💃O6💃

1K 43 24
                                    

Sudah kelewat panik sebetulnya ketika mendengar Raya ingin membawanya jalan-jalan. Yang Icad pikirkan itu hanya ia akan dibawa jalan-jalan keluar. Tapi ternyata hanya sebatas di rumah saja.

Raya menarik rantai collar sambil jalan mondar-mandir di dalam rumah, keluar masuk ruangan yang sama berkali-kali hanya untuk menyeret Icad yang sekarang sudah menjadi anjing peliharaannya.

Entah sudah berapa tetes liur yang jatuh ke lantai akibat bone gag yang terselip di antara gigi Icad. Malu nya sudah bukan main karena ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Icad tidak menyangka jalan menggunakan lutut dan sikunya yang jadi sebelas dua belas dengan anjing benar-benar semelelahkan itu. Selama hampir 10 menit Icad sudah jatuh puluhan kali karena tidak kuat jalan.

"Eh gak boleh jatuh. Harus jalan terus. Terus! Terus! Sampe sofa!" Titah Raya terus.

Walau dengan melewati ambang batas kemampuannya berjalan seperti itu akhirnya Icad sampai juga ke depan sofa.

Raya membantunya untuk merubah posisi menjadi duduk. Bersamaan dengan nafasnya yang tersengal karena lelah, di situ juga air liur Icad menetes persis seperti anjing yang lucu.

"Good boy!" Raya mengusap kepala Icad sangat lembut.

Icad yang semula lelah malah jadi senang karena bisa membantu Raya senang juga.

"Aku kasih hadiah ya buat Icci!" Icad langsung mengerti apa maksud panggilan itu. Ia benar-benar sedang dipandang seperti hewan peliharaannya sepertinya oleh Raya.

Raya mengeluarkan sebuah remot dan menekan tombol beberapa kali ke arah selangkangan Icad yang dalam sekejap menyalakan getaran di dalam lubang Icad.

"agHhhHhH AGgGffHh~~" desah Icad ikut bergetar ketika anal plug yang juga berperan sebagai vibrator itu menyala. Tubuh Icad dibuat sampai sempoyongan dan hampir jatuh karena kegelian.

"Ey ey, stay! Icci! You should stay!" Raya menahan kedua siku Icad supaya tubuhnya kembali tegap.

"agGHhhhh AghhhhHHh~~" desahnya lagi dengan mata memejam.

"Kepalanya agak nunduk!" Titah Raya yang dituruti langsung oleh Icad. "Don't drop your saliva down. Kalo sampe netes getarannya aku kencengin."

Icad menggeleng karena merasa tidak mungkin. Air liur itu pasti akan terus menetes karena selalu diproduksi oleh mulut.

Kurang dari satu menit air liur Icad jatuh.

"Kan dibilang jangan netes. Terpaksa deh aku," Raya menaikkan getaran pada lubang Icad sampai ke medium hampir max.

Tubuh Icad sudah semakin berguncang karena G-spot nya dihajar tanpa henti oleh benda itu.

"Lucu banget sih. Suka ya dikasih mainan hole nya?" Tanya Raya.

Icad malah menggeleng karena memang ia tidak suka hole nya dibuat keenakan seperti ini.

"Ohh, gak suka?" Raya menaikkan getarannya sekali lagi.

Icad tambah lemas karena itu. Getaran itu semakin membuat kemaluannya mengeras di dalam kurungan tersebut. Sesak sekali rasanya. Ia tidak suka. Sangat tidak nyaman. Ditambah getarannya semakin cepat membuat kemaluannya semakin-makin mengeras.

"Aku tanya sekali lagi. Suka gak?" Tanya Raya lagi.

Icad pun mengangguk.

"Bark nya mana?"

"WOOF WOOF!" Sahutnya membuat Raya tersenyum puas.

"Liurnya berantakan nih." Raya membantu membersihkan liur Icad menggunakan tisu.

Make Me HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang