DILARANG PLAGIAT!
CERITA INI UDAH LAMA TAPI BARU PUBLISH GUYS!
JANGAN JADI PEMBACA GELAP DAN TETAP DUKUNG PENULIS DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN!!!
"Kita begitu dekat, namun terasa jauh. Maaf karena mencintaimu dengan tidak tau malunya." -Renka
Renka sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Woy Naga, tungguin gue! "
Renaga menjepit leher cowok itu ke ketiaknya. Hal itu membuat cowok itu kesulitan bernafas. "Udah berapa kali gue bilang ke lu, jangan manggil gue Naga. Dikira gue hewan apa? "
Cowok itu memukul lengan Renaga sedikit kasar. "Lepasin bangsat, sesek gue! "
Renaga langsung melepaskan jepitannya pada leher cowok itu.
Setelah terlepas, cowok itu menghirup udara sebanyak-banyaknya. Saat merasa sudah baikan, ia menoleh ke arah Renaga. "Terus gue harus manggil lu apaan? "
"Intinya jangan Naga, gue kagak like! "
"Bangke lu! " Karen, cowok itu menghela nafas berat. "Kalo gue manggil lu Renaga, itu kepanjangan buat gue yang kadang okods. Kalo gue manggil lu Aga, lu gak bolehin karena itu cuma bisa buat Renka. Kalo gue manggil Naga lu juga kagak mau. Nah, lu sebenarnya mau dipanggil apaan RENAGA ANGGARA ADHITAMA. "
"Terserah lu! "
"Kayak cewek aja lu pake terserah, " tukas Karen.
"Terus? Gue harus bilang waw gitu? "
Karen memutar bola matanya malas mendengar perkataan Renaga yang menyebalkan.
"Padahalkan nama Naga bagus, ngapa lu kagak like? Seharusnya lu beruntung punya nama Naga, dari pada Yanto nama jaman dulu?"
"Terserah gue dong! Nama, nama gue. Kok lu yang sewot?!"
"Terserah lu njir," sungut Karen.
"Eh, lu udah tau kapan eskul basket di mulai?" tanya Karen.
"Belum tau gue, " balas Renaga.
"Coba deh lu nanya ke Pak Anwar, " usul Karen.
"Hmmm, nanti gue tanya. "
Saat kedua cowok itu hendak memasuki kelas, Renka yang berdiri di depan pintu menghentikan kedua cowok itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Tatapan kesal Renka berikan pada kedua cowok itu. "Kalian berdua bisa gak sih rapi?"
"Sorry bu waketu," ucap Karen seraya tersenyum lebar.
Renka membuang nafas kasar. Kepalanya menoleh menatap Renaga.