Sette!

1.1K 112 11
                                    

[Hii, karena sudah 100 vote, gue up!!]
Happy Reading

⎯⎯⎯

Kegelapan menyapa penthouse yang terlihat sedikit suram. Aneh, mengapa suasana kali ini terlihat sepi? Apa para maid sudah pulang? Biasanya sebelum jam 7 mereka semua masih memasak untuk dinner. Namun, kali ini berbeda. Hawa yang terpancar juga sangat gelap.

Taeyong terdiam di dalam kamar mandi, ia membawa paperbag yang diberi oleh Jaehyun tadi siang. la belum membukanya. Rasa ragu menyelimuti hatinya.

PRAANNGGG

"KEMANAA KAU LEE!!" teriakan itu menyadarkan Taeyong yang melamun. Segera ia membuka pintu kamar mandi untuk melihat keadaan di luar itu.

Vas bunga dengan ukiran dedaunan pecah berceceran ke sana kemari. Taeyong mematung melihat tuannya, ada apa lagi ini Tuhan.

"Sialan. Cepat ganti baju!" dengan gerakan cepat, Taeyong menganggukkan kepalanya heboh dan berbalik badan menuju ke kamar mandi kembali.

Jaehyun kesal, ia sehabis minum sebotol vodka untuk menghilangkan rasa kesalnya melihat sang penghianat yang Jaehyun suruh Johhny untuk menangkapnya, malah kabur dan hilang entah ke mana. Kembali ke kamar untuk melihat jalangnya, tapi apa yang dilihatnya, kosong.

"Ya Tuhan... aku takut," lirihnya setelah memakai baju yang tidak bisa dikatakan baju.

Taeyong memakai atasan seperti singlet berenda bunga putih, terawang. Baju ini tak bisa menutupi bagian dada Taeyong. Terlihat putingnya, tulang selangka yang jelas. Bahkan, baju ini hanya sebatas atas pusar. Ini lagi, celana seperti bokser, tapi kenapa sangat pendek sekali, mungkin jika Taeyong membungkuk, pasti pantatnya akan terlihat jelas. Astaga dari mana Jaehyun mendapat setelan kurang bahan ini.

CKLEK

Suara pintu kamar mandi terdengar, Jaehyun duduk di atas ranjang berusaha menyadarkan pikirannya agar lebih fresh.

Wow. Satu kata itu terucap lirih dari bilah bibirnya. la takjub dengan pandangan di depannya ini. Benar-benar memancing birahinya. Senyuman mengejek terlihat.

"Kemarilah," tangannya menepuk pahanya, mengisyaratkan Taeyong untuk berjalan mendekat. Taeyong berjalan perlahan karena ia melewati banyak bekas pecahan vas tadi.

"T⎯tuan," lirihnya ketakutan saat Jaehyun menarik kasar pergelangan tangan Taeyong, memaksanya untuk duduk di paha keras itu.

"Kau terlihat menggiurkan jika berpakaian seperti ini, saya akan membelikanmu banyak baju seperti ini." Tangan Jaehyun tak hanya diam. Meraba apa pun di tubuh Taeyong, terasa kasar akibat renda kain ini.

Dengan perlahan mencubit kasar puting kecokelatan itu dari luar kain yang kasar.

"Aahh, s⎯sakith" rintihan terdengar, Jaehyun semakin bersemangat kala tangan Taeyong terkunci di belakang punggungnya sendiri. Jaehyun menyatukan kedua tangan itu agar Taeyong tak bisa melawan.

"Kau sudah bisa berbicara huh? Awas saja jika sudah saya masuki kau tak berucap sekalipun. Akan saya buat kau lebih menderita, paham?!" tegasnya yang membuat Taeyong terkejut karena bentakan di samping telinganya pas.

Tak mendapat balasan, Jaehyun geram, la reflek meremas bongkahan pantat Taeyong, Taeyong merasa kesakitan, ia tak nyaman diperlakukan demikian. Tangan Jaehyun tak absen untuk tidak meremas kencang dadanya. Lenguhan tipis Taeyong keluarkan, bagaikan lullaby merdu di telinga Jaehyun.

Dengan kasar Jaehyun mengusak cepat dada Taeyong yang terlihat memerah karena gesekan kain renda dengan kulitnya yang halus. Lelehan air mata melewati pipinya. Sakit.

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗧𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang