Beberapa hari setelah hari di mana Jasmine dan Jo berbelanja peralatan untuk organisasi musik, Jasmine merasa ada yang berbeda dari diri Jo. Beberapa kali gadis itu mendapati Jo yang bergegas pulang dari ruang musik jika Jasmine tiba di sana. Tidak ada lagi sapaan yang biasa Jo berikan padanya. Apalagi obrolan ringan serta bermain musik bersama yang biasa menjadi rurinitas Jasmine, Jo dan beberapa kawan organisasi musik lain. Contohnya pada hari ini, Jasmine baru saja mendudukan tubuh di kursi kayu untuk berkumpul di ruang musik.
Yang membuatnya terkejut dan keheranan adalah, ketika tubuhnya memasuki pintu. Baru beberapa langkah untuk ikut duduk berkumpul. Jo dengan cepat meraih tas dan berpamitan. Wajah lelaki itu tampak gelisah dan ketakutan. Apa ini ada hubungannya dengan beberapa hal saat ia dan Jo mengunjungi toko alat musik? Batin Jasmine.
"Kak Jo kok tumben buru-buru gitu," ujar Jasmine seraya mendudukan tubuh di samping Teta. Teman satu organisasi musiknya.
Teta menggeleng pelan. "Akhir-akhir ini Kak Jo sering banget balik cepet. Padahal Kak Ryan udah beberapa kali bilang buat kumpul bahas uang iuran," jelasnya panjang.
Jasmine menghela napas pelan. Menyandarkan tubuhnya dan menatap ponsel miliknya. Ingin rasanya ia menanyakan kabar Jo. Apakah lelaki itu baik-baik saja atau mungkin membutuhkan suatu bantuan. Jasmine menoleh menatap Teta saat gadis di sampingnya itu kembali bersuara.
"Kak Ryan mau nanya ke Kak Jo juga kayaknya segan deh," ujarnya pelan.
Tersenyum paksa, Jasmine mengangguk mengerti. Empat sekawan itu memang diagung-agungkan di kampus. Entah karena ketampanan, kepintaran, atau karena jumlah kekayaan masing-masing keluarga yang begitu fantastis.
Gadis itu kini mendengarkan tiap-tiap pembahasan yang Ryan berikan siang ini. Beberapa hal bahkan telah disepakati. Dan kini waktunya Jasmine untuk kembali ke rumah mengingat jam telah menunjukan pukul 19.00 malam.
"Jasmine, lo ada tebengan pulang? Atau naik ojek online?"
Pertanyaan itu terlontar oleh Ryan, kakak tingkat sekaligus senior dalam organisasi musik. Jasmine kini tengah berjalan menuju gerbang kampus. Gadis itu berniat untuk menggunakan ojek online mengingat waktu terlalu malam untuk ia paksakan menggunakan trasnportasi umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK ZONE - [JAGUARO]
Romance[FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA SEMUA PART] "This man was like a dark zone in a burning candle." - Isabelle Jasmine. Katakan bahwa seseorang berbahaya, namun ia jauh lebih dari kata berbahaya. Katakan bahwa seseorang tidak dapat tertandingi, m...