Tersembunyi di balik semak-semak, para remaja itu menyaksikan dengan jantung berdebar. Makhluk-makhluk hijau itu semakin dekat, senjata mereka berkilau di bawah sinar bulan. Dimas, sebagai yang paling kuat secara fisik, mengambil inisiatif.
"Kita harus melawan mereka!" teriaknya.
"Tapi, kita tidak tahu apa-apa tentang mereka," sahut Malika khawatir.
"Kita tidak punya pilihan lain," kata Aulya tegas. "Kita harus bertahan hidup."
Dengan semangat yang membara, mereka keluar dari persembunyian. Pertarungan sengit pun dimulai. Dimas menjadi benteng pertahanan, menahan serangan makhluk-makhluk hijau dengan tubuhnya yang kuat. Malika dan Aulya menggunakan kecerdasan mereka untuk mencari kelemahan musuh. Sementara itu, Fabian terus melafalkan mantra-mantra pelindung untuk melindungi teman-temannya.
Pertarungan berlangsung sengit. Beberapa dari mereka terluka, namun mereka tidak menyerah. Mereka saling membantu dan menyemangati satu sama lain. Akhirnya, dengan kerja sama yang baik, mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk hijau itu.
"Kita menang!" teriak Dimas dengan gembira.
Mereka semua saling berpelukan, merasa lega dan bangga atas keberhasilan mereka. Namun, kegembiraan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup kencang, dan petir menyambar-nyambar.
"Ada apa ini?" tanya Anisa ketakutan.
"Sepertinya ada sesuatu yang besar sedang terjadi," jawab Meli.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAS VI SCHOOL 2024....[END]
Teen Fictiondi sebuah sekolah mewah mempunyai fasilitas yang bagus di sana ada seorang murid yang pintar pintar dan mereka bisanya Mein bareng dan tidak boleh ada yang berantem. di sekolah itu ada ruang rahasia di ruangan rahasia itu ada dunia gaib yaitu asrama...