Menatap langit-langit kamarnya, sesekali matanya memejam. Gadis itu masih ingat bagaimana lelaki misterius itu menuntunnya untuk melakukan ciuman penuh dengan kelembutan. Sesekali senyumnya merekah. Merona di wajah menjadi bukti bahwa dirinya telah terlena.
Jemarinya kini menyentuh lehernya yang masih terasa hangat. Itu semua akibat sentuhan yang lelaki misterius berikan di tubuhnya. Jasmine adalah gadis kutu buku penyuka novel romantis. Ia bukan gadis yang biasa dengan tiap-tiap sentuhan lelaki. Jasmine tidak pernah berpacaran, meski banyak lelaki yang memasuki hidupnya.
Namun dengan pesona lelaki itu. Sentuhannya. Suaranya. Harumnya. Jasmine akui ia merasakan gejolak rasa yang bahkan dirinya masih tak percaya.
Tubuh yang semula terlentang kini ia mulai bergerak. Jasmine memiringkan tubuhnya. Menatap wajahnya melalui kaca yang terletak di sana. Wajahnya kembali memanas saat Jasmine menatap bibirnya yang kembali membengkak dan begitu merah, membayangkan kembali bagaimana lelaki itu menghembuskan napas berat di lehernya membuat Jasmine kini merapatkan kedua pahanya. Sial.
Flashback On
Di antara pautan dirinya dengan lelaki itu, Jasmine kini membuka mata. Gadis itu menemukan kembali sorot biru tajam yang menusuk penglihatannya. Betapa terkejutnya Jasmine saat mengetahui bahwa lelaki yang mencumbunya adalah Jaguaro. Tidak, lebih tepatnya adalah ia terkejut dengan wajah Jaguaro kini.
Itu darah, wajah lelaki itu seperti terciprat oleh darah. Bercak itu terdapat di pelipis dan pipi kiri. Jasmine perlahan mendorong dada Jaguaro. Gadis itu ingin memastikan. Jaguaro tidak memberontak meski terpaksa, lelaki itu melepas pautan bibirnya dari bibir Jasmine. Melenguh kecil dengan sorotan wajah tak setuju.
Jemari Jasmine menyentuh wajah Jaguaro. Mata lelaki itu tak lepas dari mata Jasmine. Dari sorotan matanya pun dapat diketahui bahwa ia begitu menginginkan Jasmine saat ini. Napas beratnya masih terdengar di telinga Jasmine.
Menyentuh darah yang mengering di pelipis Jaguaro. "There is blood on your face, Aro" lirih Jasmine hampir seperti bisikan.
Jaguaro tak mengindahkan. Lelaki itu sibuk dengan tangannya yang mengusap-usap tengkuk Jasmine. Apakah Jasmine tidak sadar bahwa lelaki ini begitu menahan nafsunya kini? Ia terlihat frustasi ciumannya dihentikan oleh Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK ZONE - [JAGUARO]
Romance[FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBACA SEMUA PART] "This man was like a dark zone in a burning candle." - Isabelle Jasmine. Katakan bahwa seseorang berbahaya, namun ia jauh lebih dari kata berbahaya. Katakan bahwa seseorang tidak dapat tertandingi, m...