04: perjalanan menuju pusat kota gaib

13 8 0
                                    

Dengan tekad bulat, mereka berduabelas, ditemani Meli, menyusuri lorong-lorong bawah tanah yang gelap gulita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan tekad bulat, mereka berduabelas, ditemani Meli, menyusuri lorong-lorong bawah tanah yang gelap gulita. Senter yang mereka bawa hanya mampu menerangi beberapa meter di depan mereka. Suara tetesan air dan hembusan angin dingin menambah suasana mencekam.

"Kalian dengar itu?" bisik Malika, menunjuk ke arah dinding.

Mereka semua terdiam, mendengarkan dengan seksama. Suara langkah kaki samar-samar terdengar mendekat. Hati mereka berdebar kencang.

"Jangan panik, kita harus tetap tenang," ujar Dimas berusaha menenangkan teman-temannya.

Namun, sebelum mereka sempat berbuat apa-apa, sebuah sosok muncul dari balik tikungan. Sosok itu tinggi besar dengan mata merah menyala. Para remaja itu langsung berteriak ketakutan.

"Hantu!" teriak Anisa sambil bersembunyi di balik Dimas.

"Tenang, itu cuma penjaga pintu," ucap Meli dengan nada santai. "Dia tidak akan mengganggu kita selama kita tidak mengganggunya."

Meli kemudian mengeluarkan sebuah kalung kecil dari sakunya. Kalung itu memancarkan cahaya lembut yang membuat sosok itu berhenti sejenak.

"Aku tahu kalian sedang mencari kunci," kata sosok itu dengan suara berat. "Tapi, kalian harus melewati ujianku terlebih dahulu."

Sosok itu kemudian memberikan mereka sebuah teka-teki yang sangat sulit. Mereka harus memecahkan teka-teki itu dalam waktu yang terbatas jika ingin melanjutkan perjalanan.

 Mereka harus memecahkan teka-teki itu dalam waktu yang terbatas jika ingin melanjutkan perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CLAS VI SCHOOL 2024....[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang