DILARANG PLAGIAT!
CERITA INI UDAH LAMA TAPI BARU PUBLISH GUYS!
JANGAN JADI PEMBACA GELAP DAN TETAP DUKUNG PENULIS DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN!!!
"Kita begitu dekat, namun terasa jauh. Maaf karena mencintaimu dengan tidak tau malunya." -Renka
Renka sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Suara pesan masuk terus berbunyi meminta atensi seseorang yang masih terlelap di dunia mimpinya. Berhenti sejenak, lalu sebuah deringan yang begitu nyaring berbunyi dari telepon yang memekkan telinga diruangan itu. Hal itu membuat sang pemilik ponsel menggeliat merasa sedikit terganggu. Tangannya meraba-raba nakasnya mencari ponselnya dengan mata yang masih terpejam. Tanpa melihat nama sang penelpon, ia segera menggeser tombol terima lalu mengaktifkan mode speaker. Ia kemudian menempelkan ponselnya itu ke telinganya.
"Hallo," sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"RENAGA ANGGARA ADHITAMA, BANGUUUNNN!!!" Teriakan dari seberang sana yang begitu memekakkan telinga membuat cowok yang bernama Renaga Anggara Adhitama itu tersentak kaget. Matanya langsung terbuka lebar saat tau siapa yang tengah meneleponnya dan mengganggu tidur nyamannya.
"Keluar lo sekarang juga!" Seseorang di seberang sana kembali mengeluarkan suara dengan suara keras, membuat cowok itu dengan cepat bangkit dan berlari kecil keluar dari kamarnya menuju pintu apartemennya setelah melempar ponselnya ke kasurnya.
Dengan nafas yang masih terengah-engah ia lalu membuka pintu apartemennya hingga menampilkan sosok cewek mungil dengan baju t-shirt putih polos oversize yang ujungnya dimasukkan ke celana jeans sepaha yang dikenakannya.
“Kenapa lo lama banget? “ tanya cewek itu dengan kesal.
Renka, cewek itu mendengus kasar. Tanpa menjawab ucapan Renaga, ia berjalan masuk ke dalam apartemen cowok itu.
“Aga, apa yang udah lo lakuin sama apartemen lo? Kenapa berantakan kayak gini?” ucap Renka semakin kesal saat melihat isi ruangan apartemen sahabatnya itu yang terlihat berantakan. Padahal baru kemarin Renka membersihkan dan merapikan apartemen cowok itu.
Renaga hanya tersenyum tanpa dosa seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. “Gue kan udah bilang, semalam gue begadang.” Ia berucap dengan nada pelan.
“Cuma karena lu begadang, lu bisa seenaknya berantakin apartemen lo?” tukas Renka dengan nada yang masih kesal. Tak habis pikir dengan jalan pikiran seorang Renaga Anggara Adhitama.
“Sorry Ren, gue janji gak bakal ngulangin lagi deh!” mohon Renaga dengan mata yang berbinar minta dikasihani.
“Stop janji-janji Aga, lo itu udah ngingkarin banyak janji tau kagak?! Dan lo mau janji lagi? Bullshit!”
“Ren, gue itu gak bullshit ya? Buktinya, gue selalu nepatin janji gue waktu kecil. Janji dimana, gue gak akan pernah ninggalin lu! Dan sampai kapan pun, gue gak bakal ninggalin lu. Sekalipun lu yang nyuruh gue pergi.”