10- Senyuman di Balik Buku

37 2 0
                                    


Becky adalah siswi pendiam yang lebih suka menyendiri di perpustakaan daripada bergaul dengan teman-temannya. Dengan kacamata yang selalu terpasang di hidungnya dan buku-buku yang menjadi sahabat sejatinya, Becky merasa tak perlu lagi mencari perhatian orang lain. Namun, hari-hari tenangnya di sekolah berubah ketika Freen, siswa paling populer sekaligus ketua OSIS, mulai menunjukkan perhatian padanya.

Freen dikenal sebagai sosok sempurna—cantik, cerdas, dan selalu aktif di berbagai kegiatan sekolah. Semua orang ingin dekat dengannya, tapi Becky selalu merasa Freen berada di dunia yang berbeda. Tidak mungkin ada alasan bagi Freen untuk peduli padanya, gadis yang tak pernah ikut ekskul atau acara sekolah.

Suatu hari, saat sedang asyik membaca di perpustakaan, Becky dikejutkan oleh sosok Freen yang tiba-tiba duduk di depannya. "Kamu selalu di sini, ya?" Freen tersenyum, membuat Becky merasa gugup.

“Uh… iya. Aku suka tempat ini. Tenang,” jawab Becky, sambil mencoba untuk tetap tenang.

Dari hari itu, Freen mulai sering datang ke perpustakaan, dan setiap kali Freen muncul, jantung Becky selalu berdetak lebih cepat. Walaupun mereka berbeda, ada sesuatu dalam cara Freen berbicara dan tersenyum yang membuat Becky merasa nyaman.

Namun, gosip mulai beredar di sekolah. Banyak siswa mulai bertanya-tanya mengapa Freen sering menghabiskan waktu dengan Becky, gadis pendiam yang tidak pernah diperhatikan. Tak lama kemudian, Becky mulai menerima tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya, dan bahkan ada yang menuduhnya berusaha untuk mencari perhatian Freen.

Sadar akan situasi ini, Freen tetap mendekati Becky. Suatu hari di atap sekolah, mereka berdua berbicara di bawah langit biru. Freen menatap Becky dengan tatapan serius. “Kamu tahu, aku enggak peduli dengan apa yang orang bilang tentang kita.”

Becky terdiam. “Kenapa kamu selalu ada untuk aku? Kita berbeda.”

Freen tersenyum, matanya berbinar. “Mungkin aku memang orang yang selalu ingin tahu. Tapi… aku tahu satu hal. Kamu itu spesial, Becky. Dan aku suka caramu melihat dunia, walaupun kamu lebih suka sembunyi di balik buku.”

Becky merasa pipinya memerah, perasaan hangat mulai tumbuh dalam dirinya. Tapi di sisi lain, rasa takut juga muncul—takut jatuh cinta pada seseorang yang begitu sempurna.

Namun, semakin mereka dekat, semakin jelas bahwa perasaan Freen untuk Becky bukanlah sekadar penasaran. Ketika Becky mulai membuka hatinya, Freen pun mengungkapkan perasaannya dengan tulus. Freen mengakui bahwa dia sudah lama mengagumi Becky dari kejauhan, melihat ketulusan Becky dalam setiap hal yang dilakukannya.

Mereka pun memulai kisah cinta yang manis namun penuh tantangan. Di tengah hiruk-pikuk masa sekolah, dengan teman-teman yang mulai meragukan hubungan mereka, Becky dan Freen belajar untuk saling mengandalkan satu sama lain. Meskipun mereka berbeda, cinta yang tumbuh di antara mereka tak bisa dibendung.

---

Setelah pernyataan cinta yang tulus di atap sekolah, Becky dan Freen mulai menjalani hubungan mereka dengan lebih serius. Meskipun banyak yang meragukan mereka, keduanya tetap saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Becky mulai merasa lebih percaya diri, terutama saat berada di samping Freen.

Namun, tantangan baru muncul ketika Freen ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam kompetisi kepemimpinan antar sekolah. Freen sangat bersemangat, tetapi dia juga merasa tertekan dengan ekspektasi yang tinggi. Becky merasa khawatir, karena Freen sering pulang larut malam untuk berlatih dan mempersiapkan presentasinya.

Suatu sore, Becky pergi ke perpustakaan, tempat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Dia melihat Freen sedang berdiskusi dengan teman-temannya tentang kompetisi itu. Melihat Freen yang begitu terfokus membuat Becky merasa bangga, tapi di saat yang sama, dia merindukan kebersamaan mereka.

Becky memutuskan untuk membuat kejutan. Dia membeli snack favorit Freen dan menyiapkan catatan motivasi untuknya. Ketika Freen pulang, dia terkejut menemukan Becky menunggu di depan pintu rumahnya.

“Surprise! Aku tahu kamu butuh semangat,” kata Becky sambil tersenyum, menyerahkan snack dan catatan tersebut.

Freen terlihat sangat senang. “Kamu tahu cara membuatku merasa lebih baik,” ujarnya sambil memeluk Becky erat. “Terima kasih, Beck.”

Dengan dukungan Becky, Freen berhasil melalui kompetisi dengan baik dan meraih juara. Mereka merayakan kemenangan itu dengan makan malam di tempat favorit mereka. Dalam suasana yang ceria, Becky tidak bisa menahan perasaannya. “Aku sangat bangga padamu, Freen. Kamu benar-benar luar biasa.”

Freen tersenyum lebar. “Aku bisa melakukan semua ini karena kamu. Tanpamu, aku tidak akan pernah percaya diri.”

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Ketika Freen kembali ke sekolah setelah kompetisi, dia mendengar rumor yang tidak mengenakkan. Beberapa teman sekelasnya mulai meragukan keputusannya untuk bersama Becky. Mereka mengatakan bahwa Becky hanya berusaha mengambil keuntungan dari ketenaran Freen.

Mendengar semua itu, Freen merasa bingung. Dia tidak ingin menyakiti Becky, tetapi dia juga tidak ingin kehilangan teman-temannya. Dalam sebuah momen penuh emosi, Freen memutuskan untuk menjauh dari Becky untuk sementara waktu. Dia berpikir bahwa mungkin dengan menjauh, semua masalah ini bisa reda.

Becky merasakan perubahan sikap Freen dan sangat bingung. Tanpa penjelasan, Freen menjadi dingin dan jarang berbicara padanya. Suatu hari, Becky memutuskan untuk menghadap Freen dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Di belakang sekolah, Becky menemukan Freen duduk sendiri di bangku. “Freen, kenapa kamu menjauh? Aku merasa kamu tidak ingin berbicara denganku lagi,” kata Becky dengan suara bergetar.

Freen menghela napas berat. “Aku… aku hanya ingin membuat semuanya lebih baik. Teman-temanku bilang… mereka merasa kita tidak cocok,” jawab Freen, suaranya bergetar.

Becky merasa hatinya hancur. “Apakah kamu percaya mereka lebih dari percaya padaku? Kita sudah melalui banyak hal bersama. Aku mencintaimu, Freen. Kenapa harus peduli dengan apa kata orang?”

Freen menatap Becky dengan penuh penyesalan. “Aku minta maaf. Aku seharusnya tidak membiarkan pendapat orang lain memengaruhi perasaanku. Kamu adalah satu-satunya yang berarti bagiku.”

Mendengar itu, Becky merasa lega. Mereka saling berpelukan, dan Freen berjanji tidak akan membiarkan apa pun mengganggu hubungan mereka lagi.

Setelah kejadian itu, Freen dan Becky bertekad untuk lebih kuat. Mereka mulai menghadapi tantangan bersama, membuktikan kepada semua orang bahwa cinta mereka lebih dari sekadar rumor. Dengan dukungan satu sama lain, mereka tidak hanya berhasil melewati masa-masa sulit tetapi juga tumbuh lebih dekat, saling menginspirasi untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka.

---

Bagaimana? Seru kan?

kalo seru vote yahh biar aku semangat :)

short story - freen beckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang