-Hello, U-

31 3 0
                                    

🍂: ••••- H è à ŕ-••••












Hari berganti hari bulan berganti tahun dan begitu seterusnya

Selama setahun ini,Jay cukup menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.

Dia memulai semuanya dari nol dan perlahan.

Menjadi seorang pengusaha muda adalah impiannya ketika masih remaja dan akhirnya dia bisa mewujudkan nya meski belum benar benar dibilang sukses pun.

Setiap hari nya, jay hanya
pergi bekerja-istirahat-pulang

Siklus nya hanya itu itu saja.

Membosankan namun lebih baik daripada sebelumnya.

Ia juga tidak menjalin hubungan dengan wanita untuk saat ini,hanya fokus pada dirinya dan pekerjaannya.


Jay tahu,berita gosip tentang nya menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut,dan ia merasa bahwa dirinya sedikit menyedihkan

Sialnya,rasa sakit dan perih masih tertanam di hati nya.

Entah bagaimana cara menyembuhkan hati nya yang masih terluka ini

Dengan atau tanpa orang baru?






Lagi lagi dia tidak menemukan jawaban.









"nasi nya lebih enak di makan pas panas"

Jay pun tersadar akan realita di hadapannya dan langsung menatap wanita itu dengan sedikit senyuman

"ga,enak nya di makan setengah mateng" jawab Jay

Wanita itu hanya memutar bola mata nya dan lalu menyilangkan tangannya lalu berkata:

"tumben, baru kesini lagi lu"

"Ular aja ada kegiatan,apalagi gue Ruka"

sontak Ruka tertawa kecil mendengar jawaban Jay yang terdengar nyeleneh itu.

"Yaa kirain lu makan di tempat lain"

"Mana ada,masakan lu enak makanya gue sering kesini"

Ruka langsung menangkap mulutnya dan tersenyum salah tingkah ketika Jay memuji masakan nya.

"iyakah?"

"eh lu mah, dikasi tau ga percaya"

"kalo emng gitu,makasi Jay
lu the best dah!"
Ucap Ruka sambil mengacungkan jempolnya

Jay pun ikut tersenyum melihat tingkah Ruka yang sedang merasa senang itu.




Jay baru tersadar akan satu hal.



Senyuman


Senyumannya selalu terbit ketika berada di dekatnya.

Ruka adalah orang yang selalu membuatnya terganggu namun di sisi lain dia dibuat senang akan hal itu.

Ruka pernah menggangu moment terpenting di hidupnya

Entah apa yang dipikirkan nya karena selalu mendistraksi banyak momen di hidupnya.

sedikit konyol namun dia berfikir ini karena takdir.

Jay menghela nafas pelan setelah menghabiskan makanan dan membayar pesanan dia pun berpamitan pada Ruka.

Sepanjang perjalanan pulang,senyumannya tak memudar.

Kini Jay menemukan sebuah jawaban.

Ayolah,orang orang akan berfikir dia gila karena tersenyum sendirian






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

H E A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang