Suara gelak tawa yang berasal dari warung Mas bro, warung titik kumpul Melvin dan teman-temannya setiap ada waktu luang di setiap malam.
Derrtt .... Derrtt ....
Mata Givon membesar saat melihat ponselnya yang berdering kencang membuat teman-temannya tertuju padanya.Givon Direndra, dia adalah cowo yang mempunyai wajah baby face dengan kelakuan lucunya yang selalu membuat teman-temannya tertawa, banyak ke random an di dalam hidupannya, terkadang jika Givon tidak ikut kumpul bersama mereka, berasa dunia hampa.
"Ponsel lo bunyi tuh, angkat napa?" tanya Revin setelah menegukkan kopi hangat ke dalam mulutnya.
Revin Marlendo, dia adalah cowo yang di kenal dengan kelakuannya yang kalem, tetapi terkadang juga seru tergantung siapa yang ia ajak bicara.
Derrtt .... Derrtt ....
"Angkat napa Von, berisik banget," sahut Melvin."Gue angkatin sini, pasti dari emak lo ya?" ucap Sagara setelah membuang dan menginjak puntung rokoknya ke bawah tanah.
Sagara Alveros, dia adalah cowo yang di kenal dengan sifat kulkasnya yang dingin, di bagian wajahnya ia mempunyai goresan luka di bagian tulang pipi membuat wajah sangarnya semakin terlihat, dan jangan lupakan tatapan elangnya yang tajam membuat semua orang tertunduk.
"Eh jangan! Bentar gue angkat." ucap Givon. Sebenarnya ia tak berani mengangkat telepon itu di depan teman-temannya.
Jarinya bergerak untuk menggeser tombol angkat.
"Hallo sayang, kok lama angkatnya?" ucap wanita itu di seberang sana.
"M-maaf Bunda, adek baru di luar." balas Givon kaku.
"Oooo, cepet pulang yaa, Bunda udah beliin kamu camilan kesukaan adek, banyak." mata Givon membesar saat mendengar teman-temannya mulai mengeluarkan suara tawa kecil.
"Ssuuttttthh." Givon memerintah teman-temannya agar tidak berisik, terlihat wajah teman-teman nya itu menahan tawa karena mendengar suara dari ponsel Givon walaupun samar.
"Camilan apa Bunda?" balas Givon.
"Camilan kerupuk bayi"
"AHAHAHAHAHAHA." tawa yang sebelumnya di tahan oleh teman-temannya, kini lepas sampai mengeluarkan air mata.
"Itu kan kesukaan adek" ucap wanita itu.
"I-iya Bunda nanti adek cepet pulang kok." terlihat wajah givon yang sudah memerah dengan senyum nanarnya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan cool.
"Yaudah babay adeknya Bunda sayang,"
"Babay Bunda," balas Givon tanpa nada.
Tut ....
Telepon di tutup oleh pihak Bunda. Suara gelak tawa terdengar tanpa henti membuat Givon merasa terpojok dan malu, ia yang melihat mereka tertawa terbahak-bahak itu menatap sinis teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Riuhnya Kota
Teen Fiction⚠️SEBELUM BACA SILAHKAN KALIAN FOLLOW AKUN INI ⚠️ Kisah ini menceritakan tentang Gadis yang kesepian di dalam apartemen nya. Ia jauh dari keluarganya, jauh dari orang-orang terdekatnya, teman pun hanya sedikit, tidak lebih. Ia berharap agar hidupn...