Chenle baru saja sadarkan diri, dan hal yang pertama kali ia sadari adalah ruangan putih dengan infus yang berada di tangannya.
Tunggu dulu. Bukankah tadi ia masih bersama dengan jisung??
Ia bangun dengan tiba-tiba.
"Akkh"rintihnya ketika merasakan kram pada bagian perutnya
Pintu ruangan chenle terbuka menampakkan Minghao dengan raut wajah khawatirnya.
"Kenapa? Mana yang sakit??"Minghao menatap Chenle khawatir
"J-jisung... Mana jisung??"ucap namja tersebut disela-sela rintihannya
"Nanti kita lihat jisung sama-sama, sekarang makan dulu terus minum obat yaa?"balas Minghao dan dijawab dengan gelengan oleh Chenle
"Gue mau lihat Jisung sekarang Hao"Minghao menghela nafas kasar mendengar ucapan Chenle
"Nggak bisa, Jisung masih diruang operasi"
Mendengar hal tersebut chenle turun dari ranjangnya dan berusaha mencabut infusnya, namun Minghao lebih dulu menahannya.
"Jangan nekat chenle, dokter udah bilang lo nggak boleh banyak pikiran dan stress. Akibatnya bisa fatal"jelas Minghao
"Terus gue harus gimana!?"
"Kita tunggu sambil berdoa semoga operasinya lancar dan cepet selesai, lo juga tau kan kalo peluru yang di angkat nggak cuma satu"balas Minghao
Akhirnya Chenle menuruti perkataan Minghao.
Ia menunggu selama empat jam dan selama itu juga Minghao terus berada di sisi Chenle.
Pintu ruangan terbuka menampakkan Haechan dengan raut wajah khawatirnya.
Haechan baru saja tiba di bandara dan ia langsung pergi kerumah sakit.
"Bunda?"
"Anak pinter, anak hebat, bunda udah denger semuanya dari ibun jaemin"Haechan mengelus lembut surai milik chenle
"Maaf bundaa, kakak ngerepotin bunda sampe bunda harus pulang ke korea"ucap chenle, ia merasa tidak enak hati karena membuat haechan harus jauh-jauh datang ke korea untuk menjenguknya
"Ngomong apa sih kak? Emang udah seharusnya kayak gini."bantah Haechan
"Jisung bundaa, kakak mau lihat Jisung"rengek Chenle layaknya anak kecil, Chenle sudah akan menangis namun Haechan lebih dulu menenangkannya
"Sabar dulu ya kak?? Jangan nangis terus, kasihan dedenya ikut sedih terus"ujar haechan sembari mengelus lembut perut sang anak
"Kakak enggak nangis kok bun, kakak cuma kangen sama Jisung"jelas Chenle
Chenle merasa lebih baik dengan adanya haechan dan juga beberapa teman-temannya yang berkunjung dan menemaninya.
Ia terharu saat melihat renjun rela berkunjung dan membawakannya sebuah masakan padahal kehamilannya kini sudah masuk lima bulan.
Setelah menunggu selama dua puluh empat jam seperti yang dokter bilang, seharusnya Jisung sudah melewati masa kritisnya, dan sudah di pindahkan kedalam ruang rawat inap untuk perawatan berkelanjutan.
Chenle sudah sangat tidak sabaran dari beberapa jam yang lalu, dokter sudah mengingatkan agar sebisa mungkin tidak mengganggu pasien.
Dan sekarang disini lah chenle berada. Di dalam ruangan yang dimana di dalamnya terdapat jisung yang tengah terbaring diatas ranjang rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BOY TO BAD BOY [JICHEN] NEW
Fanfictionpernahkah kalian berpikir apa yang akan terjadi ketika pembangkang bertemu dengan pemiliknya?