Episode 8

17 1 0
                                    

Atmosfer udara berubah panas, debaran jantung memompa darah seakan terdengar hingga di telinga pria 30 tahun itu.

Perlahan ia mendekatkan wajah pada paras cantik gadis itu."Sayang."

Sapuan nafas lembut itu menerpa paras cantik sang Istri, perlahan gadis itu menutup matanya saat berfikir sang Suami akan menciumnya.

Maulana tersenyum geli melihat ekspresi sang Istri."Kamu berharap mendapatkan ciuman dari ku?"

Fira terkejut, ia langsung membuka mata dan melihat senyum jahil dari sang Suami.

Rasa malu dan salah tingkah berubah menjadi perasaan kesal karena dikerjai oleh Suaminya, Fira meraih kepala sang Suami lalu menarik ke arahnya dan mencium bibir pria itu dengan lembut.

Maulana diam saja saat mendapatkan serangan dadakan dari sang Istri, saat gadis itu ingin menyudahi ciuman mereka, Maulana menggerakkan tangan meraih kepala gadis itu dan kembali menciumnya.

Saat sepasang Suami Istri itu saling berciuman, pintu ruang CEO terbuka, menunjukkan sosok cantik Yamamoto Sayaka dengan sebuah berkas di tangannya.

"Siang, Pak."

Suara Sayaka terasa menggantung di udara melihat adegan mesrah di dalam ruang kerja Bosnya.

Rasa cemburu tak dapat dicegah saat Sayaka melihat Maulana berciuman dengan Fira, tanpa memperhatikan isyarat tangan Maulana yang menyuruhnya keluar dan kembali menutup pintu.

Dengan perasaan cemburu menyerang dalam hati, Sayaka berjalan menghampiri sepasang Suami Istri itu lalu menarik bahu Fira untuk menjauh dari Maulana.

Fira terkejut melihat sikap Sayaka, ia hampir saja terjatuh kalau saja tangan Maulana tidak meraih pinggangnya, dirinya menatap Sayaka murka.

Maulana bangkit dari tempat duduknya dan menatap Sayaka tidak suka."Nona Yamamoto Sayaka! Hukuman apa yang siap kau terima karena berani masuk ke dalam ruanganku tanpa ijin dariku?!"

Sayaka menundukkan pandangan tak berani menatap netra safir Maulana, kedua tangan terkepal menahan emosi.

Fira berdiri dengan angkuh dan bersedekap dada, tatapannya menatap sinis Sekretaris Suaminya itu."Hmmp, apakah kau sedang cemburu, Nona?"

Sayaka mengangkat pandangan menatap Fira kesal, tentu saja dirinya cemburu melihat pria yang dikejar selama 10 tahun justru dicium oleh wanita lain.

"Aku cemburu, aku tidak suka siapapun mendekati kekasihku." Sayaka berkata dengan nada mendesis seperti ular siap memangsa.

Maulana mengalihkan perhatian pada Sayaka, mata safir itu menatap penuh kemurkaan pada gadis itu.

Plak...

Fira terkejut melihat Maulana menampar pipi Sayaka dengan keras, ia pikir Maulana adalah orang yang sabar dan tidak bisa bersikap kasar pada wanita, tapi nyatanya bisa menampar seorang gadis dengan tamparan keras.

Yamamoto Sayaka memegangi pipinya, panas bekas tamparan itu tidak sebanding dengan panas dalam hatinya.

"Yamamoto, aku telah memperingatkan mu berkali-kali untuk menjaga ucapanmu. Jika kau pikir aku tidak tahu bahwa kau menyebarkan rumor tentang hubungan kita, itu salah. Aku diam karena masih memandang Ayahmu." Maulana memberikan ketegasan dan penjelasan pada Sayaka agar wanita itu tidak salah paham.

Yamamoto Sayaka mengalihkan perhatian pada Maulana, netra kecoklatan itu menegang mendengar ucapan Maulana, pria itu benar-benar tidak menjaga perasaannya sama sekali bahkan dengan kejam mengatakan bahwa semua hanya karena memandang Ayahnya.

"Pak, kenapa Bapak bisa setega itu pada saya? Saya sudah 10 tahun mengejar Bapak, tapi kenapa Bapak justru menikah dengan wanita tidak jelas ini!" Sayaka menunjuk Fira dengan perasaan marah serta tidak terima.

"Diam!" Maulana membentak Sayaka membuat gadis itu diam ketakutan dengan amarah serta rasa tidak terima dalam hatinya.

Fira mundur beberapa langkah di belakang sang Suami, meski dirinya suka bersikap tidak baik namun melihat ekspresi kemarahan di mata pria itu membuatnya takut meski bukan untuk dirinya.

Maulana mengambil surat pemecatan dari mejanya setelah itu diberikan stempel bahkan tanda tangannya sendiri setelah itu kembali mengalihkan perhatian pada Sayaka."Hari ini kau bisa pulang dan tidak perlu lagi kembali ke sini."

Yamamoto Sayaka syock menerima surat pemecatan dari Maulana, ia sungguh tidak habis pikir dengan pria tersebut, hanya demi seorang wanita bahkan rela memecatnya.

Dengan tangan gemetar, Yamamoto Sayaka mengambil surat pemecatan tersebut, mata gadis itu merah menahan emosi serta air mata."Mizuruky Ivan, kau harus ingat hari ini! Kau akan menyesal telah memilih wanita ini dari pada aku! Aku akan membuktikan itu!"

Yamamoto Sayaka meremas kuat amplop berisi surat pemecatan itu lalu memutar tubuh dan meninggalkan ruangan CEO dengan perasaan murka.

Maulana menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan perlahan, kemudian mengalihkan perhatian pada sang Istri, gadis itu nampak ketakutan meski tubuhnya tidak bergetar.

Maulana tersenyum tipis melihat ekspresi ketakutan di wajah cantik itu, ia ingat dengan jelas seperti apa gadis itu kalau lagi marah dan sok berkuasa tadi, sekarang justru ketakutan.

Maulana mengeluarkan tangan meraih tangan gadis itu lalu menariknya dalam pelukan."Untuk apa kamu takut, Sayang? Bukankah tadi kamu sangat berani?"

Seakan mendapatkan kembali kesadarannya, Fira mendorong dada sang Suami lalu menatap pria itu galak."Tadi Mas mengerjai ku ya?!"

Maulana kembali ke tempat duduknya dan mengambil beberapa dokumen."Mengerjai bagaimana?"

"Tadi Mas seperti mau mencium ku?!" Fira menyipitkan mata menatap sang Suami curiga.

"Tidak, Mas tadi hanya ingin melihatmu saja. Tapi kenapa tiba-tiba kamu menutup mata?" Maulana mengerling ke arah sang Istri, dari sudut pandang matanya dapat terlihat gadis itu memalingkan wajah karena malu.

"Sudahlah, aku lapar. Presdir, bawa aku makan." Fira menundukkan kepala menahan malu, di tengah ribut malah ingin makan padahal tadi pagi sudah makan.

Maulana tersenyum sendiri mendengar ucapan sang Istri, ia pun menutup kembali pekerjaan miliknya lalu bangkit dari tempat duduknya dan menatap gadis itu dengan senyum manis."Baiklah, ayo Istri ku sayang."

Kali ini Fira tidak menolak saat Maulana memeluk pinggangnya karena sekarang di pikirannya hanya makanan.

Sementara itu...

Rumina terkejut melihat Yamamoto Sayaka keluar dari ruangan Maulana dengan kesal, ia kebetulan mau memberikan hasil meeting bersama Matsuyama.

Rumina sudah lama menyukai Sayaka namun Sayaka justru menyukai Maulana, pria itu mempercepat langkah kakinya mengejar Sayaka melihat ekspresi gadis itu seperti menahan air mata.

"Sayaka."

Sayaka Yamamoto tidak menanggapi panggilan dari Rumina, hatinya hancur dan kecewa dengan sikap Maulana.

Rumina tidak menyerah begitu saja, ia tetap mengejar Sayaka lalu berhenti tepat di depan Sayaka.

"Sayaka, apa yang terjadi? Kenapa dengan mu? Apakah Ivan menyakiti mu? Pipimu kenapa?" Rumina mengulurkan tangan hendak menyentuh wajah gadis itu namun ditepis oleh sang gadis.

"Bukan urusanmu!" Sayaka kembali kemejanya lalu membereskan semua barang-barang miliknya.

Rumina semakin tidak mengerti mengapa gadis itu justru membereskan semua barang-barang miliknya, mungkinkah Maulana memecatnya.

Istri Durhaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang