Chapter : 011

3 2 2
                                    

Skandal Trauma : 011

"Saat mendapatkan seseorang yang terasa seperti cerminanmu. Hal tersebut harus dimanfaatkan, bukan?"

Suara ketikan pada keyboard laptop tersebut bergema di seluruh ruangan. Kopi yang diseruput beberapa kali guna menyingkirkan rasa kantuk yang melanda.

Layar tersebut telah terbuka sedari beberapa jam yang lalu dan tidak ada tanda-tanda dari sang empu untuk mengistirahatkan diri beserta alat bantu nya itu.

Alfern kembali mengetikkan beberapa tulisan. Beberapa kali mengecek handphone di sampingnya. Mencari data-data di laptop yang tak kunjung benar.

Ck, data yang banyak tetapi tak memperoleh satu-satunya.

Alfern menghela napas panjang. Bersandar pada punggung kursi dengan tangan yang memijat pelipisnya. Pusing yang melanda akibat netra yang sedari tadi tak diistirahatkan juga tubuh yang terasa penat. Namun, otaknya seakan memaksa dirinya untuk tidak terlebih dulu jatuh.

Hingga sebuah notifikasi membuatnya mengernyit.

Hingga sebuah notifikasi membuatnya mengernyit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wait? X.C?

Siapa yang mengirim ini?

Tubuhnya langsung bereaksi begitu saja ketika melihat hal ini. Ia dengan cepat meraih handphone nya. Rasa lelah dan kantuk yang berat seakan musnah dalam satu saat.

Matanya membelalak sempurna ketika melihat apa yang dikirimkan oleh pengirim tak dikenal tersebut.

Hal gila yang entah bagaimana bisa ia dapatkan? Yang benar saja, ia benar-benar terkejut akan hal ini.

Senyumnya merekah bahagia dengan sisi keterkejutan yang masih belum mereda. Ia memperhatikan pesan tersebut. Hingga netra nya menangkap tulisan pengirim itu.

X.C?

Netra nya seketika berbinar. Senyuman yang amat merekah. Alfern tidak menyangka. Ia benar-benar X dari sebuah Skandal.

Tangannya dengan gesit mengetikkan sesuatu di laptop nya. Memindahkan file dari handphone nya ke laptop nya. Lalu mempublish sesuatu disana. Itu akan menjadi berita boom besok. Memikirkan bagaimana raut wajah setiap orang membuat nya tak bisa tidur.

Dan, sekelebat wajah dari nya terlintas. X dari sebuah harta karun. Dan, dirinya adalah Kartu As yang diincar gadis itu.

"X.C ... Menarik."

***

Giselle membanting handphone miliknya ke kasur setelah mendapat pesan dari nomor tersebut lagi.

Teror yang telah berlaku selama beberapa hari berturut-turut.

Tentu, teror tersebut memang tak berkesan. Namun, ia ingin melempar sosok yang telah mengancamnya tersebut kedalam penderitaan bersamanya. Sosok bodoh yang  ingin sekali ia ketahui dan memberi tahunya bahwa ia selalu kalah.

Sosok bodoh yang menggelisahkan hatinya belakangan ini.

Dan, pesan kali ini terasa lebih absurd

Hola, hola.
Bersiap untuk kejutan esok hari.
Sekolah akan menjadi boom di dan kejutan menggemparkan.

Pertanda : Your X

***

Sekolah gempar akan berita pagi yang langsung membuat suasana sekolah tampak berbeda. Hari ini, mereka semua seakan menjadi pasar tempat orang-orang bercerita.

Koridor sunyi yang biasa ia lewati kini betul-betul ramai. Seakan disulap karena terdapat wahana yang baru dibuka.

Dan, Xandra mengetahui dengan jelas apa permasalahannya. Senyuman miring yang ia berikan seakan menjadi kemenangan sementara di hari ini.

Xandra merogoh handphone di dalam sakunya. Membuka sosial media sambil berjalan menuju kelas.

Xandra tersenyum riang akibat berita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xandra tersenyum riang akibat berita ini. Tentu saja, berita itu sebenarnya tidak akan sangat berpengaruh pada mereka. Namun, membayangkan mereka yang goyah saat ini membuatnya begitu senang.

Ia meletakkan kembali ponsel di sakunya lalu membuka pintu kelas. Aura yang terasa berbeda kali ini menerpa Xandra.

Berjalan menuju tempatnya. Ia kemudian meletakkan tas nya pada meja kursi nya. Suara seseorang di belakang nya membuat ia tersentak kecil lalu berbalik menoleh pada sang empu yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

Xandra membalas balik senyuman yang tak kalah lebar.

Tidak sia-sia ia mengirimkan sebuah file berisi sesuatu yang langsung dapat dipahami oleh orang itu.

Kartu As dari sebuah X

"Ingin bekerja sama?"

Disisi lain #

Giselle berjalan dengan cepat hendak menuju sebuah ruangan. Tiba di depan ruangan tersebut Giselle langsung membanting pintu tersebut dengan keras.

Dua orang di dalam sana hanya menatapnya datar.

Giselle bergerak duduk di samping sang kakak. Chalondra mengisyaratkan dirinya untuk tidak bersuara sebelum sang kepala keluarga yang memulai.

"So ... Can someone explain me to this?" Suara tersebut terdengar rendah tetapi dapat mengintimidasi kedua sosok disana.

TBC
633 kata

Skandal Trauma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang