6. Dongeng dan Rahasia Kelam

263 59 4
                                    

Laut, apakah kamu sengaja mempertemukanku dengan gadis itu untuk mengubah pendirianku? Aku belum siap menjadi pangeran di dalam kisah khayalan gadis itu.

===

Setelah kepergian Seng dalam dunia ini, aku semakin merasa asing dengan disini. Seng sudah seperti kakakku, dimana dia mengurusku dan Film sejak kami ditinggalkan keluarga. Walau usia kami hanya berjarak lima tahun dariku, Seng tetap memperlakukanku sebagai adik kecilnya dan akan selalu tetap sama.

Tanggung jawabku semakin bertambah. Aku tidak dapat menampik permintaan Seng sebelum wafat. Dengan berat hati, aku tetap menjalankan kafe kecil miliknya. Aku menghubungi Pine dan Film karena ada rapat darurat yang harus ku diskusikan. Lagi-lagi, aku harus menunggu mereka pulang bulan depan.

Kafe ini buka dari jam tujuh pagi hingga tiga pagi. Seng merekrut enam karyawan untuk bekerja disini, termasuk gadis itu. Aku tidak pernah mengelola bisnis seperti ini, maka dari itu aku meminta bantuan seseorang yang sering menyewa jasaku sebagai pembersih yatch. 

Seseorang bernama Khun Sea, lelaki muda yang mengelola bisnis perhiasan dan logam mulia terbesar di Thailand. Kami berteman, tetapi aku menganggapnya tidak lebih dari seorang bos karena jabatannya yang tinggi. Tidak pantas bersanding denganku.

Aku sedang duduk berhadapan dengan Khun Sea di kapalnya. Di belakangnya, ada asisten pribadinya yang merupakan temanku juga, Phi Khaosong. Kami seperti langit dan bumi, aku merasa sungkan jika aku duduk bersamanya.

"Milk, akhirnya kamu menghubungiku setelah sekian lama kita berteman. Kali ini, sepertinya ada masalah yang kamu hadapi, bukan? Khaosong memberitahuku," ucap lelaki itu dengan memegang sebuah gelas berisi wine.

Aku tersenyum tipis, "Benar, Khun Sea. Aku ingin kamu mengajariku mengelola bisnis. Kamu tahu Seng, pemilik kafe yang sering kamu datangi? Dia meninggal dunia di Chiang Mai karena sakit dan dia mewarisiku kafenya. Aku buta masalah bisnis, Khun Sea."

Dia mengangguk paham, mengerti maksudku. Khun Sea berbisik pada asistenya, tidak tahu apa yang dibicarakannya. Setelah mereka selesai, Khun Sea menerima permintaanku.

"Aku senang dengan maksudmu, Milk. Aku dan Khaosong akan membantumu memberikan masukan dan saran dalam bisnismu. Selain itu, izinkan aku membalas budi padamu atas nama ayahku."

Khaosong memberikan selembar kertas persegi panjang kepadaku, tetapi aku memintanya untuk menaruh di meja.

"Apa ini, Khun Sea? Aku tidak ingin menerimanya dulu karena kamu selalu membuatku jantungan."

"Milk, aku memberikan selembar cek sebagai modal mengembangkan bisnismu. Tidak banyak, anggap saja aku berinvestasi padamu. Aku tidak ingin uangku kembali, tetapi 10 persen keuntungan setiap tiga bulan bisa kamu kirim ke Khaosong karena uang itu ku serahkan kepada lembaga amal. Ayahku sedang sakit dan seringkali aku dimintai Ayah untuk melakukan ini padamu."

Aku mengambil selembar cek itu, melihat nominalnya. Aku membelalak mata, nominalnya lebih dari yang kubayangkan. Satu juta lima ratus bath. Aku buru-buru mengembalikannya.

"Khun Sea, itu sangat banyak! Aku hanya memintamu mengajariku berbisnis. Itu saja."

"Terimalah niat baikku, Milk. Kita sudah saling mengenal lebih dari 10 tahun dan kamu loyal sekali dengan keluargaku, meski kamu hanya seorang pembersih kapal. Aku tetap mengajarimu kok. Bahkan, aku meminta bawahanku untuk membantumu kelola kafe itu selama tiga bulan."

"Jangan buat aku untuk membalas budi kepadamu, Khun Sea." Aku merasa sungkan kepadanya karena ini sudah melebihi ekspetasiku.

Dia tertawa keras, aku hanya terperangah melihat reaksinya.

Laut Bercerita - The Story of Finding HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang