VI

60 14 1
                                    

"Ibu," tanya gadis itu hati-hati.

Hana menoleh, ia menatap putrinya. Tatapan mereka bertemu, Hana tahu bahwa putrinya ini ingin membicarakan sesuatu dengannya.

"Kita ke depan saja," Rita mengangguk patuh.

"Rita ingin melanjutkan kuliah di luar negeri, kali ini Rita tidak akan mengeluarkan sedikitpun biaya untuk ini, Rita mendapatkan beasiswa Bu. Awalnya Rita iseng ikut ujian secara online, lalu Rita di terima dan lolos sertifikasi,"

Hana tak mengeluarkan sepatah katapun, Hana membawa tubuh anak gadisnya ke dalam pelukannya yang hangat.

"Ibu bangga padamu. Kau jaga diri baik-baik disana, jangan lupakan sarapan. Kesehatan mu yang paling penting. Sayang, Ibu akan menunggumu disini, jaga dirimu,"

Pharita mengelus pipi Hana dengan lembut.

"Ibu, Rita janji bakal jaga diri disana, ibu juga jaga diri disini. Mungkin Rita gak akan lama di sana,"

"Mau lama atau tidak kau harus memperhatikan kesehatan, jika kau sakit siapa yang merawat mu? disana tidak ada ibu, sebisa mungkin kau jaga dirimu sendiri,"

"Pulanglah dengan keadaan baik-baik saja, ibu selalu mendoakan untuk kebaikan mu,"

"Aku jadi tidak sanggup meninggalkan ibu,"

"Hey, kejarlah cita-cita mu, ibu disini tidak sendiri. Ada Pakde Hen dan yang lain, kau pergilah dengan tenang, tidak usah memikirkan ibu yang ada disini. Fokus lah dengan apa yang menjadi tujuan mu. Tuhan akan selalu ada bersamamu,"

"Terimakasih, ibu,"

....

"Terimakasih untuk yang tadi, acting kamu bagus banget, natural," ucap Ruka yang sedang menyetir.

"Haha, itumah udah jadi makanan sehari-hari kak,"

"Tapi acting kamu yang barusan itu keren banget, mama, papa, sama kakek aku sampe percaya loh, kamu hebat deh,"

"Udah biasa itu mah kak. Gak usah berlebihan,"

"Kamu sama Rami masih deket?"

"Kita sahabatan dari dulu kak, mana mungkin gak deket,"

"Kalau kakak bilang kakak suka kamu gimana?"

"Bercanda ah pasti,"

"Siapa si yang berani bercanda?"

"Kak?"

"Eh?"

"Kakak gak panas tuh,"

"Kamu pikir kakak sakit? engga, kayaknya kakak mulai ada perasaan ke kamu,"

"Jangan konyol kak, kita baru kenal beberapa hari lalu,"

"Bagaimana jika kita berteman terlebih dahulu, jika kamu merasakan apa yang kakak rasakan maka kita harus segara meresmikan hubungan kita," Ahyeon mengangguk tanpa ragu, apa itu cinta? Ahyeon tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya.

"Baiklah, kita sampai,"

....

"Sayang, jaga dirimu disana. Jika rindu pada ibu kau bisa menelpon Pakde," ucap sang Pakde.

"Nduk, jaga diri baik-baik yo, Budhe ndak bisa ngasih apa-apa, jadi terima aja ini ya, buat jajan kamu di sana," Sarti, istri Pakde Hen sekaligus Budhe Rita, wanita itu memberikan kartu yang berisi sedikit uang untuk di bawa sang keponakan.

"Tidak usah Budhe, Rita punya uang kok. Budhe ndak usah khawatir," Pharita mengembalikan kartu itu pada Sarti.

"Budhe sudah tua, jadi untuk apa uang ini?"

Ruka untuk Rita (RuPha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang