Chapter 4

59 6 4
                                    

Harry memutuskan akan kembali kerumah setelah ia menyelesaikan kebutuhannya di warnet, ia sudah cukup mencatat semua hal yang ia yakin akan berguna entah kapan. Ia menyadari tak akan pernah bisa mengunjungi makan orangtuanya dalam waktu dekat, ia tidak mempunyai transportasi yang memadai untuk dapat kesana, bukannya ia tidak mau berusaha, ia sudah memperhitungkan seberapa sulitnya ia menuju ke Godric's Hollow.

Godric's Hollow bukanlah sebuah permukiman besar dimana transportasi umum dapat mudah dijangkau, Godric's Hollow adalah sebuah pemukiman kecil, jumlah penduduknya juga tak banyak, ditambah setelah tragedi nahas yang telah menimpa keluarganya, Godric's Hollow dianggap tidak lagi aman sehingga beberapa penduduk mulai meninggalkannya.

Setelah membayar uang sewanya, Harry berjalan jalan di sekitar sana, hanya untuk melihat-lihat untuk merefresh pikirannya, sambil berjalan pulang Harry berpikir banyak hal. Huft, memikirkan semua ini membuat kepala Harry sakit saja. Harry sangat ingin mengunjungi makam kedua orangtuanya, sejak kecil ia takpernah diajak kesana, bahkan ia tak yakin bibi dan pamannya mengunjungi makam orangtua Harry.

TIIN TIIN!

Bunyi klakson mobil menghancurkan lamunan Harry, oh astaga! Hanya berjarak beberapa meter sebuah truk sedang menuju kearahnya, ia sadar ia tak akan sempat untuk menghindarinya karena sekarang kaki Harry bergetar hebat, Harry merasa ajal akan segera menjemputnya.

'Mati aku!' Harry menutup matanya rapat rapat, ia berhitung dalam hati kapan ia akan dihantam sebuah truk. Sampai akhirnya tubuhnya terasa terhuyung ke samping, ia merasa tubuhnya ditarik seseorang-atau mungkin malaikat maut, sepertinya nyawanya sudah dicabut oleh malaikat, oh sungguh suatu kehormatan! Ia tak perlu lagi menjadi pembantu tanpa upah di rumah paman dan bibinya.

Bruk!

Tubuhnya seakan terhempas, lututnya terhantam trotoar. Oh astaga, sungguh sakit! Apakah ia melakukan sebuah dosa sampai arwahnya harus menerima hal se-sakit ini? Apa ia sudah di akhirat dan mulai diadili? Apa ia akan masuk neraka?

" ADUHH, SAKIT SEKALI KAKIKU! "

Harry yakin itu pasti suara seseorang yang juga sedang disiksa sama sepertinya, kakinya bergetar, ia yakin dirinya sekarang pasti masuk neraka. Mana ada orang yang kesakitan disurga?

'Sudah jatuh tertimpa tangga, didunia hidupku menderita dan sekarang matipun aku masuk neraka!' keluh Harry pada dirinya sendiri.

" HEY! KAU INI KENAPA SIH? KENAPA MENUTUP MATAMU TERUS? APA KAU TADI JUGA BERJALAN DENGAN MENUTUP MATAMU? KONYOL SEKALI! "

Suara bentakan dari sebelahnya mengejutkan Harry, perlahan ia mulai membuka matanya, satu mata terbuka dan ia bisa melihat bahwa, wah! Dia masih di dunia.

Sebuah truk berhenti tepat pada jalanan di depannya, ia terduduk di trotoar dan melihat kekanan dan kekiri mencoba mencerna, apa yang sebenarnya terjadi? Apa dia tidak jadi mati?

Netra hijaunya menangkap seorang anak berambut merah yang tengah memegangi kaki kanannya, wajahnya tampak menahan rasa sakit. Anak itu balas menatapnya dengan kebingungan, mereka berdua saling tatap untuk beberapa waktu.

" Apa? Kenapa menatapku seperti itu? Jatuh cinta ya? " Tanya anak berambut merah itu pada Harry. Harry hanya diam. Siapa anak ini? Apakah dia yang menyelamatkan Harry?

Seorang pria tua turun dari kemudi truk dan langsung menghampiri mereka berdua, wajah pria itu terlihat marah.

" Hey, bocah-bocah tolol! Kalau mau mati, mati saja sendiri! Terjun dari tebing atau apapun sana! Jangan membuatku harus mendekam dipenjara hanya karna kekonyolanmu! Atau jangan-jangan kalian mau memerasku ya? Huh! Dasar bocah-bocah tengik! " Ucap pria tua itu dan langsung pergi dari hadapan Harry dan seorang anak di sebelahnya. Menaiki truknya kembali dan pergi dari sana.

Orang - Orang Menyebutku "Malang"  [ Drarry ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang