# 3

185 101 80
                                        

"Cinta yang tak di undang seketika datang dan membangun harapan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta yang tak di undang seketika
datang dan membangun
harapan"
.
.

Lanjut

BUAK!
Tubuh ringkih Azela terhantam ke arah tembok, Azela meringis kesakitan sebelum tubuhnya terjatuh ke bawah lantai kamar mandinya yang dingin.

"BERANI-BERANINYA KAMU MELAKUKAN ITU!" teriak papanya setelah membanting tubuh Azela ke tembok.

"Bukan Azela Pa" lirih Azela. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya, tubuhnya lemas, terlalu banyak luka lebam yang hampir memenuhi tubuhnya.

"DIAM KAMU!" bentak papanya. Lantas Papanya mengambil tali yang berada di dalam sakunya. Ia mengikat kaki dan tangan Azela sangat kencang dan membuat Azela tidak bisa bergerak.

"Pa, Azela ngga salah ...." ucap Azela sembari menangis. Papanya tak menghiraukan ucapannya, ia justru melepas sabuk kulit yang melingkar di pinggangnya untuk mencambuk tubuh Azela.

"Jangan Pa ...." mata Azela membesar saat sabuk itu melayang mengenai tubuhnya.

Ceplakk ....
Ceplakk ....

"Ampun Pa ...." Papanya menutup telinganya sangat rapat seolah-olah ia tak mendengar jeritan dan tangisan yang berasal dari anak yang sedang di siksa oleh dirinya sendiri.

Azela meringkuk, air matanya terus mengalir tanpa henti, Ia tak dapat merasakan tubuhnya karena kebas terkena cambukan itu.

Luka panjang yang menganga akibat terkena cambukan yang terdapat di bagian kaki, lengan dan punggung tubuhnya, ia dapat melihat darah segar yang menetes mengenai lantai kamar mandinya.

Setelah pencambukan itu selesai, rupanya Papanya sama sekali belum puas untuk menyiksa anaknya itu, ia mengambil sebuah sabun pembersih toilet dan garam.

Tak berfikir panjang Papanya langsung menyebarkan garam itu ke seluruh tubuhnya yang terkena cambukan tadi.

"Aaaaaaa .... Sakit ...." teriak Azela. Tak bisa di bayangkan bahwa seberapa perihnya luka cambuk yang menganga bertemu dengan garam.

Azela lemas tak berdaya, kaki dan tangan yang terikat ia sama sekali tidak bisa bergerak dan melawan, di dalam hati hanya ada kata pasrah.

Ia masih bisa melihat Papanya yang keluar kamar mandi dengan membawa kunci untuk mengurungnya di dalam.

Azela tertidur di atas genangan air yang tercampur dengan darah segar di bawahnya, penglihatannya semakin rabun dan lama kelamaan menjadi gelap, hanya ada suara sunyi yang menghantui pikirannya yang sedang kacau itu.

"Aaaaaaaa." teriak Azela ia terbangun dan tersadar bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi.

Terlihat bahwa baju Azela basah karena keringat yang banyak bercucuran, nafasnya pun tersengal-sengal akibat mimpi yang sangat mengerikan baru saja menimpanya.

Di antara Riuhnya KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang