1.0

6 0 0
                                    

Yudai mempersilahkan masuk begitu mendengar seseorang mengetuk pintu ruangan kantornya. Jo dengan raut gusarnya memasuki kantor Yudai dan mendekati meja sang kakak sepupunya tersebut.

Jo menghela nafas panjang sebelum mengatakan apa tujuannya datang kesini, "Kak Yudai, jika kakak masih menginginkan posisi paman, kakak bisa mendapatkannya."

"Kakak bisa mengajukan banding kepada pengadilan, dengan begitu para dewan komisaris mungkin akan mempertimbangkan ulang keputusan mereka." saran Jo dengan nada lebih ke memohon kepada Yudai.

Yudai melirik Jo dengan alisnya yang menaut, "Apa maksudmu Jo? ini adalah kesempatanmu untuk bersinar, kenapa kau malah ingin memberikannya kepadaku yang hanya seorang omega ini." balasnya datar.

Jo mendengus pelan, "Kak Yudai, aku tak menginginkan semua ini, aku sungguh tak ingin apapun jika aku akan berakhir dibenci oleh kalian semua." sahutnya lagi putus asa.

Mendengar keputusan adaan Jo, Yudai terkekeh, "Tak ada yang membencimu Jo, just live your life."

"Baiklah-baiklah, aku tak akan meminta kepada kak Yudai lagi, namun jika kakak berubah pikiran, aku dengan rela hati akan membantu keinginan kakak." final Jo sebelum benar-benar keluar dari kantor Yudai.

•••

Sudah hampir sepuluh kali Jo coba menghubungi Nicholas. Namun nihil, satu pun panggilan Jo tak dijawab oleh pria alpha itu. Bahkan Jo sendiri tak melihat sang kakak sepupu satu itu berada di kantornya.

Jo memutuskan untuk pulang ke rumah. Berniat untuk mencari keberadaan Nicholas. Tapi tetap saja, pria itu tak ada disana. Hanya ada Euijoo yang sedang mengasuh kedua anaknya.

"Oh Nicho sedang pergi ke luar kota Jo, entah aku tak tahu kemana, tapi dia sudah pergi sejak hari pemakaman ayah." begitu kata Euijoo kepada sang adik sepupu.

Jo pun mengangguk lemah, "Terimakasih kak Euijoo, tapi bisakah kau menyampaikan sesuatu dariku untuk kak Nicholas." pintanya yang diberi tatapan mengijinkan oleh Euijoo.

"Katakan kepada kak Nicholas bahwa dia bisa mengajukan banding untuk keputusan ayah, dan tenang saja, aku akan dengan senang hati menerimanya."

•••

Jo yang tengah lelah dengan kehidupannya sendiri saat ini. Melajukan mobilnya entah kemana. Yang kemudian dia sadari dia sudah sampai di suatu tempat yang dulu ia sering kunjungi.

Sebuah taman yang cukup sepi, terletak di pinggiran kota. Dulu dia dan Hikaru sering sekali berkencan disini. Bagi mereka berdua, kesunyian adalah hal yang paling mereka sukai satu sama lainnya.

Jo menghela nafas panjangnya, terasa bahwa dia benar-benar stress dengan keadaan yang ada. Tubuhnya dengan pelan menggoyangkan ayunan yang sedang dia duduki. Meresapi angin malam yang dingin menusuk kulitnya.

Sampai, sesuatu membuat hati dan raga Jo yang mendingin seketika menghangat. Ketika dirinya mendengar suara Hikaru yang kini tengah berada di depannya.

"H-Hikaru?" Jo menatal pria omega itu dengan tatapan tak percaya.

Hikaru tak mengalihkan pandangannya dari langit, "Aku tak menyangka akan menemukanmu di sini." ungkapnya.

Jo tersenyum, "Aku juga tak menyangka kau akan kesini." balasnya menyamakan tempo ayunannya dengan Hikaru.

"What's wrong?" tanya Hikaru akhirnya memandang Jo.

Jo terlihat berpikir sebentar sebelum menjawab, "Kau tahu kan dengan berita yang ada, aku sangat bingung haru berbuat apa, aku ingin melepaskan semuanya." jawabnya penuh angan-angan.

Hikaru terkekeh, "Kenapa kau ingin melepaskannya? bukankah bagus jika kau mendapatkan apa yang pamanmu selama ini miliki?"

Jo menggeleng kuat, "Aku tak menginginkan apapun, jika balasannya aku akan dibenci oleh yang lainnya."

Hikaru berdiri dan berjalan tepat ke hadapan Jo. Jari-jemarinya terangkat untuk mengangkat dagu pria alpha tersebut guna menatap ke arah matanya.

"You're a good man, Jo."

"Aku benar-benar merasa bodoh pernah membenci dirimu hanya karena masalah yang aku sendiri tak mengerti." gumam Hikaru mengulas senyumnya.

Seketika mata Jo melebar terkejut mendengar pernyataan Hikaru tersebut, "Hikaru, apa kau sungguh masih menyimpan perasaan untukku?" tanyanya memastikan.

Hikaru menggeleng lemah, "Entahlah Jo, hanya saja, aku tetaplah orang yang akan selalu tak bisa menerima jika dirimu masih memiliki hubungan dengan Sakaguchi Group."

"Kau masih ingat, kita pernah memiliki rencana jika kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya berdua saja di daerah terpencil di Jepang, tenang dan sunyi hanya ada kita berdua." jelas Hikaru tertawa kecil mengingat masa-masa indah tersebut.

"Hikaru." Jo meraih telapak tangan Hikaru.

"Kita masih bisa melakukannya, aku akan berusaha keras untuk dapat melepaskan semua ini, aku ingin kau kembali." sahut Jo penuh harapan.

Hikaru tersenyum, "Well, let's see Jo, mungkin kita akan bisa bersatu kembali."

•••

Jo akhirnya membuat keputusannya. Jika tidak ada satupun yang akan bergerak untuk masalah yang terjadi. Dia akan melakukannya sendiri, melakukan hal yang menurutnya dapat menguntungkan semua pihak.

Jo meminta rapat urgen dengan para petinggi perusahaan. Dan dikesempatan itu. Dia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Namun bukan hanya mengundurkan diri. Dia juga mengatakan jikalau dia telah membagi jatah perusahaan yang dia miliki kepada keempat sepupunya.

Tentu saja keputusan Jo ini banyak ditentang oleh para petinggi perusahaan. Namun Jo tetap kekeh dengan pendiriannya. Baginya semua orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaannya, dan Jo ingin mengejar kebahagiaannya sendiri.

Walaupun, dengan begitu Jo juga tanpa sengaja menyakiti beberapa hati. Jo telah memikirkan jika hatinya hanya ada untuk Hikaru. Dan Harua, dia sungguh terpaksa untuk menghancurkan perasaan omega kecil itu.

"Maafkan aku Harua, tapi ini semua demi kebahagiaan kita semua, aku harus pergi dari sini." begitulah kira-kira kalimat yang Jo sampaikan pada Harua sebelum dia benar-benar pergi.

Harua hanya bisa menangis melihat kepergian Jo yang sangat mendadak tersebut. Dia ingin memprotes keputusan Jo. Tapi apa daya, Harua dari awal memang terlalu berharap dengan seorang Jo yang dia tahu sendiri masih memiliki seseorang di hatinya.


TBC.

SUCCESSION | &Team ✓Where stories live. Discover now