Dinding api berkobar hebat, menghalangi jalan mereka menuju kunci. Panas yang menyengat membuat mereka meringis. Meli menatap teman-temannya satu persatu. “Kita harus bekerja sama,” ujarnya mantap.
Malika, dengan kecerdasannya, menyarankan agar mereka menggunakan kekuatan alam yang ada di sekitar mereka. “Mungkin ada sumber air di dekat sini yang bisa kita gunakan untuk memadamkan api,” usulnya.
Sementara itu, Dimas yang memiliki kekuatan fisik yang kuat, menawarkan diri untuk menjadi tameng. “Saya akan menahan api sekuat tenaga, kalian cari sumber airnya,” katanya.
Dengan semangat yang membara, mereka membagi tugas. Malika dan Aulya mencari sumber air, sementara Dimas, Anisa, Elia, Yusuf, Kerisna, Lutfi, dan Fabian berusaha menahan laju api. Dimas berdiri di depan dinding api, tubuhnya memancarkan aura pelindung. Tubuhnya mulai menghitam karena terbakar, namun ia tetap bertahan.
Sementara itu, Malika dan Aulya berhasil menemukan sebuah gua kecil yang mengeluarkan uap air. Mereka segera kembali dan mengarahkan uap air ke dinding api. Namun, api itu terlalu kuat.
“Kita harus melakukan sesuatu yang lebih!” teriak Malika.
Tiba-tiba, Fabian mendapatkan ide. Ia ingat pernah membaca tentang mantra kuno yang bisa mengendalikan api. Dengan suara lantang, ia mulai melafalkan mantra itu. Kata-kata magis yang keluar dari mulutnya menciptakan sebuah lingkaran cahaya di sekeliling dinding api. Cahaya itu perlahan-lahan mendinginkan api hingga akhirnya padam.
Dengan sisa kekuatannya, Dimas segera bergabung dengan teman-temannya. Mereka berlari menuju altar dan meraih kunci itu. Saat kunci itu menyentuh tangan mereka, ruangan itu mulai bergetar
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAS VI SCHOOL 2024....[END]
Novela Juvenildi sebuah sekolah mewah mempunyai fasilitas yang bagus di sana ada seorang murid yang pintar pintar dan mereka bisanya Mein bareng dan tidak boleh ada yang berantem. di sekolah itu ada ruang rahasia di ruangan rahasia itu ada dunia gaib yaitu asrama...