chapter 2

56 10 0
                                    

Seorang laki laki berdiri tegap menghadap ke sebuah pintu yang masih tertutup, di depanya terdapat papan bertuliskan 'rumah duka'. Langkahnya terpatri disana, seolah ini semua hanya mimpi baginya, mimpi buruk yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dia yang sedang jauh di negri tetangga mendengar kedua sahabatnya telah tewas dalam satu malam yang mengenaskan, tanpa pikir panjang dirinya kembali pulang ke negeri asalnya.

" Sirius? " Panggil seseorang dari belakangnya, ia kembalikan tubuh tegapnya.

" Remus? " Jawabnya, tak butuh waktu lama ia berlari menuju sahabatnya, memeluk sang sahabat dan menangis sejadi-jadinya.

Remus tak menjawab apapun, tubuhnya tak bergerak dari tempatnya. Perlahan tangannya mulai terangkat untuk menenangkan sahabatnya, membalas perlukannya dan menitihkan air matanya.

Sirius melepas pelukanya, menghapus jejak air mata yang tertinggal. Remus tak banyak bicara, dirinya mengajak Sirius untuk masuk ke rumah duka, Sirius mengikutinya di belakangnya.

Remus membuka pintu, peti jenazah James dan Lily langsung terlihat saat itu juga. Tidak ada yang special dari peti matinya, hanya peti kayu biasa. Hanya ada ukiran kecil di samping penutup petinya, dan tercetak nama di pintu peti tersebut. Hal ini terjadi karena polisi langsung membawa jenazahnya untuk melakukan autopsi, sehingga jenazah mungkin saja tidak dalam kondisi yang cukup baik untuk dapat dilihat saat sudah dikembalikan kepada keluarga.

Di ruangan itu hanya terdapat beberapa orang, keluarga dari Lilly sudah datang disana sebagai wali dari kedua jenazah tersebut. Tak seorangpun dari keluarga Lily yang memiliki ekspresi kehilangan, mereka biasa biasa saja, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Rencananya jenazah akan dikebumikan besok pagi, malam ini adalah malam terakhir mereka bersama James dan Lily. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian beberapa orang, seorang polisi datang dengan seorang suster yang menggendong seorang bayi yang tak lain adalah Harry Potter, putra dari James dan Lily.

Polisi menemui Remus dan menanyakan tentang wali sah Harry, Remus mengantarkan polisi tersebut pada Petunia dan Vernon Dursley. Petunia dan Vernon berbicara dengan polisi dan suster yang menggendong Harry, suster tersebut menyerahkan Harry pada Petunia dan disambut baik oleh Petunia.

Setelah berbincang dengan wali Harry, Remus menghampiri polisi tersebut dan menanyakan tentang bagaimana keberlanjutan dari kasus ini, dilihat dari bagaimanapun kasus ini yang tak seharusnya disepelekan.

" Kami akan melanjutkan untuk menindaklanjuti kasus ini, benar kata anda kasus ini bukan kasus yang bisa disepelekan, untuk saat ini dugaan kami terhadap kasus ini merupakan perampokan. Setelah kami mengamati hasil autopsi dapat kami pastikan bahwa pembunuhan ini bukan pembunuhan berencana, dapat dilihat dari senjata yang digunakan bukanlah senjata milik pelaku, melainkan senjata tersebut adalah pisau dapur yang terdapat di rumah korban. " Jelas polisi tersebut kepada Remus, Sirius berdiri dan bertanya pada polisi tentang hasil autopsi dari James dan Lilly.

" Berkas autopsi saat ini belum bisa kami serahkan, namun saya dapat memberikan beberapa hal yang saya dapatkan dari hasil autopsi. Bahwa korban atas nama James menerima 16 luka tusuk pada sekujur tubuhnya, ditemukan juga beberapa memar dikepala yang saat ini dicurigai berasal dari pukulan benda tumpul atau bekas perkelahian. Sedangkan korban atas nama Lily mendapat 2 luka tusuk pada bagian perut sebelah kiri dan bagian dada, lalu ditemukan juga memar pada kepala yang disebabkan oleh pukulan benda tumpul atau bekas perkelahian. Selain itu, pada ujung kuku korban atas nama James ditemukan serpihan kulit manusia yang kami duga milik pelaku, saat ini tes DNA sedang kami lakukan untuk mencari pelakunya, kami berharap anda semua dapat mempercayakan kasus ini kepada kami, kami akan berusaha yang terbaik untuk mengungkap kasus ini. " Polisi menjelaskan semuanya dengan seksama, semua orang yang berada dalam ruangan itu dan mendengar hasil autopsi itupun terkejut, manusia mana yang tega melakukan hal itu.

Orang - Orang Menyebutku "Malang"  [ Drarry ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang