11

159 14 3
                                    

Di Klinik Sentosa

Di depan sebuah ruangan perawatan terdapat seorang pria berjalan mondar-mandir di depan pintu dengan hati yang gelisah. Di tepi pintu terdapat kerusi menunggu yang diduduki oleh lima anak-anak kembar.

Tidak lama kemudian seorang wanita jelita  menghampiri mereka berenam. Wajahnya kelihatan khawatir sekali.

"Amato bagaimana keadaan anak-anak kita?" Tanyanya langsung pada suaminya.

Tadi di rumah, suaminya itu ada mengabarinya tentang insiden yang berlaku pada anak mereka. Aisyah yang mendengar itu langsung bergegas ke klinik yang telah Amato beritahukan. Hatinya sangat khawatir apabila mendengar khabar bahwa salah seorang dari anak-anaknya mengalami kecelakaan di jalan raya.

"Para doktor masih menangani Thorn di ruang rawatan sekarang ini dan masih belum ada khabar lagi dari doktor." Kata Amato. Dia menghampiri isterinya itu lalu memeluknya.

"Aku harap anak kita baik-baik saja"

"Iya, aku harap begitu juga"

Aisyah kemudian memandangi anak-anaknya yang lain yang tengah duduk di kerusi sebelah pintu rawatan. Dia menghampiri mereka berlima lalu memeluknya. Amato mengikuti isterinya dari belakang.

"Ibu bersyukur kalian nggak kenapa-napa, ibu khawatir banget sama kalian"

"Inilah akibat kerana tidak ikut pesan Ayah, padahal ayah sudah mengatakan pada kalian untuk tidak mendekati Halilintar tetapi kalian malah pulang bersamanya dari sekolah"

Mereka berlima menundukkan kepala kerana tidak berani menatap mata ayah mereka. Tiba-tiba Taufan mengangkat bicara dengan suara sedikit pelan.

"Tapi Ayah, kami cuman pengen temenin Kak Hali, dia selalu saja sendirian"

"Iya Ayah, kesian banget Kak Hali sendirian mulu yang padahal kami yang lain selalu bersama karena Ayah ngelarang Kak Hali dan kami berdekatan dengannya" Timpal Blaze.

"Lagian kenapa coba Ayah ngejauihin Kak Hali dari kami, Kakak langsung nggak ngelukain kami" Solar yang tadi berdiam diri mulai mengangkat suara.

"Dengan kecelakaan barusan tadi kamu masih mau ngatain kalo Kakak kamu nggak akan ngelukain kamu? lihat saja Thorn, dia terluka parah karena Kakak kalian tidak mempedulikannya maupun kalian" Amato berkata dengan nada sinis.

"Tapi Ayah, Kak Hali juga mengalami luka parah tadi" Ucap Gempa dengan lirih apabila mengingat semula keadaan Halilintar.

"Bener, malahan Kak Hali sudah menyelamatin Thorn" Tambah Ice.

Aisyah yang mendengar apa yang anaknya katakan langsung teringat tentang anak sulungnya itu. Dia melihat sekitar tetapi nihil, ternyata Halilintar sedang tidak ada disana.

"Amato kemana Halilintar? Kenapa dia tidak ada bersama kalian?" Soalnya. Netra coklatnya menatap Amato.

"Hahh..aku tinggalkan dia."

"A-apa, Kenapa kau tinggalkan Halilintar? Dia juga terluka parah kata Gempa."

"Anak seperti dia tidak perlu mendapat simpati dari aku, kalau bukan dia yang mengajak yang lain perkara ini tidak akan berlaku, Halilintar... hanya akan membuat anak kita yang lain terluka."

"Apa-apaan bicaramu ini, Halilintar tidak akan pernah melukai yang lain apalagi saudaranya."

"Kalau kau masih pengen anak seperti dia ambil saja sana, berkemungkinan sudah sekarat pasti!"

Aisyah reflek menutup mulutnya kerana terkejut, air mata mengalir pelan dari pelupuk matanya.

"Sampai hati kau tinggalkan Halilintar di sana, ayah jenis apa kamu!? Aku akan menemui Halilintar." Dia menatap kecewa suaminya itu sebelum memalingkan wajahnya ke arah anak-anaknya yang lain.

SISA HUJAN LUKA [on going]Where stories live. Discover now