Bab 1

3.4K 15 0
                                    

Aryani

PART 1

Aryani, 40 tahun dan Hendra, 42 tahun. Keduanya adalah sepasang suami istri yang telah membina rumah tangga selama 17 tahun lebuh dan dari pernikahannya, mereka di karuniai satu orang anak laki-laki yang bernama Rama, 15 tahun dan menginjak bangku kelas 2 SMP. Aryani sendiri adalah seorang perempuan alim yang kesehariannya memakai pakaian cukup tertutup terutama yang paling menonjol ia selalu memakai gamis dan jilbab lebarnya, ada kalanya ia memakai jilbab atau pakaian biasa, namun itu sanggatlah jarang..

Seperti penampilannya, Aryani juga bisa dibilang perempuan yang alim dan lembut. Perkataan serta perilakunya selalu terkesan lembut dan sedap untuk di nilai sebagai perempuan baik-baik. Walau tak aktif secara penuh, namun Aryani beberapa kali ikut serta dalam beberapa perkumpulan majelis di Komplek nya berada. Di penampilannya yang tertutup, ia memiliki paras yang cantik dan ia mempunyai kulit tubuh yang putih mulus dengan bentuk badan yang proporsional. Tabuh sintal dengan payudara dan pantat yang dapat menggoda kalakian. Tapi itu semua pastinya hanya ia perlihatkan untuk suaminya seorang.

Dalam lingkungannya, Aryani sering di panggil atau akrab di sapa dengan sebutan Ukhti Yani, mbak Yani atau ibu Yani. Namun paling umum panggilan yang melekat pada Aryani adalah Ukhti Yani. Sebenarnya mau di panggil nama saja atau yang lain juga bagi Aryani tak di masalahkan, tapi karena orang-orang lebih memilih memanggilnya seperti itu, ia pun tetap menerimanya dengan hati yang senang.

Sementara Hendra, suaminya... Hendra adalah pria beruntung yang mendapatkan istri seperti Aryani. Hendra memiliki sebuah usaha yang menjual berbagai jenis model pakaian seperti pada umumnya di luar kota dan Hendra sering berada di ruko nya itu untuk waktu yang tak terbilang sebentar. Bahkan satu arau dua, dua dan bahkan tiga bulan sekali Hendar baru akan balik ke rumah untuk melepas kangen bersama anak serta istrinya itu.

---------------

Kegiatanku sama seperti anak seusiaku, pagi berangkat sekolah, menimba ilmu dan sepulang sekolah aku main atau melakukan ha lain yang ingin aku lakukan. Seperti siang ini, aku yang baru saja pulang sekah dan bau saja makan siang merasa bibgung untuk melakukan kegiatan. Karena bingung, aku coba bergerak ke samping rumah untuk melihat mang Ojo yang kebetulan siang ini sedang memangkas rumput Samping rumah.

Oh iya, mang Ojo ini adalah sosok pria yang lebih tua dari ayahku, namun untuk umurnya aku tak tahu berapa dan mang Ojo ini memang orang yang sudah di pekerjaan di rumah ini sejak aku kelas 3 SD sebagai tukang kebun dan melakukan pekerjaan lainnya yang tak bisa ayah kerjakan untuk merawat rumah. Namun untuk tugas utamanya adalah tukang kebun. Sejak aku masih kelas 3 SD jadi, sampai sekarang mang Ojo terhitung sudah bekerja hampir delapan tahun dan itu bukan waktu yang sebentar untuk seseorang bertahan dalam satu pekerjaan dan satu majikan.

Mang Ojo ini sosok pria yang baik dan lembut, walau penampilannya agak menyeramkan dengan kulit hitam khas orang Timur serta badan yang cukup tinggi serta besar. Mang Ojo juga mang asli dari daerah Timur dan yang aku tahu, alasan dulu mang Ojo bisa kerja disini karena saat ayah sedang di rumah dan sedang keluar rumah, ayah di todong cegat oleh beberapa preman dan saat itu mang Ojo yang baru tiba di kota ini melihat hal tersebut. Mang Ojo membantu ayah sampai akhirnya terhindar dari orang-orang jahat itu.

Karena untuk membantu ayah, mang Ojo katanya sampai kena beberapa pukulan serta pipinya terkena pisau mereka, makanya sekarang di pipinya ada bekas codet karena itu akibat menolong ayah dulu. Akibat pertolongan mang Ojo, ayah yang tau bahwa mang Ojo baru saja tiba untuk merantau dan tengah mencari pekerjaan, ayah yang sudah di tolong menawarkan pekerjaan sebagai rasa terima kasihnya. Kebetulan saat itu ayah juga sedang mencari orang. Alhasil seperti sekarang ini.

Karena mang Ojo berasal dari daerah Timur, maka sudah jelas kepercayaan mang Ojo dengan kedua orang tuaku, maupun aku sendiri berbeda. Namun karena negara ini mempunyai prinsip untuk hidup bersama dalam perbedaan dan terlebih mang Ojo memang sejatinya orang baik, kami pun menerimanya dengan tangan terbuka sampai sekarang ini. Ia juga rajin dan bisa di percaya dalam pekerjaannya itu.

Perubahan IbukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang