14: Keputusan Berat dan Jembatan waktu.

10 7 0
                                    

Hening menyelimuti mereka. Masing-masing remaja itu tenggelam dalam pikirannya sendiri, menimbang-nimbang pilihan sulit yang ada di hadapan mereka. Pulang ke dunia mereka, melupakan semua petualangan seru, atau tetap tinggal di dunia baru ini untuk membantu membangun kembali peradaban?

Setelah beberapa saat, Dimas angkat bicara. "Aku pikir kita harus pulang," ujarnya. "Keluarga kita pasti sangat khawatir."

Malika mengangguk setuju. "Tapi, aku tidak ingin meninggalkan tempat ini," katanya dengan nada sedih. "Aku sudah merasa seperti di rumah di sini."

Aulya menatap Fabian. "Bagaimana denganmu, Fabian?" tanyanya.

Fabian menghela napas panjang. "Aku juga bingung," jawabnya. "Di satu sisi, aku ingin pulang. Tapi, di sisi lain, aku ingin membantu makhluk-makhluk ini."

Tiba-tiba, makhluk raksasa itu kembali berbicara. "Kalian tidak perlu memilih," ujarnya. "Ada jalan lain."

Mata mereka terbelalak. "Jalan lain?" tanya mereka serempak.

"Ada sebuah jembatan waktu," lanjut makhluk raksasa itu. "Jembatan waktu itu dapat membawa kalian kembali ke dunia kalian, namun kalian juga dapat mengunjungi dunia ini kapan saja kalian mau."

"Benarkah?" tanya Malika dengan penuh harap.

"Ya," jawab makhluk raksasa itu. "Namun, ada syaratnya. Kalian harus meninggalkan salah satu dari kalian di sini untuk menjaga jembatan waktu."

Para remaja saling memandang dengan terkejut. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa mereka harus membuat pengorbanan sebesar itu.

CLAS VI 2024 SCHOL....[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang