Langkahnya semakin cepat memasuki bangunan kosong yang memiliki ruang bawah tanah. Semerbak aroma kayu lapuk menusuk indra penciuman. Jemarinya kini sibuk memakai masker fullface hitam. Hanya menyisakan sorotan mata biru gelap yang memabukan.
Dor!
Satu tembakan terdengar di telinganya. Tangan kiri yang mendominasi kekuatan itu kini berkutat dengan revolver andalannya. Menambah amunisi dengan cepat. Bahkan jemarinya telah bersiap untuk menekan pelatuk.
"Bjorn," sapa salah satu lelaki berbadan besar yang kini menunduk menyapa.
Jaguaro kini berada di salah satu tempat persembunyiannya. Lelaki itu kini dikelilingi para pria berbadan besar yang menunduk menanti kedatangannya. Semua berpakaian serba hitam dengan masker fullface layaknya Jaguaro.
Satu lelaki yang kini berada di tengah-tengah ruangan dengan pria berbadan besar melingkari, ia terduduk dengan tali yang mengikat tangan dan kaki, kain yang menutup mata, pakaian yang tertanggal hanya menyisakan dalaman bagian bawah dan rambut yang kini telah terbabat habis.
Jaguaro melangkah dengan begitu angkuh. Mendekati lelaki yang kini tak berdaya terduduk di kursi kayu rapuh. Sementara tangan kiri menggenggam revolver andalannya, tangan kanan miliknya kini beraksi. Ia mencengkram rahang lelaki malang itu.
"Belum juga?" tanya Jaguaro kini menoleh menatap para anak buahnya.
Lelaki ini, ditakuti. Lelaki ini, memimpin dalam diam. Lelaki ini, tidak dikenal sebagai Jaguaro. Ia, Bjorn.
Thomas, si pemegang kendali kini menggeleng. "Dia mau ngerasain peluru lo, Bjorn," ujarnya seraya menunduk menjawab pertanyaan yang Jaguaro berikan.
Seringai dengan kekehan mengejek kini terdengar. Jaguaro yang melakukannya. Sungguh, lelaki ini terlalu menyeramkan. Sisi gelapnya tidak diketahui siapapun termasuk keluarga dan kerabat terdekat. Apa yang dia lakukan saat ini?
Cengkraman keras di rahang itu kini terlepas. Namun sedetik setelah itu, jemari kekar milik Jaguaro mencekik dengan kuat lelaki yang kini tercekat hebat. "G-–gue, le–lepas—" ujarnya terbata-bata dengan pernapasan yang tentu saja terbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK ZONE - [JAGUARO]
Lãng mạn[FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA SEMUA PART] "This man was like a dark zone in a burning candle." - Isabelle Jasmine. Katakan bahwa seseorang berbahaya, namun ia jauh lebih dari kata berbahaya. Katakan bahwa seseorang tidak dapat tertandingi, m...