"Laki-laki gila," Ujar dalam benak.
Dewasa belum, remaja puber pun tidak segini.
Tapi barangkali dia benar-benar lelaki.
Tahu kapan harus mengubah diri,
Mendewasakan diri sendiri,
Di usia yang sebegini."Laki-laki aneh," Ujar dalam benak.
Bagaimana bisa mengalah begitu saja?
Bagaimana bisa tidak banyak mengeluh dan menjalaninya?
Bukankah banyak di luar sana yang egois tak terhingga?
Menjunjung tinggi logika?
Dan menghilangkan rasa,
Pun tidak mau mengerti puan dengan isi hatinya?"Mungkin dia benar laki-laki" Ujar dalam benak.
Sebab dia mampu mengucap selamat tinggal.
Walau ia tahu esok-lusa akan dihiasi dengan tangis dan napas tersengal.Sebab dia mampu mengalah untuk puan-nya.
Dan dengan segala kesedihan dan pikiran sesak,
Barangkali tersimpan lega.
Sebab ia akhirnya kembali kepada Tuhan-nya.Serta mulia untuk puan yang juga kembali pulang,
Dan selamat datang penantian.22/10/24
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Berujung
PoesíaSiapa pemilik sajak-sajak itu sebetulnya? Duduk manis, dan nikmati saja pertunjukannya. "And then, i'll do the rest" Selamat datang di dalam sajak-sajak tak berujung. - an