# 4

203 98 128
                                        

"Semoga kehadiran mu memberikankenangan yang indah, bukan luka yang mendalam"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga kehadiran mu memberikan
kenangan yang indah, bukan
luka yang mendalam"
.
.
.

Lanjut

Waktu menunjukan pukul 07.30 pagi setengah jam lagi kelas mereka akan di mulai. Mereka menuruni bus yang berhenti di depan halte.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas jurusan mereka. Banyak mahasiswa dengan kendaraannya melintas memasuki universitas itu.

Awan gelap yang awalnya menyelimuti langit kini telah hilang di telan angin, saat ini hanya ada cahaya matahari yang baru saja muncul.

Mereka menduduki kursi yang terletak di bagian tengah barisan nomor empat dari depan. Sambil menuggu dosen tiba, Azela mengeluarkan buku hariannya yang terletak di dalam tasnya.

Ia menulis sebuah cerita hari ini, yang awalnya dia mimpi buruk sampai ia tiba di kampus sekarang. Jarinya terus bergerak menulis cerita yang mulai berbeda dari biasanya.

Menulis di buku harian adalah kebiasaannya sejak kecil, ia suka sekali menulis cerita harian karena suatu hari nanti ia dapat mengingat dan membaca kembali cerita menyedihkan dan menyenangkan yang terangkum di dalam buku itu.

Sella yang awalnya menatap layar ponselnya kini ia beralih melirik sahabatnya yang sibuk menulis ceritanya. Matanya tertuju pada kertas kecil yang sedikit keluar dari halaman buku, kertas yang seperti menarik bagi Sella ia langsung mengambilnya tanpa izin.

"Zel, ini dari siapa?" ucap Sella setelah membaca kertas kecil itu.

Ia mendongakkan kepalanya menatap kertas kecil yang yang sudah berada di genggaman tangan Sella.

"Eh jangan!" ucap Azela sambil merebut kembali kertas kecil itu.

"Cieeee .... Azelaa ...." ucap Sella. "Itu dari siapa? pasti dari cowo yaaaa" lanjut Sella ia memang tak bisa berhenti kalau tentang mengganggu temannya itu.

"N-ngga ini dari orang" ucap Azela terbata-bata, terlihat bibir Azela yang menahan senyum dan wajah yang mulai memerah.

"Hahahaha, cieee salting cieee ...."

"Ngga, udah ssuuutttttt diemm"

•••••

Azela berjalan menelusuri lorong yang sepi. Para mahasiswa telah pulang ke rumah mereka masing-masing, tak ada suara bising yang tertangkap di telinga Azela, hanya ada suara sepatunya yang bersentuhan dengan lantai.

Sella sudah lebih dulu pulang mendahuluinya karena ada sebuah urusan penting yang telah menunggunya.

Azela melangkahkan kaki masuk ke dalam perpustakaan, ia di sambut dengan buku-buku yang tertata rapi di dalam rak bukunya masing-masing.

Di genggaman tangannya, ia membawa buku yang ingin dia kembalikan di perpustakaan. Setelah pengembalian buku selesai ia berjalan mengelilingi buku-buku yang berjejeran di rak mereka.

Di antara Riuhnya KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang