem terdengar nyaring di persimpangan jalan yang masih sepi itu. Hoseok diam membeku, hampir saja dirinya tertabrak dan mati konyol jika saja Namjoon tidak cepat menariknya kembali ke pinggir jalan. Keduanya terdiam saat menyadari siapa pemilik mobil yang kini turun dan berdiri di hadapan mereka.

"Selamat pagi, Pak." Namjoon sedikit membungkuk memberikan salam pada pria yang sudah berumur tersebut.

"Hoseok..." Mendengar namanya dipanggil membuat jantung sang empu berdetak lebih cepat. Ia tau apa kesalahannya tadi.

Hoseok ikut membungkuk juga. "Beneran mati gue." monolognya sembari memejamkan mata erat tepat saat membungkuk, lalu matanya kembali terbuka dan tersenyum menyapa.

"Selamat pagi, Pak. Maaf tadi saya kurang hati-hati." Hoseok menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bernapas lega melihat anggukan kepala dari pria tersebut.

"Ya, masih terlalu pagi sekarang," Ia tertawa pelan, "kenapa kalian masih ada di sini seharusnya kalian dalam perjalanan pulang, kan?" Mendengar hal itu membuat mereka berdua saling melempar pandangan.

"Kami di sini sedang mencari putra Anda, Pak." sahut Namjoon membuat Hoseok langsung menyenggol lengan pria jangkung tersebut, berniat memperingati.

Pria tersebut mengeryitkan dahinya, hampir membuat kedua alisnya bertaut. "Ada apa lagi sama anak itu?" Ia menatap rekan kerja putranya dengan penuh keheranan, terutama pada sang sekretaris itu.

Hoseok menjawab dengan penuh hati-hati. "Semalam kami sempat berkunjung ke tempat itu, dan---"

"Yoongi masih berada di dalam sana." sela Namjoon memotong ucapan Hoseok yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang empu.

Mereka berdua kini kembali terdiam kala melihat pria tersebut menatap gedung yang berada tak jauh itu, hingga keduanya melangkah tergesa-gesa mengikuti orang yang sudah berjalan lebih dulu menuju tempat itu, sementara mobil dibiarkan terparkir di pinggir jalan bersama sang supir di dalamnya.

Pintu terbuka dan menampilkan suasana yang tenang di dalam sana, sungguh berbanding terbalik jika malam datang. Beberapa pelayan datang menghampiri pria tua tersebut dan terlihat berbincang membicarakan suatu hal. Sebenarnya ini yang mau Namjoon dan Hoseok lakukan tapi karena perdebatan di persimpangan jalan tadi membuat waktu terbuang sia-sia.

"Kalian, ayo ikut." Ia menoleh sekilas ke belakang sebelum kembali berjalan menuju lift dan saat pintu tersebut terbuka mereka menginjakkan kakinya di lantai yang berbeda.

"Tolong periksa semua kamar." Keduanya mengangguk cepat dan mulai mengecek semua kamar di setiap lorong itu. Cukup banyak kamar kosong dan ada yang terkunci beberapa, hingga aksi mereka berhenti saat melihat pria tersebut berdiri di ambang pintu salah satu kamar. Sepertinya suatu hal telah terjadi.

Mereka bergegas masuk tepat saat mendengar suara tamparan yang cukup keras dari dalam kamar itu, dan keduanya dibuat terkejut melihat kekacauan di dalam sana. Ada seorang wanita yang tengah terlelap di balik selimut, mungkin tanpa sehelai benang pun karena ada pakaian yang tergeletak di lantai kamar.

"BANGUN KAMU, YOONGI!"

Bughh!

Suara keras itu mengalihkan perhatian mereka. Keduanya hanya bisa terdiam melihat sang atasan kini tengah dipukuli oleh pria tersebut. Suasana semakin mencengkram saat adanya darah yang mengalir keluar dari hidung juga sudut bibir Yoongi, membuktikan betapa kerasnya pukulan sang Ayah tadi.

"P-pak," Meski ragu Namjoon tetap melangkah, "Pak, saya mohon tolong hentikan---" ucapan itu terpotong karena dirinya ikut terhuyung saat mencoba memisahkan Ayah dan anak itu.

Belum sempat Yoongi mencerna apa yang telah terjadi ini, dirinya langsung diseret keluar dari dalam kamar. Ia tersungkur ke lantai dan meringkuk sambil melindungi kepala juga wajah yang menjadi sasaran empuk pukulan sang Ayah, beruntung kedua rekan kerjanya kini berhasil memisahkan mereka.

"KAMU SADAR APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN, YOONGI!?" Namjoon menahan pria tersebut saat hendak menyerang kembali. Yoongi dibantu Hoseok untuk berdiri dan terdiam mendengar bentakan keras tersebut.

"Bagus, kamu baru sadar sekarang." Sang Ayah tertawa lalu membersihkan punggung tangannya yang kotor karena darah.

"Pulang sekarang juga dan kamu," Ia menatap pria jangkung yang ada di sampingnya, "foto semua bukti itu lalu kirimkan pada Jimin." katanya dingin.

Seketika suasana berubah menjadi hening. Namjoon hanya bisa mengangguk mematuhi dan kembali masuk ke dalam kamar, sementara Yoongi terlihat menggeleng saat mendengar nama orang yang dicintainya diucapkan. Kepanikan melanda dirinya. Ia hendak masuk menyusul Namjoon namun ditahan oleh sang Ayah.

"Pintu keluar ke arah sana," Ia mendorong putranya untuk menjauh dari kamar itu, "jalan." titahnya yang secara terpaksa sang empu patuhi.

Hoseok mengusap wajahnya kasar lalu melihat punggung Ayah dan anak tersebut menghilang saat pintu lift di ujung lorong kembali tertutup. Suara pintu kamar yang ditutup dengan Namjoon yang keluar dari dalam sana, mengalihkan perhatian Hoseok yang langsung menatapnya cemas.

"Lo beneran kirim bukti ini ke Jimin?"

"Iya. Lebih tepatnya dua bukti."

"Apa?"

Namjoon langsung menunjukkan ponselnya pada Hoseok yang kini terlihat diam tak berkutik. Hoseok menggeleng pelan, kini mempercayai apa yang dirinya lihat ini, sebuah foto di mana seorang pria tengah bercumbu dengan wanita yang sama seperti yang ada di dalam kamar itu tadi. Hoseok menghela napas berat dan melangkah lebih dulu lalu disusul Namjoon.

"Sebenernya semalam gue sempat liat seseorang." Hoseok menekan tombol angka di dekat pintu lift yang kini mulai tertutup kembali.

"Siapa?"

"Kang Yeonjae."

Namjoon yang tengah membenarkan lipatan lengan kemejanya itu sontak berhenti dan langsung menatap Hoseok yang terlihat tengah memijat pelipisnya sembari memejamkan mata lelah.

Baby Pumpkin II [Yoonmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang