V

126 24 4
                                    

"Hey Rita!" seru seseorang.

"Oh, Rora," Pharita tersenyum manis ketika Rora sudah berada di hadapannya.

"Kau tidak membaca pesan yang ku kirim?" tanya Rora.

"Pesan? aku tidak sempat membuka ponsel kemarin, maaf," tentu saja gadis itu berbohong, sudah jelas ia membaca notif dari Rora, tapi ia mengabaikan pria itu begitu saja.

"Begitu ya? yasudah tak apa, ngomong-ngomong kau sedang tidak enak badan ya?"

"Aku baik-baik saja, memangnya aku terlihat seperti sedang sakit?" Rora mengangguk.

"Kau terlihat lebih pucat dari biasanya,"

Pharita merogoh tas ransel yang ia bawa lalu ia mencari cermin kecil di dalam sana.

"Astaga, aku lupa memakai lip bam, pantas saja kau mengatakan hal itu. Sepeti tidak ada kehidupan disini," Pharita mengoleskan lip bam dengan cekatan.

Sekarang gadis itu tampak lebih baik dari sebelumnya.

"Kau terlihat lebih cantik bila begini,"

"Terimakasih atas pujiannya,"

"Pagi-pagi sudah berduaan aja, tiati nanti orang ketiga nya setan,"

"Yang ada kamu orang ketiga nya," ucap Pharita.

"Berarti gw setan? cantik-cantik begini setan? parah banget si," ucapnya.

.....

"Kakek minta Pharita segera datang kesini,"

"Untuk apa lagi si kek? bukankah pengobatan yang kakek jalani berjangka dua bulan sekali?"

"Kakek tidak ingin membahas itu, lebih baik kau tidak ikut campur," tukas Wilson.

"Tapi kek, kakek gak bisa dong seenaknya manggil Rita gitu aja kesini, dia juga punya pekerjaan kek,"

"Kakak beri kamu satu pilihan,"

"Jika pilihan kakek masih sama seperti kemarin, jelas Ruka akan menolaknya," jawab Ruka tegas.

"Mengapa? sudah berapa kali kakek atur kan kencan buta untuk mu? kau menolak semua gadis itu, kau juga mau menolak Pharita?"

"Ayolah, kakek dan aku sudah sama-sama dewasa, aku hanya ingin fokus pada perusahaan dan yang lainnya, Pharita juga pasti begitu,"

"Lalu kapan kakek akan mendapatkan cicit?"

"Ayah, sudahlah. Biarkan putra ku memilih pilihan nya sendiri,"

"Vero, lebih baik kamu diam. Ayah sedang berbicara dengan Ruka,"

"Kakek, Ruka sudah punya pacar," tentu saja pria itu berbohong.

"Siapa? dari keluarga mana? bawa dia kemari,"

"Pacar Ruka sangat sibuk, mungkin Minggu depan Ruka akan membawa nya kemari,"

"Kalau begini kan enak. Kamu kalau bilang sudah punya pasangan sebelumnya kan kakek tidak perlu melakukan ini,"

.....

"Duh, nyari pacar sewaan dimana coba? lagian gw pake bilang gitu lagi," Ruka mengacak-acak rambutnya yang masih basah karena ia baru saja mandi.

"Apa gw minta bantuan ke cewe yang kemarin aja ya? siapa sih? Ahyeon? iya itu kayak nya," Ruka mengingat satu perempuan yang tak sengaja ia temui di club beberapa hari lalu.

"Tapi gw gak tau nomor telepon dia, Rami, iya Rami. Tu orang punya gak ya?" tanpa pikir panjang Ruka langsung meraih ponsel yang berada di nakas lalu pria itu mencoba untuk menghubungi Rami.

Ruka untuk Rita (RuPha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang