Bab 2 ~ Hari Kesialan

53 7 0
                                    

👑👑👑

VOTE sebelum baca!

Selesai Naufal berteriak, pintu ruangan di dobrak dari luar dengan sangat kencang.

Brak!

Naufal memperhatikan seseorang yang berdiri di ambang pintu. Seorang lelaki dewasa berpakaian prajurit dengan pedang mengkilat di tangannya berjalan masuk ke dalam ruangan pengap ini sambil memperhatikan setiap anak di dalam kurungan.

“Tuan, tolong keluarkan aku!”

“Tuan, tolong aku!”

Semua anak menatap nya penuh harapan termasuk anak perempuan di seberang nya. Saat melihat lelaki prajurit tersebut, anak perempuan itu berteriak memanggil nama sang prajurit.

“Jack, aku disini!” teriaknya membuat lelaki prajurit yang dipanggil Jack segera mengalihkan pandangan pada kurungan anak perempuan.

“Nona, Anda baik-baik saja?” tanyanya setelah menghancurkan kurungan kayu yang mengurung anak perempuan.

“Kenapa lama sekali? Aku sudah bosan menunggu! Kau ini sama sekali tidak becus dalam bekerja!” bukannya berterimakasih, anak perempuan itu malah memarahi Jack.

Teriakan meminta tolong masih menggema di dalam ruangan membuat ruangan pengap ini ramai oleh teriakan meminta tolong.

“Diam!” tegas Jack membuat anak-anak yang meminta tolong langsung bungkam.

“Maafkan saya, Nona. Jejak pedagang budak ini sangat sulit di deteksi.” lanjut Jack meminta maaf pada anak perempuan itu.

“Hmmpp, dasar tidak berguna.” dengus anak perempuan itu lalu melirik Naufal yang masih berada dalam kurungan. Ia menyeringai kemudian berkata pada Jack.

“Jack, keluarkan dia!” tunjuk anak perempuan pada kurungan Naufal.

Bukannya merasa senang, Naufal malah was-was setelah melihat perangai jelek anak perempuan. Mana mungkin dia akan berbaik hati pada orang yang sempat beradu mulut dengannya kan?

Klang!

Jack menghancurkan rantai besi yang mengikat pintu kurungan membuat pintu  kurungan secara otomatis terbuka lebar.

Naufal tidak langsung keluar meskipun pintu terbuka lebar. Ia menatap tajam anak perempuan yang Naufal yakini memiliki niat buruk padanya.

Melihat Naufal yang hanya diam tidak keluar membuat anak perempuan bingung.

“Kenapa kamu masih di dalam? Cepat keluar!” titahnya.

“Dan membiarkan mu menyuruh Jack untuk membunuh ku?” tanya Naufal berkata dingin.

Anak perempuan itu terlihat marah karena niatnya diketahui Naufal. Tanpa basa basi, ia menyuruh Jack membunuh Naufal.

“Jack, bunuh dia sekarang juga!” titah anak perempuan dengan kemarahan di atas ubun-ubun.

Jack terlihat ragu sebentar sebelum menyerang Naufal.

Naufal yang di serang tidak tinggal diam. Ia mundur ke belakang guna menghindari pedang mengkilat Jack. Saat Jack kembali menyerang, Naufal menendang pedang Jack tetapi tidak merubah apapun. Jack terus menyerang sampai pada akhirnya pedang mengkilat Jack berhasil menancap di perutnya.

Jleb!

Kedua mata merah Naufal terbuka lebar melihat pedang Jack menusuk perutnya. Meskipun tidak terlalu dalam, tapi tusukan tersebut sangat lah menyakitkan.

Jack mencabut pedangnya kemudian menatap anak perempuan. Anak perempuan tersenyum puas melihat wajah pucat Naufal.

“Ayo kita pergi!” ucap anak perempuan tanpa berniat menyuruh Jack mengeluarkan anak-anak dalam kurungan.

Bruk!

Naufal meringkuk di lantai menatap kesal kepergian anak perempuan dan prajuritnya, Jack.

Naufal tahu Jack tidak berniat membunuhnya, jadi ia hanya menusuk dirinya tidak terlalu dalam. Tapi menusuk dalam ataupun tidak terlalu dalam dapat membuat kematian. Apalagi tubuh yang ia tempati masih berumur 6 tahun.

“Jack gila! Bocah gila!” lirih Naufal mengumpati kedua orang tersebut yang tidak lagi berada di sana.

Susah payah Naufal berdiri kemudian melepaskan baju atasnya yang digunakan untuk menutupi luka tusukan. Dengan langkah tertatih Naufal keluar dari ruangan pengap meninggalkan anak-anak dalam kurungan yang menatapnya kasian.

***

Berhasil keluar dari ruangan pengap, Naufal memperhatikan sekeliling yang dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Dilihat dari jalur yang menurun, sepertinya ia berada di atas bukit. Naufal berjalan menuruni bukit mengikuti jejak kaki di tanah.

Baju yang digunakan untuk menekan luka tusukan terasa basah oleh darah. Kepala Naufal mulai berkunang-kunang, tapi ia tetap mencoba mempertahankan kesadaran nya.

Naufal tidak lagi mengikuti jejak kaki karena jejak kaki di tanah menghilang. Ia berjalan mengikuti insting berharap jalan yang ia pilih benar.

Tiba di tanah lapang, Naufal melihat beberapa tenda berdiri di sana dengan beberapa orang berpakaian militer.

“Apa mereka semua prajurit bocah gila tadi? Jika benar, maka aku berada dalam masalah.” gumam Naufal.

Bukan tanpa alasan kenapa Naufal berpikir demikian. Jika anak perempuan tadi melihat nya masih hidup, bukan tidak mungkin anak perempuan itu menyuruh prajuritnya untuk langsung memenggal kepalanya alih-alih menusuk nya seperti sebelumnya.

Naufal berbalik berniat menjauh dari area camp, tapi belum jauh ia melangkah, kepalanya semakin sakit dan tubuhnya terasa lemas.

“Hari apa ini? Oh, tentu saja hari penuh kesialan.” gumamnya bercanda lalu jatuh pingsan.

Bersambung...

👑👑👑

The Lost PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang