Ayana melototkan matanya mendengar ucapan Gisel. namun, yang ditatap hanya cengengesan seraya mengedipkan sebelah matanya. "maafin gue ay" batinnya.
"apasih gue gamau ya lagipula gue bisa naik taksi" terangnya dengan kesal.
"udah ay ini bara mau loh nganterin lo iyakan bar" ucap gisel menoleh menatap bara.
bara yang ditatap seperti itupun tersenyum menatap Ayana.
"pokoknya gue gamau titik!"
Gisel yang dasarnya memiliki sejuta ide pun tidak kehilangan akal. "aduh ay gue udah ditelepon mama nih gue cabut duluan ya" dramatisnya sambil berpura pura melihat ponselnya.
gisel langsung berlari menuju mobilnya. "JAGAIN TEMEN GUE BAR! AWAS AJA KALO LECET SEDIKITPUN!" teriaknya dari kejauhan.
bara tertawa seraya mengacungkan jempolnya, berbanding terbalik dengan ekspresi Ayana yang mendengus sebal melihat kelakuan setan temannya.
"apa lo liat liat" ketusnya.
bara tersenyum. "lo cantik ay"
"sorry karungin aja tuh gombalan lo ga mempan di gue"
"gue ga bawa karung ay" jawab bara dengan muka tengilnya.
"yaudah simpen aja buat cewe lo"
"udah gue kasih buat cewe gue ini, dia ada di hadapan gue" terlihat ucapannya tidak ada candaan. dan bola matanya menyiratkan ketulusan yang dalam untuk gadis didepannya.
Ayana melototkan matanya garang. "siapa yang mau jadi cewe lo!" ucapnya sengit.
"mungkin engga sekarang tapi nanti lo juga bakal mau" ujar bara santai.
"nauzubillahi min dzalik"
"amin" sambung bara.
"gajelas sumpah gajelas" frustasi Ayana.
bara tertawa. "yang jelas cuma perasaan gue ke lo Ayana ghezila neudora "
Ayana merasa kaget mendengar bara mengucapkan nama panjangnya, bagaimana bara bisa tau detail nama lengkapnya?
"lo tau dari mana nama lengkap gue" selidiknya.
"tau dong namanya juga jodoh" ejek bara santai sambil memakai helmnya.
"ish jawab pertanyaan gue dulu!" paksa Ayana.
"naik dulu udah mau gelap nih mau hujan" suruhnya seraya memberi Ayana helm.
Ayana kicep tidak menjawab. dia langsung memakai helmnya karena benar langit sudah sedikit gelap ditambah juga mendung.
"nih pakai" ujar bara memberikan jaketnya kepada Ayana.
kening Ayana berkerut. "buat?"
"nutupin paha lo"
sontak pandangan Ayana turun kepadanya yang sedikit tersingkap. dan segera menutupinya dengan jaket pemberian bara.
bara yang melihatnya tersenyum senang. "manis juga kalo nurut" batinnya.
"pegangan ntar jatuh"
"modus" cibir Ayana.
bara tersenyum dan mulai menjalankan motornya, ditengah tengah perjalanan rintik hujan mulai turun dan lama lama cukup deras membuat mereka basah kuyup.
"KITA NEDUH DULU YA AY" teriak bara di tengah tengah suara hujan.
"YA IYALAH PAKE NANYA GOBLOK"
motor bara menepi di pinggir halte. Ayana langsung turun serta mengibas ngibaskan bajunya yang sedikit basah. karena posisinya membonceng di belakang bara bajunya tidak terlalu basah. berbeda dengan bara yang sudah basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYBARA
Teen Fiction*** bagi seorang anak perempuan ayah adalah sebongkah harapan, kebijaksanaan, dan cinta yang tak tergantikan. Bagi anak perempuan, ayah bukan hanya sekadar figur yang memberikan perlindungan fisik, tetapi juga sumber inspirasi dan kekuatan emosional...