Tring!!
Fiony mendorong pintu kafe yang membuat lonceng di pintu berbunyi dan menarik atensi para pegawai kafe, tak terkecuali Freya yang sedang membersihkan meja. Fiony tampak tenang membuka pintu kafe tatapannya kosong, ia berjalan menuju Christ untuk memesan.
Fiony duduk di pojok kafe, diam menatap kosong keluar. Ia mengusap pundak kirinya yang terbentur meja pelan seraya meringis dan sesekali menarik nafas dalam. Dia hanya ingin jauh dari sesuatu yang membuatnya lelah. Dia ingin beristirahat sejenak dari kehidupan yang menyiksa nya.
Freya meliriknya beberapa kali dari meja tak jauh dari tempat Fiony duduk, ia mencoba membaca ekspresi Fiony. Ada sesuatu, entah itu kesedihan atau mungkin kelelahan? Freya tidak tahu, tapi itu membuatnya tertarik.
"Meja 4 kan ya?"
"Iya"
Freya menoleh mendapati Lia yang sedang membawa pesanan Fiony, tiba-tiba saja dirinya terdorong untuk melakukan sesuatu. "Ci biar aku aja." Freya menghampiri Lia dan menawarkan diri untuk membawa pesanan itu. Dia penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Fiony. "Eh, gak apa-apa?" Freya menangguk seraya tersenyum.
"Yaudah deh, ke meja 4 ya," ucapnya lalu memberikan pesanan Fiony.
"Oke." Freya berjalan menuju Fiony yang masih memperhatikan keadaan luar yang sedang hujan rintik-rintik. "Satu Matcha latte." Fiony langsung menoleh dan menerima pesanan itu. "Makasih," ucapnya dengan senyuman tipis. Dapat Freya lihat pancaran mata Fiony yang sedikit berbeda dari kemarin.
Freya tersenyum menanggapinya. Fiony meminum pesanannya sedikit. "Boleh aku duduk disini?" Fiony menatap Freya sedikit bingung dengan permintaan nya. Dia mengedarkan pandangan ternyata kafe sedang sepi, pantas saja Freya terlihat santai. Ia kembali menatap Freya yang sedang tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Cuaca akhir-akhir ini sering hujan ya." Fiony melirik Freya yang masih memperhatikan keadaan luar. "Iya, mungkin karena akhir tahun." Fiony menatap ke luar jendela, hujan rintik-rintik itu kini mulai menderas membasahi kota membuat genangan air dimana-mana. Sama seperti pikiran nya yang yang terus diguyur berbagai masalah, tanpa memberi nya tempat untuk berteduh dari masalah itu.
Hening beberapa saat, hanya ada suara musik yang mengalun di kafe dan kesejukkan karena udara malam dan hujan diluar. "Apa yang membuatmu memesan Matcha latte?" Fiony meminum pesanan nya sejenak. "Kamu tau, Matcha bisa bikin seseorang merasa lebih tenang." Fiony meminum Matcha latte itu lalu memandang cangkir di tangan nya, berharap apa yang dia katakan benar-benar terjadi.
Freya mengangguk, kini ia sudah mulai mengerti. Dia melirik sedikit pundak kiri Fiony lewat ekor matanya.
Fiony mengalihkan tatapan nya ke Freya, dan mendapatinya sedang tersenyum tipis melihat keluar. "Aku sering ke sini, tapi nggak pernah liat kamu sebelumnya."
"Iya, aku baru kerja part time disini kemarin." Fiony mengangguk mengerti. "Kamu masih sekolah ya?" Dia mengingat kemarin Freya yang menggunakan seragam SMA. Freya mengangguk dan menatap Fiony. "Iya, aku baru kelas 11."
Fiony kembali mengangguk lalu meminum pesanan nya. Freya yang sedang memperhatikan nya menjadi semakin penasaran dengan Fiony. "Nama mu.. Fiony?" Seketika Fiony tersedak mendengar itu. Mata nya membulat, tangan nya sedikit bergetar. Dia mengangkat pandangannya menatap Freya. "Kamu tau dari mana?" Ia merasa tidak nyaman.
Freya terdiam melihat reaksi Fiony, dia sadar Fiony merasa tidak nyaman. "Aku gak sengaja denger teman mu memanggil pakai nama itu kemarin disini. Maaf kalo kamu merasa gak nyaman." Ia merasa bersalah saat melihat reaksi Fiony.
Fiony menyimpan cangkir di tangan nya lalu menarik nafas dalam mencoba untuk tenang. "Gak apa... Namaku memang Fiony. Nama mu siapa?" Freya masih merasa bersalah meski Fiony sudah mengatakan itu. Namun ia merasa heran, mengapa Fiony terlihat sangat gelisah. "Aku Freya. Eh, nama kita sama-sama berawalan dari huruf F." Freya tersenyum kecil menyadari itu, ia berusaha memperbaiki suasana. Fiony pun tersenyum kecil saat mengetahui itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA ASA: Jiwa Yang Sempurna
FanfictionMereka dipertemukan oleh takdir untuk menyembuhkan satu sama lain.