Azela berjalan di koridor kampusnya sembari bersenandung kecil menuju perpustakaan, sesekali Azela mengedarkan pandangannya tak ada siapapun kecuali dia seorang.
Para mahasiswa telah kembali ke ke rumahnya masing-masing.
Di pergelangan tangannya membawa Hoodie milik Melvin yang senantiasa menggantung di sana.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke perpustakaan, ia di sambut oleh aroma buku yang membuat mood Azela semakin bertambah 180°.
Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang berharap akan bertemunya pada saat itu juga. Ia datang ke tempat itu sebenarnya ingin mengembalikan Hoodie itu kepada pemiliknya.
Ia menduduki kursi yang terletak di pojok meja baca. Setelah duduk manis di atas kursi ia menatap jendela besar yang terdapat di hadapannya.
Jendela itu memperlihatkan pantulan bayangan Azela yang sedang duduk dengan menatap kosong ke luar jendela.
Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya kepalanya ia tidurkan di atas tumpuan lengannya.
Hoodie Melvin menjadi bantal kepala Azela, matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya mata itu tertutup dengan sempurna.
Aroma parfum Melvin bercampur dengan aroma buku senantiasa masuk ke hidung Azela membuatnya mengajak ke alam mimpi di bawah sana.
.
.Tuk .... Tuk ...
Tuk ...."Halloooo, wooyy bangunn" ucap pria itu sembari mengetuk meja beberapa kali berharap Azela membuka matanya dan terbangun.
Azela membuka matanya perlahan, ia melihat seorang pria yang sedari tadi ia cari ternyata datang dengan sendirinya tanpa harus mencarinya sampai ujung dunia.
Azela menegakkan tubuhnya lalu menguap kecil "Melvin? Lo kok disini?"
"Coba, lo liat sekarang jam berapa?" ucap Melvin.
Azela menggeming, ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, jam yang menunjukkan pukul 5 sore, waktu yang seharusnya ia isi dengan waktu bekerja.
"HAAAAA JAM LIMA!" Azela terkejut, ia lantas membereskan barang-barangnya dan segera berjalan keluar meninggalkan Melvin yang masih bertengger di tempanya.
"Eeehhh, Hoodie gue mau lo bawa lagi?" Azela terpaku menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya dan berjalan kembali mendekat ke arah Melvin.
Azela nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi "Eh gue lupa, nih." ucap Azela sambil menyodorkan Hoodie itu kepada Melvin "Udah gue cuci kok, tenang"
"Harusnya ga usah di cuci." gumam Melvin sambil menerima Hoodie itu.
"Apa?" tanya Azela memastikan apa yang di ucapkan oleh Melvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Riuhnya Kota
Teen Fiction⚠️SEBELUM BACA SILAHKAN KALIAN FOLLOW AKUN INI ⚠️ Kisah ini menceritakan tentang Gadis yang kesepian di dalam apartemen nya. Ia jauh dari keluarganya, jauh dari orang-orang terdekatnya, teman pun hanya sedikit, tidak lebih. Ia berharap agar hidupn...