Tak terasa sudah 5 tahun sejak Harry tinggal dengan Ron dan Hermione. Sekarang mereka bertiga tidak lagi mencari rongsokan, mereka bertiga sudah cukup umur untuk bekerja secara resmi. Mereka bertiga sekarang sudah tidak menempati bangunan tua itu, mereka memutuskan menyewa apartemen yang cukup murah. Fasilitas di apartemen itu cukup baik, yaitu tiga kamar, satu kamar mandi, dan satu dapur kecil juga sepetak ruang tamu yang mereka fungsikan sebagai tempat mereka berkumpul atau makan bersama sepulang kerja.
Harry sekarang bekerja sebagai seorang kasir di sebuah toko roti kecil milik seorang nenek-nenek lanjut usia, Hermione bekerja sebagai seorang pelayan di kafe dan Ron bekerja sebagai seorang kasir di minimarket. Mereka bertiga hidup berdampingan, dalam lima tahun ini tak pernah sekalipun terjadi konflik diantara mereka, mereka saling berbagi tugas, dan setiap orang melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik.
Harry bertugas mencuci baju dan piring, Ron bertugas membersihkan rumah dan melipat pakaian yang telah dijemur, sedangkan Hermione bertugas untuk memasak dan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Mereka bertiga akan mengumpulkan uang iuran setiap awal bulan, yaitu ketika mereka mendapat gaji, lalu Hermione akan membuat list belanja mingguan.
Tuk tuk!
Sebuah ketukan pada meja kasir merebut perhatian Harry, Harry yang sedang menata kue di etalase mengalihkan pandangannya pada seorang pria dewasa bertubuh tinggi dan berkulit hitam dengan tulang pipi tinggi dan mata yang tajam.
" Ada yang bisa kubantu, tuan? " Tanya Harry pada pria itu.
" Apa kau menjual Muffin? Bacon Muffin lebih tepatnya "
" Maaf, kami hanya menyediakan Bacon Muffin pada hari Senin, Rabu dan Jumat "
Pria itu meminta Harry untuk menunggu sebentar, lalu keluar dari toko dan berbicara dengan seseorang yang lain. Tak lama, pria itu kembali masuk dengan seorang pria bertubuh tinggi tegap, berkulit putih pucat dengan rambut pirang dan mata abu-abu yang dapat menenggelamkan siapapun yang menatap matanya. Harry bergidik tanpa alasan yang jelas saat pria pirang itu menatap netra hijaunya.
" Jadi, apa yang ada? " Tanya pria pirang itu pada Harry, Harry menjelaskan kepada pria itu apa saja yang tokonya miliki, Harry tidak menyebutkan diskon-diskon yang dapat pria itu akses karena Harry ingin kedua pria di hadapannya segera pergi. Harry entah kenapa sangat waspada pada mereka.
Pria pirang itu meninggalkan toko setelah dering telepon genggam mengambil alih fokusnya, lalu transaksi terjadi begitu cepat karena—tentu saja Harry melakukannya dengan terburu-buru. Setelah semua selesai, Harry mengatakan terimakasih dan masuk ke dalam ruangan stock untuk menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang - Orang Menyebutku "Malang" [ Drarry ]
FanfictionHujan sangat deras dengan petir yang tak henti-hentinya menyambar, suara keras membangunkan bayi kecil berusia kurang dari satu tahun yang menangis karena ketakutan. Untungnya, ia memiliki ibu yang siap mendekapnya kapan saja, menghangatkannya, meli...