Waktu menunjukan pukul delapan malam, Azela masih saja sibuk di dalam ruangan yang panas itu sembari memasak makanan untuk para pelanggan.
Ia beberapa kali mengintip ke luar ruangan melihat Melvin yang masih terpaku duduk di atas kursinya sembari mengetik sesuatu di atas keyboard laptopnya.
Azela menghela napas panjang
-kenapa dia ga pulang?- batin Azela.Saat Azela mendapatkan waktu untuk istirahat, ia menyempatkan dirinya untuk menghampiri Melvin di mejanya.
Azela berdiri di sebelah Melvin, sontak membuat jari Melvin berhenti bergerak, ia mendongakkan kepalanya dan langsung bertatap dengan wajah Azela.
"Kok lo masih di sini?" tanya Azela to the points.
Tatapan Melvin kembali ke layar laptop "Lo ga lihat gue baru ngerjain tugas?" jawabnya.
"Tapi kan ini udah malem, lo harus pulang"
"Entaran aja, nanggung nih" jari-jari Melvin masih sibuk dengan keyboard di depannya, tatapannya tak menoleh sedikit pun ke arah Azela.
Azela membuang napas panjang "Ini udah malem Vin, lo harus istirahat, nanti kalo lo sakit gimana, nanti kalo lo capek gimana, nanti-" ucapannya terputus saat telunjuk Melvin mendarat dengan lembut di bibir mungil Azela.
"Ssuuttttt ... Lo pulang gue pulang, dah titik!" Azela masih terpaku di tempat.
"Sekarang lo selesaikan kerjaan lo dulu baru pulang." tatapannya kembali ke layar laptop.
Azela membalikkan badannya membelakangi Melvin, ia menghembuskan napas kasar dengan bibirnya yang melengkung ke bawah, kakinya melangkah maju dan berjalan menjauh dari tempat menuju dapur.
•••••
Waktu menunjukan pukul 09.30 malam, Azela telah selesai dengan tugasnya, ia berjalan ke arah Melvin yang sudah tertidur pulas di atas meja.
Ia telah menganti bajunya dengan kaus yang di tutupi oleh sweater hangat sehingga ia dapat pulang dengan nyaman tanpa memakai seragam chefnya.
"Melvin ... Ayo pulang" tangannya bergerak menggoyang-goyangkan tubuh Melvin secara perlahan.
"Hm?" Melvin berdeham dengan suara berat seperti orang mengantuk. Ia menegakkan tubuhnya, mengucek kedua matanya dan mengerjap beberapa kali.
"Ayo pulang"
"Udah selesai?" Azela mengangguk.
"Yuk"
Melvin segera membereskan barang-barangnya, Azela berdiri menunggu sembari menatap Melvin yang sibuk dengan barang-barangnya, matanya tertuju pada salah satu kumpulan rambut Melvin yang berdiri ke atas membuat bibirnya mengembang sedikit.
Tanpa ragu, Azela mengulurkan tangannya untuk memperbaiki rambut Melvin yang rusak sebab tertidur tadi. Saat Melvin menyadari tangan lembut itu mengusap kepalanya, ia menoleh ke arah Azela dengan senyum tipisnya.
Tangannya turun secara perlahan "Rambutnya kaya Upin" Azela tertawa renyah yang membuat Melvin pun mau tak mau ikut tertawa.
"Kalo gue Upin berarti lo Ipinnya?" tanya Melvin.
"Aaahhh masak gue Ipin sih ... Botak dong" tawa mereka semakin bertambah. Keheningan malam itu di pecahkan oleh tawa mereka berdua yang menggema ke seluruh ruangan.
"Eegghmmm" mereka berdua sontak menoleh ke arah sumber suara, itu Amey, dia berdiri di ambang pintu sembari menatap Azela dengan senyuman menggodanya.
"Cieee, Azela ... Pacar lo ya? Congrat Azela, yaudah gue duluan, bay" setelah Amey mengucapkan kata itu, iya lantas beranjak keluar dari tempat tanpa menunggu jawaban dari Azela.
Sebenarnya waktu itu Azela mau ngomong tapi ga jadi, soalnya keburu Amey pergi.
Azela membuang napas perlahan, tatapannya kembali ke arah pria di sebelahnya yang masih terpaku mendengar ucapan Amey, "Udah ga usah di anggap serius, yuk" aja Azela yang langsung mendapatkan anggukan dari Melvin.
•••••
Dikit yaa ?
Jujur aku baru kehabisan ide. Hehehe
Lanjut chapter selanjutnya ya
Bay 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara Riuhnya Kota
Teen Fiction⚠️SEBELUM BACA SILAHKAN KALIAN FOLLOW AKUN INI ⚠️ Kisah ini menceritakan tentang Gadis yang kesepian di dalam apartemen nya. Ia jauh dari keluarganya, jauh dari orang-orang terdekatnya, teman pun hanya sedikit, tidak lebih. Ia berharap agar hidupn...