Selamat Membaca
Di sebuah kafe kecil di sudut jalan yang ramai, aroma kopi segar dan kue-kue yang baru dipanggang memenuhi udara. Suara riuh obrolan pengunjung menciptakan suasana hangat di dalam kafe. Di antara keramaian itu, Freya duduk di meja yang dekat jendela, dengan mata berbinar menatap keluar. Hari itu adalah salah satu hari musim semi yang cerah, dan bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan.
Freya adalah gadis yang selalu ingin tahu, penuh energi, dan sering kali tidak bisa diam. Dia telah menghabiskan waktu berjam-jam di kafe itu, menunggu seseorang yang belum pernah dia temui. Pikirannya melayang-layang, mengingat berita tentang festival seni yang akan diadakan di kota. Dalam hati, dia berharap bisa menemukan seseorang yang sejalan dengan semangatnya.
Di sisi lain, Floran baru saja menyelesaikan sesi latihan untuk pertunjukan seni yang akan datang. Dia adalah seniman muda yang berbakat dengan jiwa kreatif yang dalam. Dengan senyuman lembut dan aura tenang, dia sering kali menjadi pusat perhatian, meskipun tidak pernah menginginkannya. Hari itu, dia sedang dalam perjalanan ke kafe tersebut untuk mendapatkan inspirasi sebelum pertunjukannya.
Ketika Floran melangkah masuk ke kafe, pandangannya langsung tertuju pada Freya yang duduk sendirian. Ia terpesona oleh energi positif yang dipancarkan gadis itu. Freya mengenakan dress berwarna cerah dengan senyuman yang tak pernah pudar. Tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, Floran menghampiri meja Freya.
“Hai, bolehkah aku duduk di sini?” tanya Floran dengan suara lembut.
Freya menoleh dan tersenyum lebar. “Tentu saja! Aku Freya,” jawabnya sambil mengulurkan tangan.
“Floran,” balasnya sambil menyambut jabat tangan Freya. Mereka saling menatap, seolah ada ikatan yang terjalin di antara mereka.
“Jadi, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Floran sambil melirik ke arah buku sketsa yang terbuka di depan Freya.
“Aku hanya menikmati suasana dan menunggu inspirasi datang. Kebetulan ada festival seni yang akan diadakan, dan aku sangat tertarik untuk ikut,” jelas Freya.
Floran mengangguk. “Aku juga berpartisipasi dalam festival itu. Mungkin kita bisa saling mendukung,” katanya dengan senyuman.
Sejak saat itu, perbincangan mereka semakin mengalir. Freya bercerita tentang impiannya menjelajahi dunia seni dan bagaimana dia bersemangat untuk membuat karyanya sendiri. Sementara itu, Floran menceritakan perjalanan hidupnya sebagai seniman, tantangan yang dihadapinya, dan bagaimana seni selalu menjadi pelarian baginya.
Setiap kata yang mereka ucapkan seperti menambahkan benang tak kasat mata yang semakin mengikat hati mereka. Freya merasakan ketenangan saat berbicara dengan Floran, sedangkan Floran merasa hidup dengan semangat Freya yang tak terbendung.
Setelah berjam-jam berbincang, mereka berdua sepakat untuk mengunjungi festival seni bersama. Freya merasa seperti menemukan sahabat baru, seseorang yang bisa mengerti hasratnya terhadap seni. Ketika mereka meninggalkan kafe, suasana di luar terasa lebih cerah dan penuh harapan.
Di festival seni, mereka berkeliling, mengagumi karya seni dari berbagai seniman. Freya dengan antusiasnya memberikan komentar tentang setiap lukisan, sementara Floran menikmati melihat dunia dari sudut pandang Freya. Mereka berbagi tawa dan ide, dan dalam waktu singkat, kedekatan mereka semakin mendalam.
Saat matahari mulai terbenam, cahaya oranye membanjiri area festival. Freya tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap Floran. “Lihat, itu indah sekali!” serunya sambil menunjuk ke arah lukisan besar yang dipajang di dekat panggung. “Seolah-olah menggambarkan semua warna kehidupan.”
Floran tersenyum, merasakan getaran emosi yang mendalam dari ungkapan Freya. “Seperti kita, bukan? Kita masing-masing memiliki warna yang berbeda, tetapi bisa saling melengkapi.”
Kata-kata Floran menghujam di hati Freya. Dia merasa seolah telah menemukan seseorang yang bukan hanya sekadar teman, tetapi juga jiwa yang memahami perjalanan hidupnya.
Setelah berkeliling, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah bangku. Saat duduk, Freya merasakan detak jantungnya bergetar setiap kali ia mencuri pandang kepada Floran. “Kau tahu, aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya,” ucap Freya jujur.
“Begitu juga aku,” jawab Floran, wajahnya memerah. “Kita seolah sudah saling mengenal sejak lama, meskipun ini adalah pertemuan pertama kita.”
Malam semakin larut, tetapi mereka berdua tak ingin pertemuan itu berakhir. Mereka berbagi cerita tentang kehidupan, impian, dan harapan. Seiring waktu berlalu, Freya merasakan adanya ketertarikan yang lebih dalam terhadap Floran. Dia terpesona dengan kepribadian Floran yang tenang dan berkarisma.
Ketika festival itu hampir berakhir, Freya merasa sedikit sedih. “Apakah kita bisa bertemu lagi setelah ini?” tanyanya dengan sedikit ragu.
“Of course! Kita harus menggambar bersama, atau mungkin melakukan hal-hal konyol lain,” jawab Floran dengan semangat.
Dengan janji itu, mereka bertukar nomor telepon dan berpisah dengan rasa penuh harapan. Freya berjalan pulang dengan senyuman lebar, merasa hatinya bergetar dengan perasaan baru. Hari itu, pertemuan mereka bukan hanya sekadar awal dari sebuah persahabatan, tetapi juga awal dari perjalanan cinta yang akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu.
Sejak hari itu, Freya dan Floran semakin sering bertemu. Mereka menghabiskan waktu bersama di kafe-kafe, mengunjungi galeri seni, dan berbagi ide-ide kreatif. Setiap pertemuan membuat mereka semakin dekat, dan setiap detik yang berlalu semakin mengukuhkan perasaan yang tumbuh di antara mereka. Mereka tidak hanya menjadi sahabat, tetapi juga menemukan cinta dalam perjalanan seni yang mereka jalani bersama.
Mereka belajar satu sama lain, menginspirasi dan mendukung satu sama lain. Freya merasa lebih hidup dengan Floran di sisinya, sementara Floran menemukan semangat baru dalam setiap langkah yang diambil bersama Freya. Cinta mereka tumbuh seiring dengan setiap momen berharga yang dihabiskan bersama, membentuk kenangan yang akan terukir dalam hati mereka selamanya.
-------
Sesuai janji 😁😁😁
Ini kalo Madrid win gw bakal push chp 2 😁😁😁
Ditunggu ya kelanjutan nya 👍👍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
diantara dua cinta
Roman d'amourkisah perjalanan Freya untuk menemukan keberanian melangkah ke depan bersama Gito, sembari melawan bayangan Floran yang terus menghantuinya. Akankah Freya membuka hati sepenuhnya, atau tetap tenggelam dalam cinta yang tak mungkin kembali? Cerita ini...