Siang hari, Pharita telah sampai di kediaman keluarga Person, dirinya di sambut baik dan hangat disana. Kakek serta Ibu Ruka sangat baik padanya, ia sangat senang.
"Sebaiknya Tuan lebih banyak istirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang berat-berat terlebih dahulu," saran Pharita.
"Saya mengerti," jawab pria paruh baya yang sedang berbaring di kasur king size miliknya.
"Permisi, apakah Nona Pharita ingin minum sesuatu? jika iya, saya akan meminta pelayan disini untuk membuatkannya," ucap seorang wanita yang baru saja masuk.
"Tidak perlu repot-repot Nyonya, saya tidak begitu haus," tolak Pharita dengan halus.
"Anggap saja rumah ini sebagai rumah mu. Saya akan meminta pelayan untuk membuatkan minuman yang spesial untuk Nona," ucap wanita itu sebelum pergi.
"Nona sangat cantik dan begitu awet muda, apa rahasianya?" tanya wanita itu.
"Saya hanya memakai skincare secara rutin dan tidak melakukan perawatan apapun," jawab Pharita dengan jujur.
"Nyonya, ini jus nya," ucap pelayan yang baru saja masuk, ia lalu meletakkan gelas yang berisi jus di meja.
"Terimakasih," Pharita tersenyum.
"Nadia, ayah akan mengurus semuanya. Ruka akan mendapatkan semua aset yang ayah miliki," ucap lelaki paruh baya itu yang sedang mencoba untuk duduk, sontak Pharita tergerak untuk membantu pria itu.
"Ayah, usia Ruka belum cukup memadai untuk itu. Apakah ini semua tidak terlalu cepat?" tanya Nadia, Ibu kandung Ruka.
"Lebih cepat maka akan lebih baik. Ayah juga akan mengatur kencan buta untuknya." tutur Wilson.
"Ayah, kencan buta hanya akan membebani pikiran Ruka. Biarkan putra ku memilih pendamping hidupnya sendiri. Aku yakin Ruka memiliki tipe wanita yang di sukai," tutur Nadia.
"Ayah akan tetap melakukan apa yang Ayah inginkan,"
"Pantas saja Ruka keras kepala," gumam Nadia.
Pharita hanya menyimak obrolan mereka, ia seperti orang yang sedang kebingungan. Sepeti ini kah kehidupan orang kaya? mereka harus mengikuti kencan buta? sangat tidak asik. Pikir Pharita.
.....
Semakin hari hubungan Ruka dan Pharita semakin dekat, bak sahabat yang tak akan pernah terpisahkan.
Hari ini Pharita akan mengajarkan bagaimana caranya memerah susu sapi yang baik dan benar. Dahulu Pakde Hen lah yang mengajarkannya, sekarang giliran Pharita yang mengajari Ruka.
"Bukan seperti itu, kau harus memerasnya dengan sedikit tenaga, jika seperti itu saja maka susunya tak akan keluar," omel Pharita saat Ruka tidak benar dalam memerah susu sapi.
"Lihat aku baik-baik, seperti ini caranya." Pharita mencontohkan cara memerah sapi yang benar.
"Oh begitu, baiklah. Saya akan mencobanya lagi," Ruka dengan percaya diri mulai melakukan pekerjaan yang sangat melelahkan, menurutnya. Tapi bagi Pharita, pekerjaan itu hanyalah pekerjaan yang ringan, karena dirinya sudah sering melakukan itu waktu kecil.
"Kau hebat," sontak Pharita langsung menoleh ke arah Ruka.
"Hebat? tidak juga," jawabnya dengan santai.
"Kau wanita paling mandiri yang pernah ku temui. Kau tidak manja seperti gadis lainnya, aku suka caramu dalam mengembangkan dirimu. Kau menunjukkan pada semua orang bahwa orang-orang dari kalangan yang mungkin kurang berkecukupan bisa menjadi dokter hebat."
"Bukankah semuanya butuh proses?" Ruka mengangguk.
"Bapak dan Ibuku bercerai beberapa tahun yang lalu. Bapakku pergi dengan wanita lain, yah...... bukankah hidup akan terus berjalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruka untuk Rita (RuPha)
HumorMatangi Pharita Parabawa, gadis cantik yang hidup dalam lingkungan keluarga keras. Ia mempunyai Bapak bernama Liam, Bapaknya sangat ambis dan keras dalam mendidik dirinya Hana, sang Ibu yang selalu mendukung dirinya, berbeda dengan sang Bapak, Ibuny...