SATU

2 0 0
                                    

Hari pertama bagi semua siswa di sekolah SMA swasta Cenderawasih memasuki kembali dunia pendidikan apalagi setelah banyak libur panjang yang mereka jalanin.

Satu persatu mobil memasuki parkiran, guna mengantar putra putri untuk sekolah yang menyediakan asrama di dalamnya. Diantara ramai siswi ada seorang gadis dengan rambut terikat jangan lupakan poni dan juga jepitan yang membuat kesan imut, sejak tadi keluarga susah untuk membiarkan ia masuk asrama karena mereka tidak tega.

"Adek serius? Kalau mau pindah biar ayah urus"sang kepala keluarga sejak tadi gelisah karena anak emasnya akan tidak seatap dengannya.

"No..no...no.. Daisy menggeleng sebagai jawaban yang pasti "adek mau belajar mandiri dan adek bisa handle masalah adek sendiri"ucap gadis itu.

"Kalau adik sakit gimana? Chek-up kesehatan bulanan adek gimana? Nanti periksa ke psikiater kapan?"begitulah bundanya di tengah kesibukan, menyempatkan menemani tuan putri untuk memeriksa hal kecil.

"Bunn...please, adek bisa belajar mandiri nanti kalau adek gak bisa baru minta tolong"ujar anak itu, jawaban itu masih tak memberi keyakinan bagi keluarganya di mata mereka dia adalah gadis kecil yang belum mengenal dunia.

"Kalau Abang kasih asisten satu untuk bantu adek, mau?"tanya si sulung yang biasa di panggil kak Galaksi.

"Gak kak, itu tetap gak bikin adik mandiri"ujar anak itu.

"Kalau bodyguard aja mau?"tanya anak tengah, ia tak kalah khawatir takut kalau sang adik dirundung nanti tidak tahu saja kalau anak ini yang akan membantu temannya yang dibully.

"Sama aja bang"ucap Daisy kepada bang Cakra.

"Tuan, nyonya perlengkapan nyonya muda sudah semua"ujar seorang wanita, orang tua Daisy memang sengaja membawa beberapa asisten rumah tangga untuk membereskan perlengkapan putri mereka.

"Yaudah, ayah sama bunda mau tetap disini atau ikut adek masuk?"tanya Daisy.

"Ikut adek masuk"

Dari jauh ada seorang gadis yang menatap dengan sedikit iri, namun perlahan ia menarik koper hitamnya menuju kamar asramanya sendiri.

Asrama yang sangat elit, setiap kamar terdapat kamar mandi masing-masing. Pelajar disini juga tidak memakai kunci untuk masuk ke kamar mereka hanya perlu card dan kata sandi.

"Udah semua ini di dalam,adik mau apa sayang?"tanya bunda sambil memegang bahu putrinya yang kini memiliki tinggi yang setara.

"Adek mau lihat kantin"ucap Daisy, karena sejak dulu dia merasakan homeschooling gadis ini sangat penasaran dengan apa itu kantin?

"Emm... Yaudah ayok ke kantin!"bunda melangkah lebih dulu bersama anak gadisnya.

Suasana kantin belum terlalu ramai mungkin karena beberapa orang masih sibuk berpamitan. Daisy menatap sekitar, akhirnya rasa ingin tahunya terpuaskan dengan melihat kantin, jadi begini bentuk kantin luas ya dan disini juga sejuk itu pikiran Daisy.

"Adek boleh beli apapun, tapi jangan sampai beli yang dapat membuat kamu sakit. Paham sayang?"tanya bunda menatap anak disebelahnya yang sejak tadi sibuk menatap sekitar.

"Adek paham"jawab Daisy dengan mantap.

"Lia.."nama bundanya di panggil dari arah belakang, saat wanita itu menoleh ia langsung bahagia dan menghampiri wanita yang memanggilnya.

"Gimana keadaanya?"tanyanya sambil memeluk.

"Baik, ini anak bungsu kamu itu.wah, cantik banget ya! Gemes umi lihat kamu"ucap Wanita dengan kerudung berwarna hitam.

"Iya.. Daisy, salin dulu sama teman dekat bunda di SMA"Daisy hanya menuruti, dan dua abangnya mengikuti.
"Anak kamu disini juga? Siapa?"tanya bunda.

"Umi.."seorang pria menghampiri

"Nah, itu si Zabir yang sekolah disini"ucap umi sambil menunjuk kearah putra sulungnya "Zabir salam sama teman umi!"Zabir melakukan hal yang sama.

"Kalian satu angkatan, temenan ya sama Daisy soalnya dia belum punya temen"ucap bunda dan dibalas anggukan oleh Zabir, sedangkan Daisy hanya menunduk.

🌼🌼🌼

Malam mulai menyambut, Daisy tinggal sendiri di asramanya sambil menonton drama Korea Karena dia merasa bosan tidak dapat mengganggu seisi rumah. Di tengah tontonannya ia merasa lapar, sedangkan ia tidak ingin cemilan melainkan makanan rumah.

Berbeda dengan dirumah saat seperti ini ia akan turun dan meminta makan kepada bibi, tapi ini sepertinya ia harus melangkah ke kantin katanya mereka buka sampai malam.

Daisy memutar mencari kantin, ia sedikit lupa dengan jalannya namun malu bertanya kepada orang.

"Daisy.."panggil dari arah belakang "mau kemana?"tanyanya santai.

"Ke kantin, tapi aku lupa jalannya"Daisy menunduk malu.

"Yaudah biar gua temanin"Zabir mengajak untuk pergi ke kantin bersama.

Kini mereka tengah menikmati nasi goreng dengan pesanan Daisy tanpa micin.

"Zabir anak tunggal?"tanya Daisy membelah kecanggungan di antara mereka.

"Gua? Gak, gua punya dua adik"jawab Zabir.

"Oo, kamu anak pertama ya?"tanya Daisy lagi.

"Iya, Lo?"tanya Zabir.

"Aku anak bungsu"jawab Daisy lalu memasukkan sesendok nasi ke mulutnya. Tetap saja lelah ia mencairkan suasana, suasana tetap saja terasa canggung.

KEMBALI PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang