Akhir pekan tiba lagi. Hari ini bukan Icad yang mengajak kencan, melainkan Raya yang lebih dulu mengajak. Destinasi hari ini adalah library cafe yang berada di sudut kota. Tempatnya sudah cukup lama buka dan tak kunjung sepi pengunjungnya. Bahkan sistem masuknya harus sampai antri karena untuk mencegah adanya kebisingan di dalam.
Raya sudah melakukan survey singkat dan memastikan tempat ini cocok untuknya dan Icad.
Pagi itu Raya berangkat bersama Icad menuju perpustakaan itu. Karena agak jauh mereka menempuh cukup banyak waktu untuk sampai di sana.
Dan sesampainya di sana Raya menahan Icad yang ingin turun usai memarkirkan mobil di basement.
"Kenapa kak?" Tanya Icad bingung.
"Kamu inget kan aku belum hukum kamu waktu itu?" Pertanyaan itu sukses membuat Icad mematung di jok kemudi.
Icad kembali menutup pintu rapat-rapat. "Kamu gak bakalan hukum aku di tempat ini kan?"
Wajah takut Icad tercetak jelas membuat Raya semakin menggebu menghukumnya. Mematahkan prasangkanya yang positif itu.
"Di sini dong tentu aja. Aku mau latih kamu buat enggak berisik di tempat yang melarang kita membuat suara dalam segala kondisi. Dannnnnn,"
Raya mengeluarkan mainan ajaibnya yang sudah Icad kenal cukup baik selama berpacaran dengan Raya.
"- aku memilih kondisi menggunakan alat ini. Aku tau kamu suka banget sama mainan ini jadinya aku siapin buat kamu."
Icad meneguk ludahnya mentah-mentah, "K-kak, kakak harus tau getaran mainan kayak gitu tuh beneran nyiksa banget. Gelinya gak karu-karuan dan aku bisa aja teri-"
"Ushhhhh!" Raya menaruh telunjuknya di depan bibir Icad. "Inget aku bilang apa? Melatih kamu. Kalo kamu buat kesalahan gapapa kok. Malunya ditanggung sendiri," ujar Raya sambil mencolek hidung Icad.
"T-tapi kak-"
"Turn around!" Titah Raya.
"Kak,"
"Berarti gak mau nih? Yaudah pulang aja kalo gitu berarti. Kan niat awalku ke sini buat latih kamu. Lagipula kan ini hukuman, dan cuman anak baik yang mau nerima hukuman. Kalo gak jadi yaudah kita di rumah aja." Raya hendak memasukkan mainannya ke dalam tas lagi tapi Icad yang sekarang mencegahnya.
"J-jangan dong. Iya udah boleh. Tapi plis jangan sampe getaran yang paling kenceng ya kak. Aku gak kuat." Kata Icad memohon.
"Turn around!" Ujar Raya sambil tersenyum.
Icad pun patuh, kakinya naik ke atas jok lalu memutar tubuhnya menunggungi Raya.
"Take of your pants! Then lift your butt!" Titah Raya yang lagi-lagi Icad lakukan.
Ia membuka celana kemudia mengangkat bokongnya ke arah Raya.
"Bersih sekalii, lucu. Jadi mau aku jilatin lagi." Gumam Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Hard
Romance✎ ┊ Make Me Hard : ❝ Finally I can feel turning on ❞ ─── ⋆⋅☆⋅⋆ ─── ✦ ┊ Sinopsis! Irsyad punya keluhan soal kehidupan kehidupan seksualnya yang ia tutupi selama 25 tahun hidup. Hal itu pun menjadi alasan utama diriny...