Bab 7

458 4 0
                                    

Aryani

PART 7

Batang kontol mang Ojo yang berada di dalam lubang peranakannya itu sudah sepenuhnya mengeras di dalam lubangnya. Sehingga membuat ukhti Yani merasa lubangnya menjadi lebih ketat saat mang Ojo mulai mengerakkan batangnya keluar masuk secara perlahan. Sensasi gesekkan yang ukhti Yani rasakan juga serasa memabukkan. Rasa menyerah dengan mencoba menikmatinya kini benar-benar mulai dinikmati oleh ukhti Yani walau dirinya masih sadar bahwa itu hal yang salah.

"Aaakkkhhhsssss... sangat sempit sekali lubangmu, ukhti. Ssshhhhh....jarang kena kontol memang kaya gini. Kena kontol saya, saya jamin ujhti bakal kecanduan dan ga bisa lepas sama kenikmatan yang kontol saya berikan", ucap mang Ojo mengerang menikmati betapa legitnya aset yang ukhti Yani miliki itu.

"Ukhti akan dapat enak dari kontol saya, tapi ukhti harus terima risikonya. Risikonya ya itu, ukhti pasti bakal selalu kangen dan ga puas kalo ga kontol saya yang memuaskan memek ukhti", ukhti Yani merasa terlecekkan, terhina, malu, marah akan ucapan mang Ojo. Tapi entah kenapa ia juga bernafsu akan ucapan buruk seperti itu.

"maannggg.....", lenguh Ukhti Yani kala menyambut sesaknya batang itu masuk ke dalam memeknya.

"ukhti siap saya pakai memeknya?", dengan wajah yang memerah akibat nafsunya, ukhti Yani menganggukkan kepalanya. Akal sehatnya di kalahkan oleh rasa dari sebuah kepuasan. Ia ingin merasakan kenikmatan itu, kenikmatan yang berulang kali di gagalkan oleh Bu Nita dan asistennya.

"Hahahaha... Sabar dulu, sebelum saya mulai, saya mau tanya dulu sama ujhti dan ujhti harus jawab dengan jujur. Saya melihat kebohongan pada ukhti, saya akan berhenti. Mengerti?", dengan cepat ukhti Yani mengangguk.

"siapa saya?"

"m-mang Ojo, tukang kebun sayaahh...."

"apa yang ukhti rasakan saat kontol saya di dalam memek ukhti?"

"Sakit, tapi enak. Terlalu besar buat s-soalnyaaahhh...."

"Walau besar dan bikin sakit, tapi ukhti mau tetap lanjut atau tidak?"

"mau, maangg...."

"Apa saya memperkosa ukhti dan apa Bu Nita menjebak ukhti?", seperti orang yang tak sabar, ukhti Yani menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"tidak. Saya ga merasa di perkosa sama ma g Ojo. Saya juga yang minta... Bu Nita... Bu Nita juga ga menjebak saya, niat dia baik mang. Niat Bu Nita buat bantu sayaahh...", mendengar kejujuran dan kelancaran kalimat yang ukhti Yani lontarkan tak ayal membuat mang Ojo dan Bu Nita tersenyum puas.

"selain Bu Nita, saya juga mau menawarkan bantuan buat ukhti. Bantuan lewat kepuasan. Ukhti mau menerima bantuan dari kontol saya?"

"Yaahhh... Mau, mang. Bantu saya mang, bantu saayyaaaahhh....", jawabnya dengan tubuh sedikit menggeliat dan wajahnya makin memerah.

"ukhti juga pasti tau kan sikap kalo ada yang mau bantu ukhti, ukhti juga harus bantu balik ke orang ya g bantu ukhti sebagai tanda terima kasihnya", ukhti Yani mengangguk.

"a-apa yang mang Ojo butuhkan?"

"simpel kok ukhti, saya hanya mau tubuh ukhti dan ukhti harus menuruti semua perkataan saya"

"Baik, mang", balas ujhti Yani dengan cepat tanpa terlihat berpikir terlebih dahulu. Sudah jelas hak itu di akibatkan oleh libidonya yang telah memuncak.

"Selain saya bantu ukhti lewat kepuasan, saya juga bakal bantu Bu Nita buat membuat ukhti jadi perempuan yang nakal. Mau? Katanya ukhti mau kalo tuan Hendra kembali dekat sama ukhti kan? Tuan Hendra pria dan saya juga pria, jadi saya lebih tau dari Bu Nita tentang apa yang di butuhkan oleh pria. Mau kan?", ma g Ojo bertanya sambil tangannya bergerak melepas penjepit yang ada di kedua puting ukhti Yani.

"Iya mang, saya mau"

"bagus. Terakhir, saya mau kalo ukhti jangan pernah menyesal dan tetap melakukannya sepenuh hati walau pastinya ke depannya ukhti akan merasa keberatan dengan cara saya maupun Bu Nita. Paham?", ukhti Yani mengangguk. Tanpa di sadari, Bu Nita telah memegang sebuah Handycam di tangannya yang mana dalam posisi hidup. Mang Ojo memegang kedua pipi mulus ukhti Yani menggunakan satu cengkeraman tangannya dan mengarahkan wajah ukhti Yani ke arah kamera ya g Bu Nita pegang.

"Saya dan Bu Nita tak mau jika nanti ukhti Yani malah membalas kebaikan kita berdua dengan mengatakan bahwa ukhti Yani di paksa dan di jebak oleh kami, jadi... Sekarang ukhti katakan pada kamera sebagai buktinya"

"saya Aryani, dalam kondisi sadar dan tak ada pemaksaan sama sekali. Saya yang meminta hal ini pada mang Ojo, tukang kebun saya dan Bu Nita terapis saya untuk membantu saya", kata singkat yang merendahkan harga dirinya sendiri meluncur dari mulut ukhti Yani dengan lancar dan setelah pengakuan itu diberikan, mang Ojo langsung memberikan apa yang ukhti Yani inginkan, yaitu menggerakkan bata g kontol besarnya itu untuk menggesek dinding memek sempit ujhti Yani yang terasa semakin gatal itu.

Mang Ojo mulai menggerakkan batang Kontolnya dengan ritme yang pelan. Walau gerakannya pelan, namun batang itu tetap membuat ukhti Yani belingsatan antara sakit karena batang itu terlalu besar untuk lubangnya dan geli yang nikmat akibat gesekan kuat batang itu membuka lubangnya. Cairan kewanitaannya yang sudah keluar sedari tadi membantu sebagai pelumasnya sehingga perlahan gerakan kontol mang Ojo terlihat dengan cepat mulai lancar keluar masuknya.

Setiap kali kontol besar itu di kerak masuk, bibir memek ukhti Yani ikut terdorong masuk dan saat kontol besar itu di tarik keluar, bibir memeknya juga ikut tertarik keluar. Dam waktu singkat juga, memek ujhti Yani semakin terasa basahnya akibat kocokkan pelan kontol besar tukang kebunnya itu.  


Lanjutannya di KK yaaa....https://karyakarsa.com/UmiiiWinWIn19324/posts?tag=Perib

Perubahan IbukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang